3 Prestasi Solskjaer yang Membuatnya Masih Didukung Alex Ferguson Untuk Menukangi Man United
Ole masih mendapat dukungan dari Ferguson dan para legenda United yang pernah merumput bersamanya. 3 hal ini menjadi dasar dari dukungan tersebut.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Ole Gunnar Solskjaer santer dikabarkan akan dipecat Manchester United pasca kekalahan memalukan melawan Liverpool di Old Trafford pada (24/10/2021) malam.
Tak tanggung-tanggung, Cristiano Ronaldo dan kolega harus mengakui kedigdayaan Liverpool dengan skor lima gol tanpa balas.
Sebelumnya Manchester United juga terus meraih hasil negatif, dari empat pertandingan di Liga Primer Inggris terakhir, United hanya berhasil mengumpulkan satu poin.
Baca juga: Dewan Tim Berkumpul, Manchester United Telah Membuat Keputusan Akhir Tentang Masa Depan Solskjaer
Baca juga: Ole Gunnar Solskjaer Masih Diberi Kesempatan Arsiteki Manchester United
Apalagi, sejak didatangkan tiga tahun lalu, juru taktik asal Norwegia tersebut belum pernah menyumbangkan satu gelar pun untuk Manchester United.
The Guardian melaporkan bahwa para pemain Setan Merah mulai meragukan kualitas Solskjaer dalam melatih, mereka tak begitu percaya dengan kapabilitasnya.
Sejumlah pelatih pun terus dikaitkan akan mengisi kursi kepelatihan Setan Merah, salah satunya pelatih asal Italia, Antonio Conte.
Dilansir BR Football, Jurnalis ternama asal Italia, Gianluca Di Marzio telah melaporkan bahwa Setan Merah telah menjalin kontak bersama Antonio Conte.
“Kontak pertama telah dilakukan antara Manchester United dan Antonio Conte, berdasarkan laporan dari Gianluca Di Marzio,"
"Conte yakin dia bisa melakukan tugasnya dengan baik bersama skuad Manchester United saat ini,”
Pengaruh Sir Alex Ferguson
Namun, Conte yang tinggal selangkah lagi datang ke Old Trafford harus menunggu waktu lebih lama. Solskjaer kembali mendapatkan kesempatan dari Setan Marah untuk menukangi Cristiano Ronaldo dan kolega.
Kedatangan Sir Alex Ferguson dalam sesi rapat Manchester United memberi titik terang untuk mantan striker andalan Setan Merah tersebut.
Dilansir Khelnow, Ferguson memberi saran kepada petinggi klub United, Ed Woodward untuk memberi waktu kepada Solskjaer setidaknya dalam tiga laga ke depan.
Ya, meski banyak kritik yang menghampirinya, Solskjaer memang masih mendapat dukungan dari Ferguson dan para legenda Manchester United yang pernah merumput bersamanya.
Salah satunya, eks gelandang Setan Merah yang kini telah menjadi Pundit di media Inggris, Paul Scholes.
Menurutnya, Solskjaer masih layak untuk mendapatkan kesempatan menukangi United setidaknya sampai musim 2021/2022 berakhir.
"Saya pikir ia (Solskjaer) layak mendapat kesempatan," Kata Scholes dilansir Sky Sport.
"Jika anda meihat tiga atau empat tahun terakhir tentang di mana United berada, itu mengejutkan, bukan? Tidak bagus untuk ditonton sebelum ia datang,"
"Ia telah membangun skuat di mana ia harus diberi waktu satu tahun lagi, setidaknya musim ini, untuk menunjukkan bahwa ia bisa membuktikan dan memenangkan trofi," Pungkas peraih 11 trofi Liga Inggris tersebut.
Apa yang dikatakan Paul Scholes memang ada benarnya, dibanding pelatih-pelatih The Red Devils sebelumnya, Solskjaer-lah yang paling memberi prospek.
Kekalahan 5-0 atas Liverpool memang menjadi mimpi buruk bagi Solskjaer, namun kita tak boleh menutup mata dengan apa yang sudah ia berikan untuk Manchester United selama tiga tahun ini.
Membawa Setan Merah menjadi runner up: prestasi tertinggi sejak musim 2012/2013
Di musim lalu, (2020/2021) Solskjaer mampu membawa Manchester United finish di peringkat kedua Liga Inggris dengan torehan 74 poin, ia mampu membawa Setan Merah untuk duduk di atas Liverpool dan Chelsea yang memiliki skuat mentereng.
Itu merupakan salah satu prestasi tertinggi mereka sejak terakhir menjadi juara pada musim 2012-2013 di era kepelatihan Sir Alex Ferguson.
Hebatnya lagi, Solskjaer selalu mampu membawa Setan Merah di posisi yang lebih baik setiap musimnya.
Di musim perdananya, ia hanya mampu membawa United berada di peringkat keenam.
Di musim selanjutnya, Marcus Rashford dan kawan-kawan mampu dibawanya finish di peringkat ketiga, dan di musim lalu, tangan dingin Solskjaer membawa United bertengger di posisi kedua di bawah Manchester City yang menjadi jawara.
Persentase kemenangan terbaik kedua setelah Alex Ferguson
Harus diakui, Solskjaer memang belum menghadirkan gelar untuk Manchester United sejak kedatangannya di Old Trafford untuk menggantikan Jose Mourinho pada tahun 2018 silam.
Namun ada hal yang bisa dibanggakan sang pelatih, yaitu persentase kemenangannya yang lebih baik dari nama-nama pelatih Setan Merah sebelumnya.
Persentase kemenangan eks pelatih cardif tersebut sebesar 54,9 persen, berada tepat di bawah Sir Alex Ferguson dengan persentase kemenangan 59,67 persen.
Fakta tersebut dapat menjadi alasan mengapa Alex Ferguson masih memberi kepercayaan kepada Solskjaer untuk menukangi Setan Merah meski dalam situasi yang pelik setelah terbantai dari Liverpool di kandang sendiri.
Gelar belum sanggup didapat, tetapi sentuhan Solskjaer membuktikan bahwa mereka dapat melaju ke arah sana seperti yang dahulu biasa dilakukan Sir Alex.
Hal tersebut diakui oleh legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker. Dirinya mengatakan bahwa Solskjaer adalah harapan untuk Manchester United.
“Ole adalah orang yang tepat untuk United agar bisa bangkit," Kata Lineker dikutip dari livescore.
"dirinya menunjukan jati diri tim lewat permainan United yang lebih baik, United akan bangkit di tangan oleh,” Lanjutnya.
Pendongkrak Performa Bruno Fernandes
Sejak didatangkan dari Sporting Lisbon, pemain asal Portugal tersebut menjadi seorang goal getter sekaligus playmaker handal yang rajin menyumbangkan assist untuk Setan Merah.
Sang pemain terlibat dalam 50 gol dari 60 laga yang dijalani bersama United di Liga Primer Inggris, dengan rincian 30 gol dan 20 assist.
Dalam sistem 4-2-3-1 Solskjaer, Pemain berusia 27 tahun tersebut mengisi pos nomor 10 yang lebih sering bergerak di area kotak penalti, perannya yang begitu ke depan di back up oleh dua gelandang pengangkut air, Fred dan Scott McTominay.
Sosok Solskjaer memang lebih banyak digaungkan saat Manchester United kalah, ketika menang, segala bentuk pujian dialamatkan kepada pemain secara individu, tidak kepadanya.
(Tribunnews.com/Deivor)