Thailand Juara Piala AFF 2021, Polking Beri Bantuan untuk Timnas Indonesia agar Makin Moncer
Alexandre Polking yang terpukau akan kualitas pemain muda Timnas Indonesia memberikan saran seusai Thailand menjuarai Piala AFF 2021.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking memberikan bantuan kepada Timnas Indonesia berupa saran seusai Piala AFF 2021 rampung, Sabtu (1/1/2022).
Alexandre Polking memberikan masukan yang dapat dilakukan pemain Timnas Indonesia untuk lebih moncer lagi penampilannya.
Satu di antara saran yang diberikan oleh pelatih berusia 45 tahun ini adalah agar Evan Dimas dkk merintis karier di luar negeri.
Sebagaimana yang diketahui, Thailand menjadi juara Piala AFF 2021.
Baca juga: Kutukan Timnas Indonesia di Piala AFF Berlanjut, Shin Tae-yong Minta Klub-klub BRI Liga 1 Lebih Peka
Baca juga: Sorotan Piala AFF 2021 - Gagal Juara, Timnas Indonesia Dihibur oleh Pelatih Thailand
Leg kedua final Piala AFF 2021 yang berlangsung di Stadion National antara Thailand vs Timnas Indonesia berkesudahan dengan skor 2-2.
Hasil imbang itu membuat timnas Indonesia harus puas kembali ke Tanah Air lagi-lagi dengan status runner up Piala AFF 2021.
Timnas Indonesia belum berhasil membawa pulang trofi Piala AFF 2020 setelah kalah agregat 2-6 dari Thailand.
Meski demikian, Polking mengaku takjub dengan permainan yang dimiliki pemain Timnas Indonesia.
"Saya yakin Indonesia akan memiliki masa depan cerah, dilihat bagaimana mereka bermain dan mampu unggul 1-0 dibabak pertama," tegas Alexandre Polking, dikutip dari laman Bongda.
"Pemain muda Indonesia sangat menjanjikan."
Khusus untuk itu, pelatih berdarah Belgia-Brasil ini meminta pemain muda seperti Alfeandra Dewangga, Ramai Rumakiek hingga Pratama Arhan mengikuti jejak Egy Maulana Vikri yang merintis karier di luar negeri.
Menurut Polking, tak harus bermain di klub Eropa. Namun juga bermain di liga wilayah Asia yang dipandang mumpuni.
Juru taktik tim Gajah perang itu memberikan contoh bahwa kompetisi di Korea Selatan dan Jepang bisa menjadi kiblat dan rujukan bagi pemain Asia Tenggara.
"Indonesia perlu meningkatkan permainan. Tidak perlu menunggu liga (domestik) membaik."