Dua Laga Farmel FC Bertabur Kontroversi, Bandung United dan Persikota Ungkap Fakta Soal Wasit
Dua tim yang melawan Farmel FC merasakan bagaimana 'kejamnya' wasit. Apa yang terjadi? Bandung United dan Persikota ungkap fakta ini soal wasit
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Dua Laga Farmel FC Bertabur Kontroversi, Bandung United dan Persikota Ungkap Fakta Soal Wasit
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kompetisi Liga 3 kembali menjadi sorotan.
Dua laga yang melibatkan Farmel FC berhias sejumlah keputusan kontroversial dari wasit.
Teranyar, terjadi di pertandingan babak 16 besar grup CC yang mempertemukan Persikota Tangerang vs Farmel FC.
Baca juga: Hal yang Terjadi pada Wasit Farmel FC Vs Persikota, Dihukum PSSI, Dicolek Prilly, Diserbu Netizen
Baca juga: Wajah Lini Tengah Milan Musim Depan: Bakayoko Didepak, Pobega Datang, Theo Hernandez Lebih Komplet
Dalam laga yang bergulir di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (6/3/2022) itu Persikota kalah 3-0 dari Farmel FC.
Pertandingan sempat terjadi kericuhan lantaran kepemimpinan wasit yang terlihat membela Farmel FC.
Bahkan Pemilik Persikota Tangerang yang juga seorang aktris, Prilly Latuconsina turut mengungkapkan rasa kecewanya.
“Keanehan yang terjadi di pertandingan ini onside jadi offside, tidak ada pelanggaran jadi pelanggaran. Harusnya tidak kartu jadi kartu, membuat saya sedih sama kondisi persepakbolaan di Indonesia. Saya berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi, sangat disayangkan sekali hal seperti ini terjadi,” tulis Prilly dalam instastorynya dengan menandai Instagram PSSI.
Baca juga: Jadwal Lengkap 5 Laga Tersisa 5 Tim Teratas Klasemen Liga 1, Siapa Punya Jalur Lebih Mulus?
Kejadian itu pun turut mendapatkan simpatik dari Manajer Bandung United, Yoyo S. Adiredja.
Seperti diketahui, Bandung United juga merasa dicurangi wasit saat dikalahkan Farmel FC pada babak 32 besar.
Yoyo pun telah memberikan teguran keras dan surat permohonan evaluasi kepada perangkat PSSI.
Dalam kejadian tersebut Yoyo menilai wasit tidak fair dalam mengambil keputusan dengan melayangkan empat kartu merah kepada pemain Bandung United serta sikap wasit yang menolak bersalaman dengan tim pelatih di akhir pertandingan.
Dari kejadian serupa, Yoyo pun berpikir apakah ini ada unsur kesengajaan yang terus menguntungkan tim Farmel FC.
Baca juga: Hal Ini Bikin Robert Alberts Khawatir Persib Dalam Kondisi Lemah Lawan Arema FC di Laga Krusial
“Ya saya pikir begini sebenarnya kalau kami mau objektif, semua orang bola bisa melihat seperti apa yang terjadi di lapangan saya tidak menilai subjektif sendiri. Jadi apakah ini sebuah kesalahan, sebuah kekhilafan atau sebuah kesengajaan dan prihatin ya yang harus didalami ya, kenapa harus berhadapan dengan tim itu-itu juga kejadiannya,” kata Yoyo saat dihubungi Tribunnews, Selasa (8/3/2022).
“Jadi seolah-olah ada yang mengatur ini terus berjalan,” sambungnya.
Bagi Yoyo, kompetisi ini bukan hanya sekadar menang dan kalah.
Klub Liga 3 yang dihuni pemain-pemain muda seharusnya benar-benar mendapatkan perhatian bukan malah merusak motivasi para pemain muda.
Baca juga: Persib Bandung Cemas Ancaman Krisis Pemain dan Digembosi Wasit di Enam Laga Sisa Liga 1 2021
Tak hanya itu, kejadian seperti ini apabila terus berlanjut justru akan membuat orang yang semangat membangun sepakbola Indonesia akan hilang kepercayaannya.
Terlebih kompetisi merupakan hulu pemain sepakbola Indonesia yang nantinya berguna untuk membentuk Timnas Indonesia yang berkualitas.
“Saya pikir, terus terang buat kita yang membina dari bawah dan buat orang-orang yang menjadi korban, ini akan melemahkan mereka yang membangun, akan melemahkan semangat orang yang berkontribusi terhadap sepakbola,” kata Yoyo.
“Kita tak muluk-muluk, saya cuma mau berkontribusi, siap tahu ada satu dua anak bisa memperkuat Timnas ke depan tapi kalau seperti ini semangat kita dihancurkan,”
“Saya pikir dalam pembinaan kan sepakbola bukan soal menang kalah kan tapi juga harus bisa membangun secara keseluruhan terus juga bisa berkontribusi supaya kita secara nasional bisa menunjukkan jati diri kita di level internasional, apalagi muaranya ke timnas. Yang harus diingat ini ajang memilih pemain,” katanya.