Kenapa Liga 1 2021 Jalan Terus Meski Kasus Covid-19 Mengganas? Ini Analisis dari SOS
Padahal, sejak Kamis (5/2/2022) pekan lalu, total ada 99 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan 11 klub peserta BRI Liga 1.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kenapa Liga 1 Jalan Terus Meski Kasus Covid-19 Mengganas? Ini Analisis dari SOS
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru (LIB) seperti bergeming dengan banyaknya temuan kasus Covid-19 di lingkungan kompetisi sepakbola BRI Liga 1 musim 2021/2022.
Kompetisi sepakbola kasta teratas di Indonesia itu tampak dipaksakan berlangsung dengan segala risikonya.
Padahal, sejak Kamis (5/2/2022) pekan lalu, total ada 99 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan 11 klub peserta BRI Liga 1.
Kurva kasus Covid-19 di lingkungan BRI Liga 1 itu belum melandai. Hari ini, Rabu (9/2/2022), ada tambahan 20 kasus Covid-19 yang dilaporkan Persija Jakarta.
Baca juga: Ini Nama-Nama 20 Pemain Persija Jakarta yang Positif Covid-19 Jelang Laga Lawan Madura United
Baca juga: Juara Dunia MotoGP Jalan Kaki Beli SIM Card di Konter HP Pinggir Jalan, Quartararo Jatuh Cinta
Besarnya angka kasus Covid-19 di klub berjuluk Macan Kemayoran itu membuat laga pekan 24 BRI Liga 1 antara Persija Vs Madura United, harus ditunda.
Namun laporan kasus Covid-19 baru dari Persija ini tidak membuat PT LIB bergeming.
Kompetisi BRI Liga 1 masih berlangsung, atau dipaksakan berlangsung sekalipun harus mengorbankan keselamatan dan kesehatan seluruh pemain, ofisial, serta staf pelatih 18 klub peserta.
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali menganalisis, PT LIB meneruskan BRI Liga 1 karena terikat kontrak dengan televisi.
Baca juga: Tak Gelar Uji Tanding Seperti 3 Rival Utama, PSSI Yakin Timnas U-23 Indonesia Juara Piala AFF U-23
Bila jadwal pertandingan menjadi molor, tidak menutup kemungkinan ada biaya yang dikenakan pada PT LIB sebagai operator kompetisi.
"Mereka kejar tayang. Mereka sudah terikat kontrak dengan televisi juga. Kalau dihentikan nambah biaya operasional," ujar Akmal Marhali kepada Tribunnews.com, Rabu (9/2/2022).
"Yang dihitung di sini cost-nya, kalau dihentikan sementara, tentu ada cost tambahan yang harus ditanggung oleh LIB dan sebagainya. Itu yang kemudian dipikirkan," sambung dia.
Dalam hal ini, boleh dibilang PT LIB mengambil keputusan yang hanya mempertimbangkan kepentingan materil.
Baca juga: 20 Pemain Persija Positif Covid-19, SOS Sayangkan Lemahnya Tracing Kasus oleh PT LIB
"Jadi yang ada di pikiran LIB sekarang ini semua tentang uang. Kerugian-kerugian secara materil ini yang dihitung, sehingga dipaksakan Liga 1 tetap main," tutur Akmal.
Sebenarnya kata Akmal ada kerugian immaterial yang lebih besar dengan kompetisi yang dipaksakan ini.
"Pertama tentu secara kualitas kompetisi tidak lagi dilihat sama LIB. Kualitas kompetisi kita jadi jeblok, tapi tidak dilihat lagi, yang penting selesai saja. Mau pakai pemain lapis dua, lapis tiga, pakai, yang penting kompetisi selesai," kata dia.