Saatnya Barcelona Mencari Juru Selamat Lewat La Masia, Mulai Gavi hingga Nico Gonzalez
Satu-satunya cara yang bisa dipakai Barcelona untuk bangkit adalah memanfaatkan La Masia sebagai juru selamat seperti kebiasaan mereka sebelumnya.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Barcelona sedang mengalami musim yang horor musim ini.
Bagaimana tidak, tim asuhan Ronald Koeman tersebut berada di peringkat sembilan klasemen sementara La Liga 2021/2022.
Blaugrana juga berada di dasar klasemen Grup E Liga Champions dengan torehan 0 poin.
tim asal Catalan tersebut terbantai dua kali menghadapi Bayern Munchen dan Benfica, masing-masing dengan skor tiga gol tanpa balas.
Baca juga: Nasib Koeman di Barcelona Kian Suram Usai Belgia Kalah dari Prancis di UEFA Nations League
Baca juga: Bukan Marah, Luis Suarez Malah Bingung saat Dibuang Barcelona, Salah Koeman atau Blaugrana?
Hasil-hasil buruk tersebut selalu dikaitkan dengan kepergian Lionel Messi yang memilih hengkang ke ke Paris Saint-Germain sejak awal musim.
Seperti yang diuangkapkan oleh mantan pelatih Barcelona yang kini menukangi Manchester City, Pep Guardiola.
"Lionel Messi lebih dari sekadar pemain hebat, dia merupakan nyawanya Barcelona," ucap Pep dilansir The Guardian.
"Ketika Messi meninggalkan Barca, mereka (Barcelona) akan butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri, hal tersebut tidak bisa dipungkiri," lanjut pelatih asal Spanyol tersebut.
Apalagi, krisis keuangan Barcelona yang mengharuskan mereka meminjamkan Antonie Griezmann ke Atletico Madrid, membuat situasi Blaugrana semaikin sulit.
Hilangnya dua pilar di lini depan mengakibatkan performa Blaugrana begitu menurun.
Ditambah pesakitannya para pemain andalan lainnya seperti Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho.
Meskipun Coutinho telah sembuh dan kembali aktif bermain mengisi skuat utama Barcelona, namun performa pemain asal Brasil tersebut jauh dari ekspetasi.
Dari enam pertandingan yang sudah ia jalani bersama Blaugrana musim ini, Coutinho tak mampu menyumbangkan satupun gol maupun assist.
Keadaan keuangan yang sedang sulit, ditambah hengkangnya para pilar, serta anjloknya performa para pemain andalan membuat Barcelona kini harus memutar otak untuk segera bangkit dari keterpurukan.
Dengan keadaan seperti itu, satu-satunya cara yang bisa dipakai Barcelona adalah kembali memanfaatkan La Masia sebagai juru selamat seperti kebiasaan mereka di beberapa tahun sebelumnya.
Sebenarnya, Blaugrana telah mengorbitkan beberapa pemain mudanya seperti Pedri, Ansu Fati, Oscar Mingueza hingga Ronald Araujo.
Namun, ada deretan pemain muda lain, yang potensinya tak kalah mentereng, bahkan melebih nama-nama yang disebutkan di atas. Berikut ulasannya.
Nico Gonzalez
Nico Gonzalez selalu masuk sebagai pemain pengganti dalam tiga dari enam pertandingan pertama Barcelona di La Liga.
Nico menjadi starter untuk pertama kalinya bersama Blaugrana pada musim ini saat melawan Levante.
Pemain berusia 19 tahun tersebut kembali dipercaya untuk menjadi pemain sebelas pertama saat Barcelona bertandang ke stadion milik Atletico Madrid, Wanda Metropolitano.
Nico terlihat mampu beradaptasi dan memainkan peran yang penting bersama Sergio Busquets, yang jauh lebih berpengalaman di lini tengah.
Ia tak canggung untuk bekerja sama bersama Busquets, justru kehadiran captain kedua Blaugrana tersebut membuat peran Nico di lini tengah lebih cair.
Jika mampu tampil konsisten, dan tak mengalami cedera yang serius, Nico bisa saja dipercaya pelatih Barcelona untuk selalu tampil reguler di tiap minggunya, ia memiliki potensi yang besar.
Secara karakter permainan, Nico Gonzalez adalah tipe gelandang bertahan modern. Ia cakap dalam hal membagi bola.
Pelatih Barcelona B, Garcia Pimienta sering memainkannya sebagai jangkar selama dalam asuhannya. walaupun pada praktik di lapangan, Nico terkadang berperan sebagai pemain nomor 8.
Kemampuan dalam mencari dan menempati ruang, serta distribusi bolanya yang begitu menonjol membuat ia kerap disamakan dengan Sergio Busquets.
Itu juga menjadi alasan mengapa Barcelona memberikan nomor punggung 28 kepada Nico, angka tersebut adalah nomor punggung pertama Busquets saat membela Blaugrana.
