Gagal Di Piala AFF 2020 Asosiasi Sepak Bola Malaysia Dituntut Merombak Manajemen Timnas
Pecinta Sepakbola di Malaysia mendesak Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) merombak seluruh manajemen dan pembinaan
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pecinta Sepakbola di Malaysia mendesak Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) merombak seluruh manajemen dan pembinaan skuat Macan Malaya.
Salah satunya datang dari mantan Timnas Malaysia, Datuk Jamal Nasir Ismail yang mengatakan kegagalan di Piala AFF 2020 karena situasi yang pesimistis.
Datuk Jamal Nasir Ismail secara pribadi menekankan bahwa Timnas Malaysia menghadapi kendala waktu dalam rangka menyiapkan Timnas dan itu menjadi salah satu alasan mereka hanya mendatangkan 24 pemain yang dinilai minim jam pertandingan di kompetisi dalam negeri.
“Orang-orang tidak tahu, akan mengatakan ada yang salah termasuk menuding jadwal M League. Tapi tahukah Anda bahwa jadwal ini telah diubah dan disusun berkali-kali agar sesuai dengan jadwal klub dan Timnas dengan mempertimbangkan faktor keadaan saat ini yang tidak pasti. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tanggal pendaftaran 30 pemain adalah pada 24 November dan tidak seperti tim nasional lain yang kompetisi domestiknya sudah berakhir, Malaysia masih memiliki pemain yang bermain untuk semi final dan final Piala Malaysia. Pelatih pasti tidak bisa mendaftarkan pemain saat itu karena khawatir ada yang terdesak masalah cedera. Jadi dari situ saya melihat kami kehilangan kesempatan untuk mendaftarkan pemain lagi karena batas waktu pendaftaran sudah lewat," papar Datuk Jamal Nasir Ismail.
Selain itu, Datuk Jamal Nasir Ismail juga menjelaskan, tidak adil jika ada yang menganggap kegagalan skuat Macan Malaya menjadi tolak ukur peta arah F:30 yang diluncurkan FAM sebelumnya.
Padahal, kata dia, sukses tidaknya pembinaan tidak terletak pada Timnas di ajang AFF Cup 2020 hanya karena roadmap-nya memiliki cabang yang lebih luas.
“Termasuk dalam hal tata kelola dan jika dievaluasi, skuat Timnas Malaysia U-22 juga akan lolos ke Piala Asia U-23 di Uzbekistan tahun depan. Bagi saya kegagalan di Piala AFF 2020 bukanlah akhir cerita bagi sepak bola nasional secara keseluruhan," katanya.
Lebih lanjut, Jamal menegaskan bahwa saling lempar kesalahan tidak akan menyelesaikan masalah, melainkan semua pihak harus bersabar dan menunggu keputusan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Saya juga mantan pemain nasional. Jika kita marah dan frustrasi bayangkan para pemain dan pelatih juga memiliki perasaan yang sama, siapa yang mau kalah? Jangan menghina pelatih atau manajemen, kita cari penyebab kegagalan dan perbaiki. Saya menghimbau kepada seluruh suporter untuk selalu positif dan menghadapi semua masalah ini dengan pikiran dan hati yang tenang agar kita bisa bersama-sama memberikan pandangan dan ide yang berwawasan luas. untuk sepak bola nasional,” katanya.