Transformasi Mo Salah & Sadio Mane, Mental Juara yang Disulap Tangan Dingin Klopp di Liverpool
Dua pemain milik Liverpool, Mohamed Salah dan Sadio Mane sukses mengantar negaranya, Mesir dan Senegal melaju ke partai puncak Piala Afrika 2022.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Dua pemain milik Liverpool, Mohamed Salah dan Sadio Mane sukses mengantar negaranya, Mesir dan Senegal melaju ke partai puncak Piala Afrika 2022.
Mesir berhasil melaju ke final usai mengalahkan sang tuan rumah Kamerun di babak adu penalti.
Sedangkan langkah Senegal menuju partai final dapat dikatakan berjalan mulus, mereka sukses menumbangkan Burkina Faso di babak semi final dengan skor 3-1.
Ya, suksesnya dua pemain Liverpool mengantar negaranya melaju ke babak final Piala Afrika 2022 merupakan sebuah pembuktian tentang mental juara mereka.
Mohamed Salah dan Sadio Mane merupakan polesan tangan dingin Jurgen Klopp yang sukses mentransformasi mereka menjadi pemain bermental juara.
Atribut keduanya berhasil Klopp sulap menjadi pemain kelas dunia yang namanya diperhitungkan di pentas Liga top eropa.
Baca juga: Arema FC vs Persija Jakarta BRI Liga 1, Tanpa Maringa, Teguh Amiruddin Pun Jadi
Baca juga: Update Top Skor Piala Afrika 2022: Ledakan Duo Kamerun, Misi Sulit Mane Kejar Aboubakar di Puncak
Transformasi Mohamed Salah
Catatan golnya di Piala Afrika ini memang tak terlalu fantastis, hanya dua gol dari tujuh pertandingan.
Namun, pamornya sebagai bintang Liga Inggris serta predikat raja bagi Timnas Mesir yang berkali-kali mampu menjadi penyelamat negaranya adalah hal yang bisa saja membuat lawan berkeringat dingin.
Apalagi, target Mo Salah di gelaran Piala Afrika ini tak main-main, ia ingin membawa Negaranya menuju partai puncak sekaligus membawa pulang trofi paling bergengsi di Afrika tersebut.
"Ini adalah negara saya, yang paling saya cintai. Trofi ini (Piala Afrika) bagi saya akan sangat berbeda. Ini akan menjadi yang paling dekat dengan hati saya," kata Salah dilansir Allafrika.com.
Ucapan pemain Liverpool itu bukanlah omong kosong, ia benar-benar mampu menjadi penyelamat bagi Mesir di saat-saat yang penting.
Di babak delapan besar, torehan satu gol dan satu assistnya menjadi kunci kemenangan Mesir menghadapi Maroko.
Timnas Mesir mampu mengandaskan perlawanan Maroko hingga babak extra time dan unggul dengan skor 2-1.
Keberhasilan Timnas Mesir melaju hingga babak semi final adalah sebuah kejutan.
Pasalnya, lawan yang mereka hadapi dari babak penyisihan grup adalah tim-tim Afrika yang banyak diisi oleh pemain-pemain elite Eropa.
Yang paling mencolok adalah bagaimana Mesir mampu mengandaskan perlawanan Nigeria dan Pantai Gading sebelum akhirnya mempermalukan Maroko.
Ya, dengan mentalitas yang ditularkan Mohamed Salah, Timnas Mesir yang sebelumnya tak diperhitungkan, menjelma menjadi kandidat juara Piala Afrika.
Itu semakin membuktikan bahwa Salah merupakan pemain kelas dunia, di usianya sekarang (29) ia mampu menjadi kunci untuk negaranya juga klub yang ia bela, Liverpool.
Di setiap tahunnya ia selalu mampu membuat dunia takjub dengan gelontoran gol dan aksi-aksinya di lapangan.
Penampilan Mohamed Salah selalu melejit dari musim ke musim, ia tak ada habisnya!
Sejak didatangkan Liverpool dari AS Roma pada 2017 silam, Salah menjelma menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia.
Di musim pertamanya bersama Liverpool (2017/2018), pemain asal Mesir itu langsung tampil bertaji dengan mencetak 32 gol di Liga Inggris untuk The Reds.
Salah pun berhasil membawa pulang gelar Sepatu Emas atas torehan golnya tersebut.
