Pujian Berbalut Nyinyiran Pelatih Legenda AC Milan untuk Inter: Percuma Terkuat Tapi Kuno
Komentar pedas diberikan Arrigo Sacchi kepada Inter Milan, yakni percuma menjadi klub terkuat namun dengan pola permainan kuno.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih legendaris sekaligus tersukses yang pernah dimiliki AC Milan, Arrigo Sacchi 'ngeroasting' Inter Milan.
Sacchi, yang juga pernah membesut Timnas Italia mengklaim Inter Milan merupakan tim terkuat di Liga Italia saat ini.
Namun menurutnya, percuma Nerazzurri menjadi yang terbaik di Serie A bermodal permainan kuno.
Pujian yang dibalut dengan nyinyiran ini tak terlepas dari tajuk perburuan Scudetto musim ini.
Inter Milan dan AC Milan saling kejar dalam perburuan gelar juara Serie A Italia di dua pekan terakhir.
Baca juga: Inter Milan Moncer Lagi di Liga Italia, Simone Inzaghi Berusaha Jawab Keraguan
Baca juga: Prediksi Bologna vs Inter Milan di Liga Italia: Kondisi Tim, Susunan Pemain & Live Streaming
Rossoneri menyandang status sebagai Capolista alias pemuncak klasemen dengan koleksi 74 poin.
Zlatan Ibrahimovic dkk unggul dua angka dari tim sekotanya, Inter yang berada di posisi runner-up.
Sacchi memberikan tanggapannya soal pola permainan yang diperagakan Inter saat mengalahkan AS Roma.
Nerazzurri sukses dalam menerapkan permainan serangan balik cepat di babak pertama ketika mengalahkan Roma.
Menurut Sacchi, pendekatan taktis yang menunggu mendapat kesempatan melakukan serangan balik, dan membiarkan lawan bermain leluasa bukan gaya yang tepat di level elite sepakbola saat ini.
Sacchi mencontohkan gol pertama Inter yang dicetak Denzel Dumfries pada menit ke-30.
Memanfaatkan kesalahan pemain Roma, Hakan Calhanoglu memberikan umpan terobosan dari garis tengah yang akhirnya dapat diselesaikan Dumfries.
"Inter adalah tim terkuat di Liga Italia," puji Arrigo Sacchi, seperti yang dikutip dari laman Sempre Inter.
Namun siapa sangka, di balik pujian tersebut, ada nyinyiran yang dilemparkan kepada klub yang berkandang di Stadion Giuseppe Meazza ini.
"Tetapi mereka bermain sepak bola dari tahun 1960-an. Mereka bermain bagus, tapi itu gaya sepakbola kuno, yang tidak berhasil di level internasional," tambah pelatih legendaris yang dimiliki AC Milan dan Gli Azzurri ini.
“Gol Dumfries melawan Roma? Itu adalah pertandingan taktis mahakarya serangan balik."
"Tapi sepakbola tidak bisa hanya tentang serangan balik, melainkan juga tahu bagaimana menekan, mendominasi pertandingan, dan menyulitkan lawan.”
Sacchi menambahkan, taktik serangan balik sudah ketinggalan zaman.
Menurutnya, permainan sepakbola modern saat ini lebih kepada mendominasi permainan untuk selanjutnya mencetak gol.
“Mencetak gol dengan serangan balik Anda berhasil setahun sekali,” sarannya Sacchi menambahkan.
"Ketika Anda mendominasi permainan, lebih mudah untuk mencetak gol," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)