Roy Hodgson Resmi Menjadi Pelatih Pengganti Claudio Ranieri, Ini Misi Roy di Watford
Watford telah resmi menunjuk Roy Hodgson sebagai manajer baru mereka. Mantan bos Inggris dan Liverpool, 74, kembali ke Liga Inggris.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM, WATFORD- Watford telah resmi menunjuk Roy Hodgson sebagai manajer baru mereka.
Mantan bos Inggris dan Liverpool, 74, kembali ke Liga Inggris setelah meninggalkan Crystal Palace pada akhir musim lalu.
Watford memecat Claudio Ranieri pada Senin, perubahan manajerial ke-15 sejak keluarga Pozzo mengambil alih klub pada 2012.
Hodgson akan ditugaskan untuk mengamankan kelangsungan Liga Premier saat mereka duduk di urutan ke-19, dua poin dari zona aman.
Ray Lewington, yang mengelola Watford antara 2002 dan 2005, akan bergabung sebagai asisten, mengisi posisi yang sama seperti yang dia lakukan di bawah Hodgson untuk Inggris dan Palace.
Klub belum mengumumkan panjang kontrak Hodgson.
Watford bertindak cepat untuk menemukan pengganti Ranieri, yang pertandingan terakhirnya sebagai pelatih adalah kekalahan kandang 3-0 Jumat oleh rival degradasi Norwich.
Pertandingan pertama Hodgson adalah tandang ke Burnley, yang berada di dasar klasemen, pada 5 Februari.
Hodgson telah berada di manajemen sepakbola selama 50 tahun dan Watford menjadi klub ke-17 yang dia kelola di delapan negara.
Sementara dia juga pernah menangani tim nasional Swiss, Uni Emirat Arab dan Finlandia.
Sebelumnya, Roy Hodgson muncul sebagai kandidat kuat manajer baru Watford setelah pemecatan Claudio Ranieri, kemarin.
Dikutip dari talkSPORT, masih ada sejumlah detail yang harus diselesaikan dalam kesepakatan itu.
Tapi, kemungkinan Hodgson dapat diperkenalkan di Vicarage Road para Rabu (26/1) ini.
Hodgson, yang melatih Inggris dari 2012-2016, terakhir kali melatih Crystal Palace.
Dia meninggalkan Selhurst Park pada akhir musim lalu, setelah empat tahun memimpin.
Pria berusia 74 tahun ini memiliki karier legendaris selama lebih dari 50 tahun, dan telah menangani klub-klub seperti Inter Milan, Blackburn Rovers, Fulham, dan Liverpool.
Menariknya, pelatih kawakan ini juga pernah bekerja di bas bos besar Watford, yang merupakan pengusaha Italia, saat dirinya menangani Udinese pada 2001.
Hodgson juga punya asisten pelatih yang sama legendarisnya, Ray Lewington yang setia menemaninya selama bertahun-tahun.
Hodgson sendiri pernah berujar, yakin Watford punya cukup sumber daya untuk bertahan di Liga Primer.
Sebelumnya, Watdford telah memecat Claudio Ranieri.
Mungkin Ranieri tahu sejak jauh-jauh hari bahwa hari pemecatan di Watford itu akan datang.
Mungkin itu pula sebabnya, pelatih berusia 70 tahun ini memilih untuk tidak sepenuhnya terlibat dengan para pemain Watford selama 112 hari bertugas di Vicarage Road.
Seperti ditulis Sami Mokbel di Daily Mail, Ranieri jarang terlihat di kantin tempat latihan, pusat markas klub London Colney.
Dia menjaga martabatnya, dan bersikap sopan sampai akhir. Tapi apa yang bergejolak dalam hatinya tak ada yang tahu.
Metode pelatihannya pun dinilai kuno, dan tidak menyenangkan di markas pelatihan Fulham, Motspur Park. Dia juga jarang hadir, dan sering memilih liburan lebih cepat dari biasanya.
Interaksinya dengan para pemain terlihat kaku, jauh dari cair.
"Mungkin sulit untuk menjalin ikatan dengan para pemain karena dia tidak pernah ada di sana," kata salah satu sumber di Watford dikutip dari Daily Mail.
Ranieri tercatat menjadi pelatih kedelapan yang dipecat di Liga Primer musim ini.
Ironisnya, pelatih veteran ini menjadi pelatih dengan durasi tercepat yang didepak, dengan total 112 hari versi dari transfermarkt.
Kemudian ada adalah Nuno Espirito Santo yang dipecat setelah 123 hari dari Tottenham Hotspur. Diikuti Rafael Benitez yang didepak setelah 199 hari menangani Everton.
Selama 112 hari itu, Ranieri membawa Watford melakoni 14 laga, 13 di Liga Primer, dan satu laga di Piala FA, dimana timnya langsung tersingkir.
Di Liga Primer, The Hornets asuhan Ranieri hanya bisa dua kali menang dengan sepuluh kalah, dan satu seri.
Total, hanya meraup tujuh poin dari potensi 29 poin. Walhasil, Watford kini makin terbenam di zona degradasi di peringkat 19 dengan 14 poin dari 18 kali berlaga.
Situasi terus memburuk di kubu The Hornets belakangan. Mereka tak pernah menang dalam sembilan laga terakhir.
Dengan catatan delapan kali kalah, dan sekali seri. Sejumlah media di Inggris memprediksi Ranieri bakal dipecat akhir tahun lalu.
Ternyata, ia hanya berhasil bertahan tak sampai sebulan dari yang diperkirakan.
Ini adalah kali kedua Watford memecat pelatih pada musim 2021-2022.
Sebelumnya, kubu di Hertfordshire tersebut telah memecat Xisco Munoz pada 3 Oktober 2021, saat klub berada berada di urutuan ke-14.
Kemudian, mereka merekrut Claudio Ranieri yang sudah banyak pengalaman, terkhusus di Liga Primer Inggris.
Bagi Ranieri, ini adalah kali keempat dirinya harus mengakhiri masa jabatan di Liga Inggris.
Adapun klub-klub Inggris lain yang pernah ditanganinya, yakni Chelsea, Leicester City, dan Fulham.
Pencapaian terbesar Ranieri di Liga Inggris hadir saat membawa Leicester juara Liga Inggris 2015-2016.
Sayangnya, juru taktik berusia 70 tahun itu tak mampu mengulangi dongeng indah tersebut bersama Watford.