Sekaligus memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu musim Liga Inggris, melewati torehan Cristiano Ronaldo, Luis Suarez dan Alan Shearer.
Orang-orang pun dibuatnya tercengang, sekaligus meragukan konsistensi Salah untuk Liverpool di musim selanjutnya.
Keraguan itu wajar, memang Salah tidak terlalu bersinar saat membela AS Roma dan Fiorentina di Liga Italia.
Apalagi jika menengok karier Salah bersama Chelsea, ia dipinggirkan Mourinho, dan tak masuk rencana pelatih asal Portugal tersebut. Sangat tidak meyakinkan.
Tetapi, Salah mampu menjawab keraguan tersebut lewat kualitasnya. Naluri mencetak gol Salah tak mati.
Di musim selanjutnya, (2018/2019) Salah kembali mampu menjadi top skorer Liga Inggris dengan torehan 22 gol bersama Sadio Mane dan striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang.
Dari situ, kualitasnya pun diakui, Salah masuk dalam jajaran striker elit Eropa yang namanya mendunia.
Bahkan, ketenaran Salah mampu memberi dampak pada cara pandang orang tentang agama islam.
Selebrasi sujud Salah setiap kali mencetak gol ramai dibicarakan.
Pemain berusia 29 tahun itu mengatakan bahwa cara itu dilakukannya sebagai ungkapan terima kasihnya pada Tuhan.
Apa yang dilakukannya di atas lapangan takkan berarti apa-apa tanpa izin dari Tuhan.
Berkat ketenaran dan selebrasi positif yang dilakukan Salah, sebuah riset World Economic Forum mengungkapkan bahwa Islamophobia yang lama berbelit di Inggris, termasuk di daerah Merseyside Liverpool mulai menurun intensitasnya.
Semakin banyak gol dan selebrasi sujud yang dilakukan Salah, semakin banyak pula ia memberi dampak positif.
Ditemukan bahwa kejahatan rasial di sana 'jauh lebih rendah' yaitu turun sebanyak 18,9 persen sejak Salah bergabung dengan Liverpool.
"Penurunan yang diamati lebih besar di Merseyside daripada di semua negara plasebo, menunjukkan bahwa hasilnya bukan hanya kebetulan," tulis para peneliti dalam situs tersebut.
"Adanya penurunan di angka yang lebih besar dalam kejahatan rasial daripada kategori kejahatan lainnya,"
Ya, kegemilangan Mo Salah sampai berdampak pada hal sesenstif itu, dan selebrasi sujud tersebut selalu ia lakukan kembali di musim-musim selanjutnya sampai sekarang.
Di musim 2019/2020 dan 2020/2021, Salah sukses menciptakan 19 dan 22 gol untuk Liverpool, sekaligus memberi gelar Liga Champions dan Liga Inggris untuk tim yang bermarkas di Anfield tersebut.
Dan di musim ini, penampilannya lebih gila lagi, ia sukses menciptakan 23 gol hanya dari 26 penampilan bersama The Reds.
Sebelumnya, Salah juga mengukir rekor sebagai pemain sayap tercepat yang berhasil mencetak 100 gol di Liga Inggris.
Pemain berambut keriting tersebut berhasil mencetak 100 gol hanya dalam 162 laga. Mengalahkan torehan dari seorang Cristiano Ronaldo.
"Rekor Mo Salah benar-benar gila. Dia masih lapar dan saya benar-benar tidak tahu berapa banyak rekor yang masih bisa dia pecahkan lagi," puji Jurgen Klopp dilansir Sky Sports.
"Sejak dia bergabung dengan kami, dia telah menjadi pemain yang sempurna. Dia pemain kelas atas,” lanjutnya.
Mohamed Salah pun masuk dalam urutan ke tujuh dalam daftar pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) yang di rilis pada (30/12/2021).
Kini, kejutan selanjutnya sedang dirancang Mohamed Salah, yaitu mengantar Timnas Mesir melaju ke babak final Piala Afrika 2022 dan menjuarainya.
Transformasi Sadio Mane
Sadio Mane sukses mengantar negaranya, Timnas Senegal melaju ke babak final Piala Afrika 2022 usai mengalahkan Burkina Faso dengan skor 3-1 di partai semi final pada (03/02/2022).
Pemain milik Liverpool itu menjadi bintang dengan torehan satu gol dan satu assist di laga yang digelar di Ahmadou Ahidjo Stadium tersebut.
