Thomas Doll, Momen Reformasi Persija Jakarta, Pondasi Bisa Hasilkan Prestasi
Ulasan soal Thomas Doll, pelatih baru Persija Jakarta asal jerman, pernah melatih Hamburg SV dan Borussia Dortmund.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Kontestan Liga 1, Persija Jakarta menggandeng pelatih asal Jerman, Thomas Doll sebagai pelatih untuk musim 2022/2023.
Tidak hanya musim depan, Thomas Doll menandatangani kontrak durasi panjang selama tiga musim untuk tim Macan Kemayoran.
Thomas Doll juga akan berperan sebagai manajer tim, menggantikan peran Bambang Pamungkas.
Kehadiran Thomas Doll ke kompetisi sepakbola Indonesia tentu sangat menarik untuk dinantikan.
Baca juga: Thomas Doll Siap Bawa Persija ke Level yang Lebih Tinggi, Bawa Rombongan Pemain Anyar?
Jika melihat karier kepelatihannya, ia pernah menangani Hamburg di berbagai level umur di awal karier kepelatihannya.
Thomas Doll cukup lama menangani Hamburg.
Awalnya di level U-19 pada tahun 2001.
Satu tahun kemudian beranjak ke Hamburg SV II sebelum jadi pelatih tim utama pada tahun 2004 hingga 2007.
Dalam sebuah laporan DW, hal yang peling diingat ketika itu saat Hamburg memecat Klaus Toppmoller dan digantikan dengan Thomas Doll.
Seorang pelatih amatir yang diberi tanggung jawab besar untuk menghentikan kesakitan Hamburg ketika itu.
Doll dengan semangat pemain mudanya.
Baca juga: Statistik dan Profil Lengkap Thomas Doll Pelatih Baru Persija, Ketua Umum The Jakmania Bilang Begini
Ketika berhadapan dengan Bayern Munchen yang merupakan rival sengit mereka, Thomas Doll berhasil membawa Hamburg menang 2-0.
Kemenangan yang diraih anak asuhnya bahkan membuat Oliver Kahn ketika itu kesal.
"Hamburg merayakannya seperti mereka telah memenangkan kejuaraan," kata Kahn.
Prinsip yang dia pegang adalah kesimbangan.
"Saya percaya bahwa hal yang paling penting adalah menjaga keseimbangan," kata Doll kepada majalah Jerman, Sport-Bild ketika itu.
"Siapa pun yang baik kepada orang lain, akan dibayar dengan kebaikan," jelasnya.
Filosofi yang tidak biasa, tetapi juga bisa diterapkan dalam dunia olahraga menurutnya.
Setelah di Hamburg, dia didapuk sebagai juru taktik Borussia Dortmund.
Namun rencana itu tak berjalan lancar. Ia digantikan dengan Jurgen Klopp yang kini sukses bersama Liverpool.
Masa Depan Persija Jakarta
Ini bakal menjadi nilai plus untuk Persija.
Proyeksi jangka panjang untuk masa depan tak hanya soal prestasi instan untuk mendapatkan gelar dalam satu musim.
Lihat saja musim lalu ketika awal ditangani Alessio Angelo, Persija satu di antara kontestan Liga 1 yang banyak mengorbitkan pemain akademi.
Menariknya lagi, konsistensi untuk memberikan menit bermain ke pemain muda tersebut berlangsung hingga akhir kompetisi.
Meskipun Persija terseok-seok dalam kompetisi dan hanya bisa finis di posisi 8 pada akhir klasemen.
Tapi jangan salah, pemain muda Persija paling banyak menyetok skuat Garuda Muda, terutama level U-23 di Piala AFF 2022 pada Februari lalu.
Cahya Supriadi, Muhammad Ferrari, Syahrian Abimanyu, Irfan Jauhari, hingga Taufik hidayat.
Bila ditelisik lebih jauh lagi, di level usia yang lebih rendah, Persija juga jadi tim paling banyak mengirimkan pemainnya ke timnas.
Ada lima pemain muda Persija yang dipanggil untuk jalani pemusatan latihan Timnas Indonesia U-16 sebagai persiapan Piala AFF U-16 dan Kualifikasi Piala Asia U-16.
Mereka adalah Muhammad Ihsan Kusuma, Ibnu Yazid, Figo Dennis, Muhammad Sultan Akbar, dan Femas Aprian Crespo.
Bukankah ini prestasi yang dibanggakan bagi Persija?
Tak semua klub kontestan Liga 1 yang bisa menyuplai pemain dalam jumlah banyak untuk timnas dari seleksi ketat dan faktor lainnya yang jadi pertimbangan tim pelatih.
Kalau mau disandingkan, Jerman dan Spanyol juga memiliki skuat yang didominasi oleh satu atau dua klub Bundesliga dan LaLiga.
Bayern Munchen, Real Madrid, dan Barcelona jadi contohnya.
Oleh sebab itu, dengan reputasi pelatih Jerman yang telah menunjukkan kinerja mereka di berbagai belahan penjuru dunia, sayang rasanya bila Thomas Doll tidak diberikan waktu adaptasi.
Waktu untuk dirinya membangun pondasi tim, kerangka tim, hingga ciri khas tim dalam bermain demi masa depan Persija yang lebih baik.
Jurgen Klopp tidak dalam musim pertamanya meraih gelar dengan Liverpool, butuh beberapa waktu untuk mendapat gelar Liga Champions dan memutus penantian gelar Liga Inggris selama 30 tahun.
Pun dengan Pep Guardiola saat musim pertamanya di Manchester City.
Persija sudah punya modal dengan pemain akademi yang mereka miliki, tinggal fasilitas tim dan menit bermain yang harus mereka dapatkan untuk menjadi satu kesatuan tim yang solid.
Bukan untuk musim depan, tapi beberapa musim ke depan bisa melihat Persija jadi raksasa di level nasional bahkan internasional.
“Saya merasa terhormat bisa bergabung dengan salah satu tim besar di Indonesia," ungkap Thomas Doll, dikutip dari situas resmi klub.
"Tentu saya sangat berhasrat bisa membawa Persija ke level yang lebih tinggi. Saya sudah tak sabar untuk memimpin latihan di Jakarta,” pungkasnya
(Tribunnews.com/Sina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.