Melihat Kualitas Pirlo di Juventus, Juru Taktik yang Dicap Gagal tapi Lebih Apik dari Allegri
Pirlo mendapat nilai 107 dari nilai maksimum 110 pada ujian akhir untuk mendapatkan lisensi wajib bagi pelatih Liga Italia (UEFA Pro).
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini anak Andrea Pirlo, Nicolo, melempar komentar menohok terkait kiprah kepelatihan Massimiliano Allegri di Juventus.
Menurutnya, karier Andrea Pirlo saat masih menjabat sebagai juru taktik Juventus lebih apik ketimbang Allegri.
"Faktanya tetap bahwa Juve tahun lalu jauh lebih baik, apakah saya salah tentang itu?" kata Nicolo dilansir Twitter Nicolo, @nickpirlo_22.
Faktanya, apa yang dilontarkan Nicolo ada benarnya juga, Allegri musim ini gagal membawa Juventus bersaing dalam perburuan gelar Liga Italia.
Pun di Liga Champions, Juventus hanya mampu melangkah sampai babak 16 besar disingkirkan Villareal dengan agregat mencolok 4-1.
Baca juga: Juventus Bidik Transfer Tiga Pemain Chelsea, Mereka Adalah Jorginho, Alonso dan Bek Tangguh Ini
Baca juga: Cinta Abadi Carlo Pinsoglio untuk Juventus: menjadi Kiper Legenda dari Tepi Lapangan & Media Sosial
Sedangkan bersama Pirlo, Juventus gagal mempertahankan Scudetto, yang sebelumnya sudah dimenangi sembilan kali beruntun usai hanya finish keempat di Liga Italia.
Bianconeri juga gugur di babak 16 besar Liga Champions setelah disingkirkan tim yang kurang diunggulkan, Porto.
Selama semusim, Pirlo hanya mampu menyumbangkan dua trofi "ciki" yaitu, Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Mantan pemain AC Milan itupun langsung dipecat setelah berakhirnya musim 2020/2021.
Namun, itu adalah musim pertama ia melatih. Terlalu dini jika tim-tim besar mengesampingkan kualitasnya dalam meracik strategi.
Baca juga: Berita Liverpool, Salah Bingung, Kenapa Belum Mau Perpanjang Kontrak? 4 Pemain Potensial Pergi
Baca juga: Manchester United Butuh Sukses Kilat, Ten Hag Diminta Adopsi Cara Tuchel Lambungkan Chelsea
Dilihat dari karir Andrea Pirlo, ia telah menjalani pelatihan di Il Centro Tecnico Federale di Coverciano.
Dilansir Thesefootballtimes, Coverciano adalah tempat di Florence Italia yang telah menghasilkan banyak pelatih-pelatih berbakat asal Italia maupun negara lainnya.
Sebut saja nama-nama pelatih elit seperti Carlo Ancelotti, Massimilliano Allegri, Roberto Mancini, Claudio Ranieri, Antonio Conte, Fabio Capello, sampai pelatih Atalanta saat ini, Gian Piero Gasperini.
Yang paling menonjol dari fasilitas yang dimiliki oleh Coverciano adalah kualitas perpustakaan mereka.
Perpustakaan Coverciano menyimpan seluruh tesis para peserta kursus kepelatihan sepak bola yang diselenggarakan di Coverciano.
Dari mulai tesis milik Antonio Conte yang membahas sistem 4-3-1-2. Hingga tesis dari Seorang Carlo Ancelotti yang menerapkan formasi 'pohon cemara'. Semuanya tersimpan di perpustakaan milik Coverciano.
Andrea Pirlo sendiri bergabung sebagai peserta kursus kepelatihan di Coverciano pada tahun 2018.
Ia menjalani kursus bersama beberapa nama besar lain yang juga mantan pemain dunia seperti Thiago Motta yang saat ini menahkodai tim Liga Italia, dan Alberto Gilardino yang melatih tim Serie B, Siena.
Baca juga: Klasemen dan Top Skor Liga Spanyol: Barcelona Sukses Ulur Waktu, Benzema Sulit Terkejar
Baca juga: Skuat Indonesia Berangkat ke Manila, The Daddies hingga Putri KW Siap Beraksi di BAC 2022
Berada di sekolah sementereng itu, membuat kejeniusan Pirlo saat masih bermain juga tertular saat meracik strategi.
Pirlo mendapat nilai 107 dari nilai maksimum 110 pada ujian akhir untuk mendapatkan lisensi wajib bagi pelatih Liga Italia (UEFA Pro), nilai yang nyaris sempurna.
Hasil tersebut berdasarkan penilaian dari tim penguji yang beranggotakan Renzo Ulivieri (teknik dan taktik sepak bola), Felice Accame (komunikasi), Isabella Croce (psikologi), Ferretto Ferretti (metodologi latihan), dan Maria Grazia Rubenni (medis).
Peraih Piala Dunia 2006 bersama Timnas Italia itu mengungkapkan, sosok yang menjadi inspirasi buah pemikirannya adalah tokoh-tokoh besar seperti Johan Cruyff, Pep Guardiola, Louis van Gaal, Carlo Ancelotti dan Antonio Conte.
Baca juga: Menyamar Jadi Tukang AC, Perampok di Jakarta Timur Ambil Berlian dan Emas Pemilik Rumah
Baca juga: Rangnick Masih Kepikiran Kalah dari Liverpool, Manchester United tak Ingin Spekulasi Lawan Arsenal
“Pirlo mengetahui apa yang tidak diketahui banyak pelatih lainnya,"
"Aku sangat yakin bahwa Pirlo adalah salah satu orang dengan pemikiran paling dalam tentang sepakbola saat ini,” kata Renzo Uliveri salah satu tim penguji lisensi kepelatihan Pirlo dilansir Calciomercato.
Dengan berada di sekolah sebesar itu dan dengan nilai sementereng itu, kenapa Pirlo bisa gagal di Juventus?
"Semuanya berjalan sangat cepat. Kami bermain setiap tiga hari, tanpa fans, tanpa bisa memulihkan diri dan tanpa bisa berlatih dan menyiapkan pertandingan selanjutnya,"
"Itu sulit sekali untuk mencoba sesuatu yang baru. Pemulihan itu lebih penting," ungkap Pirlo dilansir Football Italia.
Jika melihat pada rekam jejak Andrea Pirlo, alasan tersebut sangatlah masuk akal, ia datang sebagai pelatih debutan yang sama sekali belum pernah memiliki pengalaman melatih.
Datang di tim sebesar Juventus dengan keadaan Covid-19 yang sedang ganas-ganasnya, membuat persiapan tim yang dia usung menjadi begitu terhambat.
Dengan skema baru yang diterapkan Pirlo, ia membutuhkan banyak waktu untuk menyesuaikan gaya bermainnya dengan tipikal pemain yang ada di dalam skuat.
Ia datang menggantikan Sarri yang dipecat pada akhir musim. Lalu, dengan waktu yang singkat, mau tak mau ia harus meneruskan kedalaman skuat yang dipilih oleh Sarri.
Ditambah lagi, dengan padatnya jadwal yang ada, membuat para pemain kesulitan untuk menerapkan permainan yang diusung oleh Pirlo.
"Saya belajar banyak. Itu adalah pengalaman saya sebagai seorang pelatih, tapi saat itu sangat intens karena kami memulai musim dengan hanya memainkan satu pertandingan uji coba," kata Pirlo yang kembali dilansir dari Football Italia.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.