Gareth Southgate Kunci Ketajaman Harry Kane, Dirusak Nuno Santo, Menanti Peran Antonio Conte
Melempen bersama Tottenham Hotspur, Harry Kane Justru menunjukkan ketajamannya bersama Timnas Inggris.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
Permainan mereka di bawah Nuno begitu mengandalkan kecepatan Son Heung-min dan Lucas Moura yang berada di lini sayap.
Nuno menyerahkan segala aktivitas ofensif kepada Son Heung-min.
Itu tergambar dari rata-rata tembakannya yang menyentuh angka 3.4 per pertandingan, Harry kane hanya berada di 2.3 per pertandingan.
Nuno tak mampu memaksimalkan peran keduanya secara bersamaan, Son dan Kane merupakan duet tersubur di eropa musim lalu, namun Nuno sepertinya lupa akan hal itu.
Skemanya begitu mengandalkan kecepatan seorang Son, saat melakukan serangan balik, Son akan berada paling depan untuk menerima umpan.
Baik dari sisi tengah, kiri atau kanan, Son bebas bergerak, yang penting adalah membuka ruang.
Memang bagus untuk mengangkat performa pemain asal Korea Selatan tersebut, namun tidak untuk seorang Kane.
Kane tak mampu bergerak bebas, posisinya terisolir dengan pergerakan Son dan Delle Alli.
“Kami mencoba untuk menemukan perform terbaiknya (Kane) kembali," kata Nuno saat timnya mengalami kekalahan 0-3 atas Chelsea pada (19/9/2021).
"Dengan menciptakan situasi yang dapat meningkatkan sepak bola dan permainan kami, Kane adalah bagian dari tim,” Lanjutnya.
Namun, alih-alih menemukan performa Harry Kane yang sebenarnya, Nuno justru membawa Tottenham menuju kehancuran usai mengalami kekalahan memalukan menghadapi Manchester United.
Nuno pun dipecat dan kursi kepelatihannya dilanjutkan oleh pelatih kaliber Antonio Conte.
Tugas untuk mengembalikan ketajaman Kane pun sekarang menjadi juru taktik asal Italia tersebut.
Sudah dua laga dijalani Kane bersama Conte, namun nampaknya ia belum berhasil menemukan ramuan untuk membuat performa Kane kembali bertaji.