Besar kans Nico untuk berkembang di Barcelona pada musim ini, apalagi ditambah hengkangnya Miralem Pjanic dan Ilaix Moriba ke Besiktas dan RB Leipzig, itu membuat persaingan di lini tengah Blaugrana semakin sedikit.
Praktis, Nico Gonzalez menjadi opsi utama untuk mengover Busquets dan Frenkie de Jong di area sentral, bahkan menduetkannya dengan dua pemain senior tersebut.
Alejandro Balde
Nama Alejandro Balde mungkin masih asing ditelinga para penikmat sepak bola.
Namun, pemain berusia 17 tahun tersebut memiliki kans yan cukup besar untuk menjadi salah satu bek kiri terbik di Barcelona.
Ia adalah sosok bek kiri modern yang memiliki skill dan kecepatan untuk melakukan penetrasi ke depan, ia juga mempunyai kelebihan dalam mengirimkan umpan lambung ke kotak penalti.
Klub-klub elit Liga Inggris seperti Chelsea, Liverpool, dan Manchester United dikabarkan sedang memantau prospek Balde dalam beberapa waktu terakhir.
Dengan Jordi Alba yang mulai pesakitan di musim ini, ditambah usia pemain asal Spanyol tersebut yang sudah menginjak 32 tahun, kans Balde untuk sering bermain bersama Blaugrana semakin besar.
Sejauh ini pemain muda kelahiran Spanyol tersebut telah mendapatkan dua kali kesempatan bermain bersama Barcelona.
Ia dipercaya Koeman untuk bermain selama 16 menit di Liga Champions dan 44 menit di La Liga.
Jumlah menit bermain Balde akan terus bertambah, mengingat kualitasnya yang mumpuni dan karakter Koeman yang mempercayai pemain-pemain muda membuat pemain berpostur 175 cm tersebut memiliki prospek cerah bersama Blaugrana.
Gavi
Gavi, pemain bernama panjang Pablo Martin Paez Gavira ini sebenarnya sudah menarik perhatian saat ia berhasil menembus skuat utama Barcelona.
Pemain berusia 17 tahun itu telah bermain sebanyak 7 pertandingan untuk Barcelona dengan total 408 menit dengan sumbangan 1 assist.
Terakhir, Gavi berada di starting line up saat Barcelona dikalahkan Atletico Madrid pada lanjutan Liga Spanyol.
Gavi bermain di posisi gelandang dan digadang-gadang sebagai titisan Andreas Iniesta.
Kreativitas dan kemampuan dribelnya yang mumpuni membuat Gavi digadang-gadang menjadi penerus maestro Barcelona itu.
Di awal-awal kariernya, Gavi bermain sebagai penyerang sayap dan penyerang tengah.
Namun, berkat visi bermainnya yang di atas rata-rata membuat ia digeser sebagai seorang gelandang.
Perpindahan posisi tersebut menjadi berkah sendiri untuk Gavi, ia dipanggil ke skuat utama Barcelona dan akan melakoni debutnya untuk Timnas Spanyol di usia 17 tahun.
Gavi datang sebagai bukti bahwa La Masia belum habis, kepercayaan Enrique memanggilnya ke dalam skuat Timnas Spanyol menjadi bukti ia adalah bakat yang menjanjikan.
"Dia sangatlah berbakat, Gavi mampu mengubah apa yang akan dia lakukan dalam sekian detik, visinya bermainnya sangat baik," Puji Franc Antiga, salah satu pelatih La Masia dilansir Goal International.
Dia juga dapat berimprovisasi dalam situasi permainan apa pun, ia adalah pemain langka dengan kemampuan seperti ini,"lanjutnya
Bermain sebagai gelandang dengan skema 4-3-3 bersama Cadete A dua musim lalu, Gavi sukses mencetak lebih dari 10 gol.
Torehannya tersebut membawanya tampil untuk Barcelona dalam laga pramusim saat usianya masih 16 tahun.
Setahun kemudian, ia berhasil masuk skuat utama Barcelona untuk melakoni laga-laga di Liga Spanyol dan Liga Champions.
Performanya terus melesat hingga menjadi bagian Timnas Spanyol untuk laga UEFA Nations League tahun ini, menggeser gelandang-gelandang elit seperti Fabian Ruiz dan Brahim Diaz.
Total, ia telah mengemas 2 caps bersama timnas Spanyol, Enrique tak segan memasang Gavi untuk tampil di laga semi final dan final di turnamen sebesar UEFA Nations League.
Gavi pun mampu menjawab kepercayaan Enrique dengan ciamik, ia tak malu-malu bermain bersama para pemain senior di La Furia Roja.
Gavi menjadi pemain paling potensial untuk Barcelona dan eropa musim ini, di usia yang baru menginjak 17 tahun, ia mampu menunjukkan kualitas dan mentalitas bermain yang luar biasa.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)