PSS Sleman Resmi Laporkan Kasus Dokter Gadungan ke Polisi
Pihak manajemen PSS Sleman memutuskan untuk melaporkan Elwizan Aminudin, si dokter gadungan, ke pihak kepolisian.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![PSS Sleman Resmi Laporkan Kasus Dokter Gadungan ke Polisi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/elwizan-aminudin-21221.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kasus dokter gadungan yang menyeret Elwizan Aminudin rupanya belum menemui titik akhir.
Bahkan bisa dibilang, kasus dokter gadungan di sepak bola Indonesia ini baru memasuki lembaran baru.
Pasalnya, PSS Sleman memutuskan untuk melaporkan Elwizan Aminudin, sang dokter gadungan ke pihak kepolisian.
![Elwizan Aminudin](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/elwizan-aminudin-21221.jpg)
Baca juga: Profil Elwizan Aminudin, Dokter Gadungan Tim PSS Sleman, Pernah Gabung Madura United dan Timnas U-19
Untuk diketahui, PSS Sleman merupakan tim yang mempekerjakan Elwizan Aminudin paling akhir.
Sebelumnya, ia pernah malang melintang di berbagai klub Liga sebagai dokter tim.
Bahkan ia juga pernah bergabung di Timnas Indonesia dengan jabatan yang sama.
Pihak PSS, melalui situs resmi klub, telah mengumumkan akan melanjutkan kasus ini ke jalur hukum.
Baca juga: Ada Dokter Gadungan di Liga 1, Dokter Zulfikar Sudah Curiga Saat Ngobrol, Elwizan Ogah Bicara Medis
Hempri Suyatna, yang mewakili manajemen, secara resmi telah melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian Polres Sleman.
Ia didampingi tim hukum dari PT Putra Sleman Sembada.
“Kami membawa berkas lengkap dari internal PT PSS berupa kontrak kerja dari yang bersangkutan.," ungkap Hempri.
"Kemudian berkas verifikasi keabsahan ijazah No: 5752/UN11/WA.01.00/2021 dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh yang menyatakan ijazahnya palsu,” sambungnya.
Hempri mengaku sudah mendapat balasan dari pihak kepolisian.
"Setelah verifikasi data dari pihak Polres Sleman, laporan kami sudah diproses," ujar Hempri.
"Kami mendapatkan Surat Tanda Terima Laporan Polisi, Nomor: STTLP-B/1573/XII/2021/SPKT/POLRES SLEMAN/POLDA DIY,” lanjutnya.
Proses pelaporan ini tak berjarak lama dari terbongkarnya kedok Elwizan Aminuddin sebagai dokter gadungan.
Dilansir Tribun Jogja, mencuatnya skandal ini pertama kali dicuitkan oleh seorang dokter Muhammad Iqbal Amin melalui akun twitter pribadinya.
"Another Fraudster, kali ini korbannya @PSSleman, konon ybs sempat jadi Dokter Timnas. Buat instansi yg mau ngerekrut dokter, lain kali cek n ricek ke situs Cek dokter di @kkigoid http://kki.go.id," cuit dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah ini melalui akun twitter pribadinya, @iqbalamin89, Rabu (1/12/2021) dikutip dari Tribun Jogja.
Reaksi PT LIB
PT Liga Indonesia Baru selaku operator sepak bola di negara ini meminta klub untuk lebih berhati-hati ke depannya.
“PT LIB akan berkomunikasi dengan klub-klub agar klub memverifikasi keabsahan ijazah tim medis,” kata Akhamad Hadian Lukita kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
“Hal ini akan dilakukan masing-masing klub. Selanjutnya, nanti akan dicek juga oleh tim Satgas Covid 19 PT LIB,” sambungnya.
Sementara itu, kasus dokter gadungan Elwizan Aminudin juga dilaporkan PT LIB ke Komite Medis PSSI.
PT LIB sudah memastikan Elwizan Aminudin (EA) sebagai dokter palsu. Tak ada dokumen resmi yang bisa membuktikannya bahwa dia adalah seorang dokter.
Kepastian ini didapat setelah tim dokter PT LIB melakukan berbagai penelusuran.
Hasilnya, Elwizan Aminudin memang tidak terdaftar di mana-mana sebagai dokter.
![Direktut PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita saat menghadiri turnamen pramusim Piala Menpora 2021 di Stadion Manahan. TRIBUNNEWS.COM/Muhammad Nursina](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/direktut-pt-liga-indonesia-baru-lib-akhmad-hadian-lukita-di-piala-menpora-2021.jpg)
“Beberapa waktu lalu saya selaku Wakil Satgas prokes liga, mendapat laporan informal terkait ‘dr.EA’ bahwa yang bersangkutan bukan seorang dokter. Lalu kami satgas prokes liga mencoba cek di website KKI Kolegium Kedokteran Indonesia/IDI Online, dan ternyata memang tidak terdaftar," kata dokter Alfan.
“Lalu kami cek berdasarkan ijazah-nya di Kampus FK USK (Universitas Syiah Kuala) Banda Aceh secara informal lewat akademik, ternyata juga tidak terdaftar. Diperkuat juga dengan cek bersama rekan-rekan dokter alumni FK USK Banda Aceh ternyata ada kejanggalan pada ijazah ‘dr.EA’,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Guruh, Abdul Majid) (TribunJogja.com/Taufiq Syarifudin)