Direct Points
- Newcastle kedodoran di lini pertahanan
- James Tarkowski pembelian paling realistis untuk Januari
- Dijagokan di bursa taruhan jadi pembelian pertama Newcastle era baru

TRIBUNNEWS.COM, NEWCASTLE- Banyak nama besar disodorkan bakal menjadi pemain anyar Newcastle yang kini mendadak jadi klub kaya raya.

Mulai dari Jamie Vardy hingga Lionel Messi, dan Kylian Mbappe. Namun, satu nama yang sepertinya paling realistis, dan dinilai bakal jadi rekrutan pertama The Magpies adalah James Tarkowski.

The Magpies jadi klub tajir setelah dibeli senilai 300 juta pound atau sekitar Rp 5,8 triliun oleh Public Investment Fund (PIF), yang diketuai putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.

Pengambilalihan itu pun rampung pada pekan lalu sekaligus mengakhiri periode 14 tahun Mike Ashley sebagai pemilik Newcastle.

Suntikan modal raksasa memang bukan jaminan instan untuk mengubah tim dalam sekejap mata. Tapi dengan uang yang berlimpah, mereka bisa membeli pelatih berkualitas, dan barisan para pemain hebat.

Manchester City misalnya, yang dibeli Abu Dhabi United Group pada tahun 2008, dan memenangkan gelar Liga Premier pertama mereka pada tahun 2012.

Sementara itu, Roman Abramovich membeli Chelsea pada tahun 2003, dan memegang trofi liga hanya dua tahun kemudian.

Sekarang semua mata tertuju pada Newcastle, salah satu klub terkaya baru yang memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan dominan di Inggris, dan nantinya juga di Eropa.

Dan untuk itu, mereka membutuhkan pemain terbaik untuk direkrut pada bursa transfer musim dingin, Januari nanti.

Dari sekian nama fantastis yang disodorkan, seperti dikutip dari The Telegraph, nama yang paling realistis adalah James Tarkowksi.

Bek Burnley berusia 28 tahun ini akan habis masa kontraknya apda musim panas mendatang.

Dia kabarnya telah mengantongi ijin untuk pergi saat jendela transer musim dingin terbuka. Masuk akal, karena Burnley tak ingin kehilangan pemain terbaiknya secara gratis.

Tha Magpies sendiri sangat membutuhkan pemain seperti Tarkowski. Meski mereka tengah euforia dengan datangnya sang pemilik modal anyar yang kaya raya, tapi hal-hal buruk masih terus terjadi di lapangan.