PT LIB Singgung Penerapan Full Bubble, Banyaknya Peserta Klub BRI Liga 1 2021 Jadi Pertimbangan
Banyak yang menyarankan PT LIB untuk memperketat protokol kesehatan (prokes) dengan menerapkan sistem full bubble.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Kompetisi BRI Liga 1 2021 telah menyelesaikan 5 pekan putaran kedua dan mulai dilanda badai Covid-19 yang menimpa beberapa kontestan.
Sejauh ini hampir 100 orang terpapar kasus Covid-19, baik pemain, ofisial hingga pelatih klub BRI Liga 1 2021.
Hal ini mulai mendapat sorotan terkait cara penanganan yang dilakukan PT LIB sebagai operator.
Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno menanggapi badai Covid-19 yang menyerang klub-klub di tanah air.
Baca juga: Satgas BRI Liga 1 2021 Bocorkan Kondisi Pemain Persib Bandung yang Positif Covid-19
Baca juga: BRI Liga 1: Persikabo 1973 Cuma Punya 10 Pemain Fit, Liestiadi Tak Mau Cari Kambing Hitam
Banyak yang menyarankan PT LIB untuk memperketat protokol kesehatan (prokes) dengan menerapkan sistem full bubble.
Sebenarnya, sistem full bubble to bubble ini sukses menangkal Covid-19 selama penyelenggara seri 1 dan 2 di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan seri 3 di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Namun memasuki seri 4 di Bali, operator sedikit lebih longgar menurunkan menjadi semi bubble dengan prokes ketat.
"Jadi begini kami tentu selaku operator akan mempelajari apakah memungkinkan terkait hal itu (full bubble), banyak hal yang berkaitan dengan aspek sepakbola, beda dengan misalnya yang pernah terjadi disini bulu tangkis," kata Sudjarno kepada awak media termasuk Tribun Bali.
Sebelumnya event Indonesia Masters 2021, BWF, Indonesia Open digelar di Nusa Dua Badung Bali pada November 2021. Sistem yang diterapkan full bubble dari semua event tersebut. Tak ada satupun atlet berkeliaran liar seperti yang terjadi di Liga 1.
"Ini jumlah berapa orang dan lainnya juga menjadi pertimbangan termasuk itu juga tempatnya tadi.
"Ini paling tidak kan satu klub bisa 50 orang pemain official, kira-kira begitu," katanya.
Sudjarno mengkalkulasi, kurang lebih 800 orang dari semua peserta Liga 1 Indonesia. Apakah jumlah ini bisa ditampung di salah satu hotel di Bali.
"Kalau dihitung sekitar 800an sekian orang gitu. Nah ini juga pertimbangan untuk satu hotel misalnya, itu juga menjadi bagian apakah bisa atau tidak dilaksanakan seperti itu. Apalagi dia juga keluar dari hotel ke Stadion-stadion yang berbeda," jelasnya.
Hingga saat ini BRI Liga 2021 masih menyisakan 13 pekan lagi. Namun terdapat dua match telah ditunda yakni laga Madura United vs Persipura Jayapura dan PSM Makassar vs Persib Bandung.
Satgas BRI Liga 1 Memuji Kebijakan Arema FC & Persik Kediri
Makin merebaknya COVID-19 di antara pemain BRI Liga 1 2021, membuat beberapa tim membuat kebijakan untuk memutus rantai penularan.
Dua tim, yaitu Arema FC dan Persik Kediri memiliki cara yang berbeda dalam menerapkan kebijakannya.
Hal ini diungkapkan oleh Satgas COVID-19 BRI Liga 1 2021, Dr. Alfan Nur Asyhar.
Baca juga: Sorotan BRI Liga 1 - Kebangkitan Persija Jakarta Dihadang Arema FC, Makan Konate Bisa Apa?
Baca juga: Persikabo 1973 vs Bali United - Duel Calon Top Skor BRI Liga 1, Spaso vs Ciro Alves
Meningkatnya angka COVID-19 di antara pemain dan ofisial klub, membuat para klub mulai meningkatkan protokol kesehetan atau prokes di lingkungan hotel tempat mereka menginap.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 yang bisa merugikan tim kala bertanding.
Beberapa klub bahkan menerapkan kebijakan mandiri untuk mencegah penularan.
Arema FC dan Persik Kediri misalnya menerapkan cara berbeda untuk membuat para pemainnya bisa disiplin.
"Yang jadi perhatian saat ini sudah adanya perubahan prilaku, mengikuti prokes yang cukup ketat," ujar Dr. Alfan saat ditemui awak media.
"Pergi keluar baik indoor atau outdoor juga berkurang, desinfektan hotel juga berkala, dan pengecekan dan perawatan AC terutama AC Sentral,"
"Ada beberapa tim satu kamar satu orang, salah satunya adalah Arema FC, dan itu efektif memutus rantai penularan," sambungnya.
"Pertemuan meeting membahas strategi juga kini melalui daring, tidak berkumpul, di jam makan juga bergantian 10 orang,"
"Masker juga berubah dengan lebih banyak menggunakan KN,".
Baca juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan 23 - Pekan Krusial Papan Atas, Arema FC vs Persija, Persib vs Bhayangkara FC
Baca juga: Bikin Arema FC Lupa Caranya Kalah, Sentuhan Magis Eduardo Almedia Patut Diacungi Jempol
Sedangkan untuk Persik Kediri, mereka menerapkan denda kepada para pemainnya jika ke luar kamar hotel tanpa izin.
"Juga ada tim yang menerapkan denda kepada pemain yang ke luar tanpa izin seperti Persik Kediri," sambungnya.
Selain itu, juga ada beberapa klub yang meminta pegawai hotel tempat mereka menginap di SWAB seutuhnya.
"Untuk hotel, ada yang meminta untuk pegawainya di SWAB Antigen, antisipasi yang dilakukan seperti itu dari klub," sambung Dr Alfan.
(Tribunnews.com/Ipunk, Gigih) (Tribun Bali/Marianus Seran)