Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Pembuktian Alessio Romagnoli di AC Milan, Beban Samai Nesta, Incaran Juventus dan Ketegasan Pioli

Alessio Romagnoli, Kutukan dan Berkah AC Milan dan peluang samai penampilan Alessandro Nesta

Penulis: Gigih
zoom-in Pembuktian Alessio Romagnoli di AC Milan, Beban Samai Nesta, Incaran Juventus dan Ketegasan Pioli
Instagram @alessio.romagnoli
Aksi kapten AC Milan, Alessio Romagnoli/Alessio Romagnoli, Kutukan dan Berkah AC Milan dan peluang samai penampilan Alessandro Nesta 

TRIBUNNEWS.COM - Pada 2004, striker kenamaan Italia, Sandro Tovalieri memanggil pemain berusia 9 tahun ke pinggir lapangan.

Memulai laga sebagai gelandang serang, Tovalieri meminta sang pemain berpindah posisi menjadi bek tengah.

Tovalieri sadar, permainannya sangat cerdas secara taktik, juga punya naluri pembacaan ruang, namun kemampuannya lebih cocok untuk bermain di posisi pemain bertahan.

Alessio Romagnoli, kemudian menempati posisi tersebut hingga kini di AC Milan.

Alessio Romagnoli
Alessio Romagnoli (gettyimages.ie)

Baca juga: Daniel Maldini Lanjutkan Tradisi Gol Dinasti Maldini, Dari Kakek Hingga Cucu Cetak Gol untuk Milan

Baca juga: Start Menawan Napoli Bersama Spalletti, Benalu Pengganggu AC Milan & Inter Milan Berburu Scudetto

Romagnoli adalah kutukan dan juga berkah bagi AC Milan.

Kualitiasnya disamakan dengan Franco Baresi, Paolo Maldini hingga Sinisa Mihaljovic.

Bahkan Mihaljovic memujinya sebagai salah satu bek dengan talenta terbaik dan mirip dengan Nesta.

Berita Rekomendasi

“Dia (Romagnoli) mengingatkan saya pada (Alessandro) Nesta, tetapi mungkin memiliki kemampuan teknis lebih baik.”

Sebuah hal yang langka dalam sepakbola, ketika pemain mampu menggabungkan kemampuan teknis dengan kekuatan bertahan.

Maka perbandingannya dengan Nesta tentu bukan sesuatu yang aneh.

Perpindahan mahal dari AS Roma ke AC Milan,membuatnya memiliki beban berat untuk memenuhi ekspektasi.

Dan Romagnoli mampu memenuhi ekspektasi tersebut di lini belakang AC Milan sejauh ini.

Romagnoli sendiri menyebut Nesta sebagai salah satu model utamanya, yang menunjukkan kesadaran anak muda itu tentang serangkaian kualitas yang sebenarnya dia miliki bersama dengan legenda tersebut.

Tekel cermat adalah ciri khas dari Nesta, tetapi gerakan tekel saja tidak menunjukkan sejauh mana kemampuan pemain dalam mengeksekusinya.

Gelandang Pantai Gading AC Milan Franck Kessie (tengah) merayakan kemenangan bersama bek Italia AC Milan Davide Calabria (kiri) dan bek Italia AC Milan Alessio Romagnoli setelah membuka skor pada babak 32 besar Liga Europa UEFA, pertandingan sepak bola leg kedua AC Milan vs Crvena Zvezda pada 25 Februari 2021 di stadion San Siro di Milan.
Tiziana FABI / AFP
Gelandang Pantai Gading AC Milan Franck Kessie (tengah) merayakan kemenangan bersama bek Italia AC Milan Davide Calabria (kiri) dan bek Italia AC Milan Alessio Romagnoli setelah membuka skor pada babak 32 besar Liga Europa UEFA, pertandingan sepak bola leg kedua AC Milan vs Crvena Zvezda pada 25 Februari 2021 di stadion San Siro di Milan. Tiziana FABI / AFP (Tiziana FABI / AFP)

Baca juga: Misteri Masa Depan Trequartista AC Milan Terkuak, Magis Pioli & Kesetiaan Klan Maldini di San Siro

Karena koordinasi dan kemampuan taktisnya, timing sliding Nesta jarang salah waktu dan sering kali memungkinkannya tidak hanya mengambil bola, tetapi juga bisa mengembalikan kembali secara efisien kepada rekan satu timnya.

Ini dimiliki juga oleh Romagnoli, kemampuan takelnya adalah salah satu yang cukup cermat, tetapi perbedaan terbesar antara Nesta dan Romagnoli adalah caranya membaca permainan.

Romagnoli membutuhkan banyak pengalaman untuk memiliki kemampuan tersebut, berkaca dari musim lalu, ini adalah masalah utamanya di AC Milan.

Dalam laga derby menghadapi Inter Milan, ia salah mengantisipasi pergerakan Lukaku yang membuat sang penyerang memiliki peluang emas di depan gawang.

Ini adalah salah satu kutukan dari pemain belakang yang memiliki teknik tinggi, celahnya dalam membaca permainan selalu menjadi masalah.

Nesta mengalaminya ketika di Lazio, namun pengalamannya selama di Milan membuat sang pemain punya kemampuan ini.

Romagnoli memang menjadi sasaran kritik di lini belakang AC Milan musim lalu.

Pembacaan permainannya kerap keliru dan memaksa Kjaer melakukan beberapa pelanggaran.

Selain itu ia Romagnoli dipertanyakan mengenai kualitasnya sebagai kapten tim, dengan banyaknya sosok yang lebih layak.

Namun, musim ini, Romagnoli berubah, ia menjadi sosok yang paling konsisten di antara 11 pemain yang diturunkan oleh Stefano Pioli.

Bahkan musim ini dia adalah pilihan utama Pioli untuk jabatan Kapten tim.

“(Kapten tim musim depan adalah) Romagnoli,” ujar Pioli saat itu di laman resmi klub.

Ia bermain penuh dalam empat laga terakhir AC Milan di Liga Italia, dan menjadi Kapten utama tim dan mengemas lebih dari 200 penampilan.

Banyak yang menduga bahwa Romagnoli akan dilepas pada awal musim lalu, dan Juventus menjadi tim yang menginginkan jasanya.

Bahkan Mino Raiola sudah membayangkan duet Romagnoli bersama Matthijs De Ligt, yang nampaknya masih akan tertunda.

Kini, AC Milan bertekad mempertahankan sang kapten, sebagai salah satu pemain vital mereka bersama dengan Franck Kessie.

Namun, jika akhirnya hengkang dari AC Milan, mengamini duet Romagnoli-De Ligt, tentu akan sangat sempurna untuk Juventus.

(Tribunnews.com/Gigih)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
21
16
2
3
35
14
21
50
2
Inter Milan
20
14
5
1
51
18
33
47
3
Atalanta
21
13
4
4
46
24
22
43
4
Lazio
21
12
3
6
37
28
9
39
5
Juventus
21
8
13
0
34
17
17
37
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas