Ketenangan Dwi Kuswanto di Persela Lamongan dan Warisan Chairul Huda
Dwi Kuswanto mampu menjawab tantangan itu di bawah mistar gawang Persela Lamongan pasca meninggalnya Choirul Huda 4 tahun lalu.
Penulis: Gigih
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Laga Persela Lamongan atas Madura United di BRI Liga 1 2021, bukan hanya persaingan untuk memperbaiki posisi di klasemen, terutama untuk Laskar Joko Tingkir yang berada di peringkat 14 di klasemen sementara.
Ini adalah laga yang cukup emosional bagi pemain dan pendukung Persela Lamongan.
Karena, tepat 15 Oktober, Persela Lamongan, harus kehilangan legenda mereka Chairul Huda 4 tahun lalu.
Sulit menghapus warisan yang diberikan Chariul Huda, yang juga menjadi alasan Persela Lamongan memensiunkan nomor punggung 1, sebagai penghormatan untuk sang Kapten.
Baca juga: Hasil BRI Liga 1: Ivan Carlos Gagal Penalti, 10 Pemain Persela Tahan Imbang Madura United 2-2
Baca juga: Hasil BRI Liga 1: Persita dan Persiraja Harus Puas Berbagi Angka, Skor Akhir 1-1
Tentu, tidak mudah untuk siapapun yang akan tampil di bawah mistar gawang Persela Lamongan, Chairul Huda adalah salah satu penjaga gawang terbaik yang sukses membawa Laskar Joko Tingkir di peta persaingan kompetisi sepak bola Nasional.
Tetapi, Dwi Kuswanto, mampu menjawab tantangan itu di bawah mistar gawang Persela Lamongan.
Kiper berusia 35 tahun ini, memang masih belum mendapatkan catatan nir bobol perdananya di Liga 1 2021, tetapi penampilannya adalah salah satu yang konsisten.
Setidaknya 3 penyelamatan dikemas Dwi Kuswanto pada pertandingan antara Persela Lamongan menghadapi Madura United.
Di awal karirnya bersama Persela Lamongan, Dwi Kuswanto sejatinya sempat menjadi bayang-bayang Choirul Huda.
Sejak datang pertama kali pada 2016 dari Arema FC, ia hanya menjadi pelapis sang kiper legendaris tersebut.
Kesabaran dan konsistensinya tetap tidak berubah, semusim menjadi deputi dari Choirul Huda, ia tetap menampilkan permainan apik kapanpun diturunkan sebagai pilihan di bawah mistar gawang.
Hingga pada 15 Oktober 2017, Chairul Huda, bertabrakan dengan Ramon Rodriguez, yang membuatnya kolaps di tengah lapangan.
Itu adalah musim yang berat bagi Persela Lamongan, mereka lebih banyak menelan kekalahan sepanjang Liga 1 2017.
Tetapi, peran Choirul Huda menjadi alasan mengapa Persela Lamongan masih bisa bersaing menjauhi zona degradasi.
Dan ketika Choirul Huda akhirnya meninggal pasca insiden tersebut, Persela Lamongan bak kehilangan sosok pemimpin di bawah mistar.
Ferdiansyah dan Alex Sander sejatinya lebih favorit menjadi pilihan utama, dan meneruskan warisan Choirul Huda.
Tetapi sosok Dwi Kuswanto kemudian yang menjadi andalan di bawah mistar gawang Persela Lamongan sejak musim 2018.
Di Liga 1 2018, kiper yang akrab disapa Dwikus ini, mulai rutin bermain di bawah mistar gawang Persela Lamongan.
Dikutip dari laman Transfermakt, Dwikus tampil sebanyak 26 kali di semua level kompetisi.
Dwikus tercatat bermain sebanyak 38 kali di Liga 1 2019, selain di liga, ia juga dipercaya tampil ketika Persela turun di Piala Indonesia dan turnamen pramusim Piala Presiden.
Di musim selanjutnya, Dwikus semakin mantap menjadi pilihan nomor wahid di bawah mistar Persela Lamongan.
Seketika, namanya yang semula selalu menjadi bayang-bayang dari kedigdayaan Huda, mulai bisa dibalikkannya menjadi sang penerus legenda Surajaya.
Namun, Dwi Kuswanto enggan berada di bawah bayang-bayang dan romantisme dari Choirul Huda, ia berpendapat, Huda tetaplah legenda untuk masyarakat Lamongan.
"Akhirnya saya menyimpulkan, saya harus jadi diri saya sendiri saja. Sosok untuk menggantikannya (Huda), susahnya di situ, apalagi, dia sang legenda," ujar Dwi Kuswanto kala itu.
Sejatinya, musim lalu, Dwi Kuswanto sempat memutuskan hengkang dan bergabung bersama PS Tira-Perseikabo, untuk gelaran Liga 1 2020.
Namun, pandemi memaksa liga dihentikan, tetapi, Dwi Kuswanto tetap menjadi bagian dari PS Tira-Persikabo.
Bahkan di awal 2021, namanya juga masih terdaftar sebagai kiper 'Laskar Padjadjaran'.
Ia bahkan sempat masuk ke dalam daftar nama yang disiapkan Tira Persikabo melawan Timnas Indonesia U-23 dalam uji coba pada 5 Maret lalu.
Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke Persela Lamongan untuk menghadapi Piala Menpora usai kontraknya bersama Tira Persikabo habis.
Kini di gelaran Liga 1 2021, Dwi Kuswanto adalah bagian penting dari Persela Lamongan.
Jabatan Kapten disandangnya, penampilan pria kelahiran Sidoarjo ini memang kalah vokal dibanding Demerson di tengah lapangan.
Tetapi, ketenangan Dwi Kuswanto berperan besar dalam permainan rapat racikan Iwan Setiawan, dan juga menjaga pemain Laskar Joko Tingkir untuk tidak terburu-buru dan menjaga tempo permainan.
Dan Dwi Kuswanto memang tidak akan menjadi bayangan Chairul Huda, tetapi bagi Dwikus, memberikan 100 persen di lapangan akan menciptakan warisan baru di bawah mistar gawang Persela Lamongan.
(Tribunnews.com/Gigih)