TRIBUNNEWS.COM - Erik Ten Hag punya segudah masalah yang harus diselesaikan, dicarikan solusi dan jalan keluarnya untuk bisa membawa Manchester United kembali ke kejayaan.

Pelatih asal Belanda itu resmi didapuk sebagai pelatih permanen Manchester United mulai musim 2022/2023 pada Kamis (21/4/2022) sore.

Ia menandatangani kontrak tiga tahun dan opsi perpanjangan satu tahun di Old Trafford.

Tapi sebelum itu, ia harus menyelesaikan tugasnya bersama Ajax hingga akhir musim ini.

Baca juga: Erik Ten Hag seperti Jurgen Klopp & Pep Guardiola, Manchester United Siap dengan Era Baru?

Setidaknya berpisah dengan mengantarkan Ajax juara Eradivisie Belanda yang berarti menjadi ketiga kalinya dalam tiga tahun.

Kisah perjalanan Erik Ten Hag menarik untuk dinikmati, hingga bagaimana dia jadi salah satu pelatih paling menarik di sepak bola Eropa.

Hal itu tak lepas dari tangan dinginnya yang membawa Ajax tampil di semifinal Liga Champions pada tahun 2019.

Namun, menukangi Ajax tak sama ketika menghadapi Manchester United, belum lagi kondisi kompetisi Liga Inggris yang diketahu paling sulit di dunia.

Menurut laporan Indenpendent, ada lima faktor yang perlu dilakukan Erik Ten Hag untuk memuluskan langkahnya di Manchester United.

1. Polemik Kapten

Harry Maguire menjadi pemain Manchester United selama lima bulan ketia dia ditunjuk sebagai kapten oleh Ole Gunnar Solskjaer pada pertengahan musim 2019/2020.

Tim Setan Merah sejatinya kekurangan kandidat ketika itu, hanya ada David De Gea dan Marcus Rashford yang masih berusia 22 tahun yang kerap jadi starting dalam line-up.

Kenaikan Maguire untuk mengenakan ban kapten ternyata menimbulkan banyak polemik.

Hal itu tak lepas dari penampilannya di lapangan yang tidak konsisten, serta perannya di luar ruang ganti.

Bahkan pertikaian antar-pemain juga pernah terjadi meskipun akhirnya dibantah.

Seiring berjalannya waktu, Setan Merah punya kandidat baru, yakni Bruno Fernandes dan Cristiano Ronaldo yang memiliki kepribadian paling dominan dalam tim.

Dengan hal ini, Erik Ten Hag harus memutuskan, siapa yang berhak menyandang ban kapten karena ini penanda yang berarti dan penting, bukan hanya sekedar status.

Baca juga: Baru Resmi Diumumkan Sebagai Pelatih MU, Erik ten Hag Dapat Peringatan Begini dari Edwin van der Sar

2. Cristiano Ronaldo

Filosofi permainan Erik Ten Hag bakal dibawa ke Old Trafford, mau tidak mau pemain dan strategi tim nanti bakal dirombak olehnya.

Dengan ketidakjelasan musim ini yang membuat permainan berantakan, apakah Ten Hag bakal mencukur habis skuat The Red Devils, termasuk Ronaldo?

Erik Ten Hag menggunakan false nine dan pola tradisional dalam permainanya yang terbukti efektif di Ajax.

Bahkan sebelum mantan striker West Ham, Sebastian Haller tiba, Klaas Jan-Huntelaar tampil lebih tradisional di lini depan daripada Dusan Tadic.

Sistem itu diprediksikan tidak akan cocok dengan Cristiano Ronaldo, apalagi jika mengingat usianya yang menginjak 37 tahun.

Tapi, yang perlu dipahami adalah sumbangsih gol kapten Portugal itu yang masih produktif dan mampu bersaing dengan pemain muda.

Belum lagi jika nanti Manchester United jadi mendatangkan Darwin Nunez dari Benfica pada bursa transfer musim panas mendatang.

Rencana itu bakal menjadi petaka bagi Ronaldo dan Cavani.

Untuk jangka pendek sosok Cristiano Ronaldo memang instan terasa, namun untuk jangka panjang apakah efektif?

Itu hanya akan jadi masalah jika dia masih di Old Trafford ditambah dengan ketidakhadiran Manchester United di Liga Champions musim depan. Catatan jika musim ini gagal finis di empat besar.

3. Faktor Fisik Pemain Manchester United

Paul Pogba tertatih-tatih keluar lapangan saat melawan Liverpool di awal pertandingan.

Dia jadi pemain kesekian yang mengalami cedera dalam skuat Manchester United.

Padahal tim Setan Merah hanya mengikuti satu kompetisi, dan Ralf Rangnick sulit menentukan pemain reguler yang harus menggantikan Pogba ketika itu.

"Sekarang ini adalah pemain ketujuh atau kedelapan yang absen karena cedera dan kami hanya bermain di satu kompetisi," kata Rangnick, dikutip dari Indenpendent.

Rangnick bukan lah pelatih pertama yang mengangkat masalah ini setelah era Ferguson.

Dalam laporan media tersebut, Manchester United memiliki total 108 pemain yang absen dalam pertandingan karena cedera.

Cavani, Pogba, dan Varane adalah contoh yang menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang perawatan.

Kondisi tersebut merupakan masalah kruial yang harus dibanahi, terlebih jika MU berkompetisi di Liga Champions.

Bahkan sebagian pihak menilai Ten Hag belum memiliki skuat yang bisa bersaing di kompetisi elit Benua Biru itu.

Tapi jangan khawatir, Erik Ten Hag pelatih yang dikenal sebagai pelatih yang memprioritaskan kebugaran dan ilmu olahraga dalam timnya.

Ia sangat detail untuk memperhatikan hal itu.

4. Strategi Transfer Pemain

Banyak lubang di setiap lini formasi yang harus dibenahi Erik Ten Hag untuk mencapai misinya bersama Manchester United.

Mulai dari bek, gelandang, hingga penyerang di mulut gawang lawan.

Rangnick sampai menyarankan Manchester United harus rekrut enam, tujuh, bahkan mungkin 10 pemain setelah kekalahan 4-0 dari Liverpool di Anfield.

Musim panas nanti bakal menjadi pekan sibuk dan mahal untuk Manchester United.

5. Adaptasi

Erik Ten Hag layaknya Jurgen Klopp dan Pep Guardiola ketika menangani Liverpool dan Manchester City.

Dia butuh waktu adaptasi membangun tim, mendatangkan pemain incaran, dan mengimplementasikan ide-idenya dengan skuat Setan Merah.

Dalam sebuah wawancara setelah membawa Ajax juara Eradivisie di musim penuh pertamanya sebagai pelatih, dia pindah dari prinsip tradisional klub, seperti formasi 4-3-3.

Dia juga harus melihat kualitas pemain yang ada di dalam klub untuk menentukan sistem permainan.

"Kualitas para pemain menentukan sistem, bukan sebaliknya," kata Ten Hag kepada Voetbal Internasional.

"Ini bukan tentang sistem. Ini tentang apa yang Anda lakukan dalam penguasaan bola, ketika Anda kehilangan dan momen berbalik, Anda harus bisa mengubahnya.

"Seperti yang saya katakan, kualitas pemain menentukan bagaimana Anda bermain," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Sina)