Timnas Putri Indonesia Tanpa Persiapan Maksimal Ke Piala Asia Wanita 2022 Kata Akmal Marhali
Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali mempertanyakan kesungguhan federasi sepakbola nasional, PSSI dalam mengikutsertakan timnas putri di Piala Asia
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali mempertanyakan kesungguhan federasi sepakbola nasional, PSSI dalam mengikutsertakan Timnas Putri Indonesia di Piala Asia Wanita 2022.
Diketahui pada pertandingan pertama Grup B, Timnas Putri Indonesia dibantai habis oleh Australia dengan skor 0-18 tanpa balas.
Kekalahan tersebut dipandang Akmal wajar sebab timnas putri nihil persiapan untuk mengikuti kejuaraan sepakbola putri se-Asia ini.
"Tak ada kompetisi, tanpa persiapan maksimal, hanya ujicoba melawan tim SSB. Tak ada try out melawan timnas negara lain," ujar Akmal kepada Tribunnews.com, Minggu (23/1/2022).
Bagi Akmal, minimnya persiapan ini menjadi gambaran besar bahwa PSSI tidak sungguh-sungguh dalam mengikutsertakan timnas putri di Piala Asia Wanita.
"Tiadanya persiapan ini sudah menggambarkan bahwa kita tidak serius menyiapkan diri tampil di Piala Asia," kata Akmal.
Dengan kondisi ini Akmal meyakini pasukan Rudy Eka Priyambada bakal menjadi lumbung gol di babak grup Piala Asia Wanita.
"Indonesia akan jadi lumbung gol tim yang bersiap serius seperti Australia, Thailand, dan Filipina," sambung dia.
Akmal menegaskan, bila federasi sepakbola nasional tidak sungguh-sungguh, jangan mengharapkan prestasi bisa diraih.
"Jangan berharap memanen bila tidak pernah menanam."
"Jangan berharap prestasi bila tidak serius. Prestasi butuh proses, bukan target bombastis hanya dengan kata-kata tanpa program nyata," tegas Akmal.
Atas dasar itu Akmal menyarankan agar PSSI kembali menyelenggarakan kompetisi sepakbola wanita di kancah nasional.
Dengan adanya kompetisi, pembinaan terhadap para pesepakbola wanita Indonesia bisa lebih terjamin.
"PSSI harus serius membina sepakbola wanita. Hidupkan kembali kompetisi profesional seperti Galanita pada era 1970-1980an yang mampu membuat sepakbola putri kita peringkat empat Piala Asia 1977 dan 1986," tutur Akmal.
"Hanya dengan pembinaan yang hebat dan kompetisi yang sehat, timnas sepakbola putri akan kuat," pungkas dia.