Harus Begadang, Mengapa Pertandingan Liga Champions Digelar Saat Jam Tidur di Indonesia?
Selain untuk memanjakan para penggemar sepak bola di eropa, penerapan waktu kick off tersebut juga untuk kepentingan komersil pemegang hak siar.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Liga Champions selalu menjadi ajang yang dinantikan oleh jutaan pecinta sepak bola di dunia.
Terutama di Indonesia, para penggila bola di sini rela membuat jam tidurnya berantakan hanya untuk menyaksikan pertandingan Liga Champions.
Tidur dengan durasi tiga sampai empat jam rela dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa sampai para pekerja agar tak ketinggalan pertandingan dalam ajang paling bergengsi di eropa tersebut.
Baca juga: Liga Champions: Solskjaer & Pertanyaan yang Mengiringinya, Pakai Skema Conte atau Balik ke 4-2-3-1?
Baca juga: Laga Hidup Mati AC Milan di Liga Champions, Potensi Ikuti Jejak Rival Fokus Berburu Scudetto
Nanti dini hari saja, kita sudah dinantikan dengan delapan pertandingan seru yang mempertemukan enam belas tim terbaik di benua biru.
Diantaranya, Bayern Munchen vs Benfica, Dynamo Kyiv vs Barcelona, Atalanta vs Manchester United, Villareal vs Young Boys, Wolfsburg vs Salburg, Sevilla vs Lille, Malmo vs Chelsea, dan yang terakhir Juventus vs Zenut St. Petersburg.
Barisan pertandingan tersebut akan dihelat mulai pukul 00.45 hingga sekitar pukul 04.30 WIB.
Ya, pertandingan-pertandingan Liga Champions memang selalu digelar pada malam hari waktu setempat (eropa).
Hal tersebut membuat kita sebagai penikmat sepak bola layar kaca di Indonesia diharuskan begadang jika ingin menonton laga-laga di Liga Champions.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa pertandingan Liga Champions selalu dihelat pada malam hari waktu eropa? mengapa kita harus selalu dibuat begadang untuk menontonnya?
Prioritas Siaran
Jadwal siaran Liga Champions secara 50:50 diatur oleh pihak siaran dan UCL. Para petinggi UCL dan pihak siaran saling bekerja sama untuk menentukan waktu tayang yang pas bagi para penikmat sepak bola di eropa dan amerika.
Contohnya, ketika kick off Liga Champions dimulai pada pukul 21:00 CET (Central European Time), artinya, di Sydney menunjukkan waktu pukul 05:00 (lebih cepat).
Dengan begitu, para warga Sydney atau daerah eropa di dekat sana akan mendapatkan jam yang ideal untuk menonton Liga Champions.
Baca juga: Klasemen Sementara Liga Champions dan Jadwal Pertandingan; Chelsea, MU, dan Barca Tanding Malam Ini
Baca juga: Liga Champions: Panggung Kebangkitan Juventus, Misi Terselubung Berburu Tiga Poin Penuh
Mereka dapat menyaksikannya sebelum jam berangkat kantor atau sekolah, para warga di sana juga tak harus begadang seperti kita untuk menyempatkan waktu menonton pertandingan UCL.
Prioritas juga diberikan kepada para penikmat sepak bola eropa yang berada di San Francisco, Amerika Serikat.
Ketika di Eropa masih berada di jam 21:00, maka Amerika Serikat sudah memasuki jam makan siang atau pukul 12.00.
Hal tersebut membuat para warga di sana dapat menonton Liga Champions di jam istirahat kerja dan sekolah.
Selain untuk memanjakan para penggemar sepak bola di sana, penerapan waktu kick off tersebut juga untuk kepentingan komersil pemegang hak siar.
Waktu kick off tersebut dirasa menjadi waktu yang pas untuk menjadi jadwal tetap pertandingan Liga Champions dimulai.
Lantaran, selama bertahun-tahun para pemegang hak siar televisi ataupun layangan streaming selalu meraup untung yang menggiurkan.
Waktu ideal untuk para pekerja dan pelajar di sana
Penerapan waktu kick off Liga Champions juga dibuat untuk menghargai para warga yang sedeng bekerja dan menuntut ilmu.
Malam hari adalah waktu bagi para warga di sana untuk beristirahat dan mencari hiburan, salah satunya adalah dengan datang ke stadion untuk menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding.
Faktanya, memang sangat jarang bagi warga di sana untuk membolos atau mengambil cuti hanya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.
Para petinggil UCL mengsiasati hal tersebut dengan memberi kesempatan dan kenyamanan bagi mereka untuk memberikan hiburan berupa pertandingan sepak bola.
Itulah yang menjadi alasan, sangat jarang kita melihat ada bangku yang kosong di stadion saat pertandingan Liga Champions.
Baik untuk tim tuan rumah ataupun tim tamu, selalu ada para suporter yang datang ke stadion untuk memberi dukungan kepada tim kesayangan mereka.
Ultras-ultras di eropa memang tak kalah fanatiknya dengan di Indonesia, mereka rela merogoh kocek kerja mingguan, menyisihkan uang saku, hingga menjual barang berharganya hanya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.
Walaupun untuk para penonton di asia tenggara khususnya Indonesia dirugikan dengan waktu kick off tersebut, namun antusiasme para pecinta sepakbola di sini dapat dikatakan begitu tinggi.
Setiap musimnya, selalu ada siaran televisi yang berebut untuk mendapatkan hak siar Liga Champions.
Beberapa kali rating televisi juga tertolong berkat tontonan Liga Champions yang mereka siarkan di jam dini hari.
Itu membuktikan bahwa antusiasme warga Indonesia dengan Liga Champions memanglah sangat tinggi.
Para penggemar sepak bola yang bijaksana rela melonggarkan waktunya untuk tidur lebih awal agar dapat bangun saat jam kick off Liga Champions.
Jadwal pertandingan yang digelar pada jam tidur serta bukan di hari libur tak menyurutkan gairah mereka untuk menyaksikan kompetisi paling bergengsi di eropa tersebut.
Dengan idealnya jadwal kick off untuk warga eropa dan antusiasmenya warga di asia khususnya Indonesia.
Nampaknya jadwal kick off Liga Champions di jam seperti ini akan terus menjadi kebijakan pihak siaran dan para petinggi UCL.
Meski kita harus menontonnya samil terkantuk-kantuk. Nyatanya, pertandingan Liga Champions selalu mampu menjadi magnet tersendiri bagi kita agar bangun dari tempat tidur dan menyalakan televisi untuk duduk menyaksikan pertandingan Liga Champions.
(Tribunnews.com/Deivor)