Sadio Mane mampu memberikan impact yang luar biasa bagi Timnas Senegal dengan nama besar yang ia pikul sebagai bintang di Liga Inggris yang bermain untuk tim sebesar Liverpool.
Bahkan, Mane sempat mengalami cedera horor saat mengantar Timnas Senegal lolos ke babak perempat final Piala Afrika 2022.
Sebelum mencetak gol kemenangnan untuk negaranya, Sadio Mane sempat mengalami benturan keras dengan kiper Cape Verde di menit ke 55'.
Pemain milik Liverpool itu jatuh tersungkur dengan bagian kepala terlebih dahulu.
Namun, alih-alih diganti, Sadio Mane tetap dimainkan oleh pelatih Senegal dan sempat mencetak gol pembuka di laga tersebut lewat sontekan plesing cantik pada menit 62'.
Setelah mencetak gol, Sadio Mane merasakan ketidaknyamanan di bagian kepalanya, alhasil dirinya harus ditarik keluar pada menit 70' dan dilarikan ke rumah sakit.
Untungnya, setelah melalui proses perawatan yang intensif, keadaan Mane dinyatakan sehat dan hanya mengalami gagar otak ringan.
Apa yang ditunjukkan Mane di momen tersebut memang luar biasa, dirinya rela menahan rasa sakit selama 15 menit untuk mengantar negaranya melaju ke babak perempat final.
Satu golnya ke gawang Cape Verde adalah bukti perjuangan pemain berusia 29 itu.
Setelah mengalami peristiwa yang mengerikan itu, ia kembali menjadi pahlawan di partai semi final dan mengantar Senegal melaju ke babak final Piala Afrika 2022.
Sadio Mane memang sebuah jawaban ketika tim yang ia bela membutuhkan juru selamat untuk meraih kemenangan.
Ia mampu tampil menawan di liga dan klub manapun yang ia bela.
Mane pernah menjadi bintang di Salzburg dengan torehan 45 gol dari 87 pertandingan, Mane mampu menarik perhatian Southampton untuk memboyongnya dan bermain di Liga Primer Inggris.
Dari situlah mimpinya tercapai, ia berhasil mewujudkan cita-citanya sejak kecil, yakni bermain di liga Primer Inggris, liga yang menurutnya terbaik di dunia.
Atribusi Sadio Mane adalah kecepatan dan kemampuan dribelnya yang luar biasa, ia juga memiliki insting mencetak gol yang tinggi.
Bermain sebagai winger kiri untuk Southampton, Mane sukses menyumbangkan 45 gol dan 32 assist dari 75 pertandingan di seluruh kompetisi untuk tim yang bermarkas di Stadion St Mary's tersebut.
Torehannya itu membuat juru taktik Liverpool asal Jerman, Jurgen Klopp tertarik untuk merekrutnya.
Dan benar saja, di musim 2016/2017, The Reds rela merogoh kocek sebanyak 34 juta poundsterling atau setara dengan Rp598 miliar untuk membawa Mane ke Anfield.
Nama sang pemain pun melambung tinggi, bersama The Reds, Mane mampu menyumbangkan gelar Liga Primer Inggris dan trofi paling bergengsi di eropa, Liga Champions.
Di musim 2018/2019 Mane juga berhasil meraih gelar top skor Liga Primer Inggris dengan torehan 22 gol.
Mane adalah winger yang luar biasa, salah satu yang terbaik di dunia, dribbles completed Mane berada di angka 2.18 per pertandingan, hanya kalah dari Mohamed Salah.
Namun, Masalah menciptakan peluang, Mane yang menjadi paling handal, xG Mane di Liga Primer Inggris musim ini berada di angka 10.3, lebih tinggi dari Mo salah yang hanya berada di angka 11.4.
Perjuangannya untuk berada di puncak karir seperti sekarang adalah luar biasa, drama di turnamen Piala Afrika bersama Senegal kemarin adalah bukti nyata bahwa Mane adalah sosok yang berani mengorbankan segalanya untuk tim yang ia bela.
Ya, Sadio Mane dan Mohamed Salah, dua punggawa Liverpool yang akan saling sikut di partai puncak Piala Afrika 2022.
Siapapun yang akan meraih trofi nantinya, prestasi keduanya telah membuat publik Anfield bangga dengan mental dan perjuangan mereka di Piala Afrika edisi kali ini.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.