Jadi Pahlawan Kemenangan Chelsea di Piala Dunia Antarklub, Kai Havertz Bertekad Bawa Jerman Juara
Kai Havertz mengincar kejayaan Piala Dunia bersama Jerman setelah dia bersama Chelsea meraih trofi Piala Dunia Antarklub.
Penulis: Muhammad Barir
Pasalnya, Jorginho yang merupakan algojo pertama masih duduk di bangku cadangan.
Sementara Romelu Lukaku yang merupakan eksekutor kedua, sudah diganti di babak kedua.
Kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta kemudian melakukan trik "mind games". Dia berlaku seolah-olah akan jadi eksekutor, dengan terus memegang bola, dan berdiri di kotak putih.
Langkah itu dinilai jenius, karena membuat para Palmeiras semua fokus kepadanya, semua berusaha memprovokasinya.
Baru di saat-saat akhir, saat situasi tenang, sang kapten menyerahkan bola kepada Havertz yang jadi eksekutor sesungguhnya.
Bagi pemain yang baru berusia 22 tahun, menendang penalti di momen akbar, saat laga tersisa enam menit lagi, pastinya jadi beban luar biasa.
Dan Havertz awalnya memang tampak gugup. Dia berkecak pingging. Menarik napas panjang berkali-kali. Tapi dengan penuh keyakinan dia kemudian menendang bola ke sudut kanan gawang yang mengecoh kiper Weverton.
Penuh kegembiraan, Havertz berlari ke pinggir lapangan sembari membuka jerseynya merayakan gol spesial yang memastikan kemenangan The Blues.
Usai laga, Havertz mengaku sempat gemetar saat harus menyandang tugas maha penting tersebut.
"Saya gugup, saya harus jujur. Maksud saya itu penalti sangat penting. Itu gila. Saya pikir itu bagus karena saya tetap gugup dan sangat bahagia," kata Havertz dikutip dari Daily Mail.
"Saya adalah penendang penalti ketiga. Jorginho dan Lukaku keluar jadi saya satu-satunya di lapangan dan pemain lain memberi saya kepercayaan. Hakim Ziyech, Azpilicueta, dan semua rekan-rekan mengatakan 'saya bisa melakukannya'. Dan ya, saya bisa!," katanya semringah.
"Saya tidak tahu harus berkata apa, maksud saya, saya selalu memimpikan perasaan yang luar biasa ini untuk saya," ujar Havertz saat ditanya tentang perasaannya jadi penentu kemenangan di partai final.
"Luar biasa. Setelah juara Eropa sekarang juara dunia. Bagi saya kedengarannya itu lebih baik. Kami pantas mendapatkan banyak hal menang di laga ini, dan itu adalah perasaan yang luar biasa," ujarnya.
Pelatih The Blues, Thomas Tuchel memuji mental baja pemain asal Jerman ini.