Jose Mourinho Memikul Harapan AS Roma: Merangkai Gelandang Produktif & Sulap Striker Buangan Chelsea
Datangnya Mourinho dan pemain-pemain baru membuat Roma sekarang dinilai jauh lebih meyakinkan ketimbang musim lalu, saat dilatih Paulo Fonseca.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Di bawah nahkoda Jose Mourinho, AS Roma memang tak terlalu mentereng di Liga Italia.
Roma hanya bertengger di posisi lima klasemen Liga Italia dengan torehan 59 angka dari 35 pertandingan.
Namun di ajang kontinental, tepatnya Europa Conference League, Jose Mourinho sukses membawa AS Roma tampil apik dan lolos hingga babak final.
Juru taktik asal Portugal itu pun memiliki kans besar untuk merengkuh trofi pertamanya bersama AS Roma, di debut kepelatihannya bersama tim berjuluk Giallorossi itu.
Ya, Mourinho memang sangat serius dalam mengawali karirnya bersama Giallorossi musim ini.
Baca juga: Tangisan Jose Mourinho Iringi Langkah AS Roma Lolos ke Final Europa Conference League
Baca juga: Rekor Fenomenal Jose Mourinho Antar AS Roma Terbang Tinggi, Tantang Feyenord di Final Eropa
Di bawah Mourinho, Roma jadi klub Liga Italia yang paling banyak mengeluarkan uang di bursa transfer musim panas 2021.
Gelontoran dana 97 juta Euro atau sekitar Rp 1,6 triliun dikeluarkan Roma untuk memboyong pemain keinginan The Special One.
Deretan pemain tersebut adalah Eldor Shomurodov, Rui Patricio, Roger Ibanez, dan Tammy Abraham.
Nama yang disebutkan terakhir menjadi pembelian paling mahal kedua Roma sepanjang sejarah.
Ia didatangkan Giallorossi dari Chelsea dengan harga 40 juta euro atau sekitar Rp 670 miliar.
Datangnya Mourinho dan pemain-pemain baru membuat Roma sekarang dinilai jauh lebih meyakinkan ketimbang musim lalu, saat dilatih Paulo Fonseca.
Dan benar saja, perlahan tapi pasti, AS Roma berkesempatan mengunci posisi 5 klasemen Liga Italia dan memastikan tiket ke Liga Eropa musim depan.
Babak final ajang Europa Conference League juga sukses The Special One raih, dengan mengalahkan Leicester City di babak semi final.
AS Roma akan ditantang Feyenoord pada partai puncak, jelas pasukan Jose Mourinho lebih diunggulkan dari tim asal Belanda itu.
Lalu, apa kunci The Special One hingga mampu membawa Roma tampil meyakinkan musim ini?
Kepintaran Mourinho dalam memaksimalkan kualitas pemain adalah kuncinya. Beberapa pemain Roma mampu dibuat Mourinho tampil lebih menjanjikan.
Bersama Mourinho, Giallorossi bermain dengan dua skema, yaitu 3-5-2 dan 4-2-3-1, skema itu hampir mirip seperti apa yang dia tunjukkan bersama Spurs musim lalu.
Namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam Mourinho memanafaatkan kualitas pemainnya.
Di Roma ia memiliki gelandang box to box yang dapat mencetak gol, sedangkan di Spurs tidak.
Orang itu adalah Jordan Veretout, Sebagai gelandang box to box, Veretout tidak hanya diandalkan Mourinho untuk menjelajah lini tengah, namun juga mencetak gol dan memberi assist.
The Special One memberi kebebasan kepada Veretout untuk bergerak dalam posisi yang lebih tinggi ketimbang gelandang serang, itu membuat Veretout berada tepat di belakang Abraham dan Pellegrini.
Hasilnya pun terbukti, dengan strategi tersebut, Veretout menjadi salah satu gelandang paling subur di AS Roma musim ini dengan torehan 4 gol dan 10 assist.
Selanjutnya, ada nama Lorenzo Pellegrini, pemain asal Italia tersebut juga dibuat Mourinho menjadi gelandang yang rajin mencetak gol, jumlah gol Pellegrini mencapai 13 gol.
Baca juga: Mourinho Bawa 3 Klub Berbeda Juara di Kompetisi Eropa, Kini Giliran AS Roma?
Pellegrini yang sebelumnya lebih dimaksimalkan sebagai penyuplai bola, berubah menjadi gelandang yang lebih banyak berada di kotak penalti.
Permainan pragmatis Mourinho membuat ia tak terlalu butuh seorang playmaker yang kuat dalam membagi bola, itu yang membuat Pellegrini dialihfungsikan menjadi penyerang lubang.
Selain memaksimalkan 2 pemain gelandangnya, The Special One juga tak lupa memoles pemain termahal mereka, Tammy Abraham.
Kontribusi Tammy untuk Roma musim ini cukup mentereng dari 49 pertandingan ia berhasil mencetak 25 gol dan 5 assist.
Dalam skema yang diterapkan Mourinho, Tammy bukan hanya menjadi striker yang ditugaskan untuk mencetak gol.
Lebih dari itu, Mourinho membuat ia menjadi stiker yang rajin cetak assist dan mampu memberi ruang untuk lini kedua yang diisi oleh Lorenzo Pelegrini.
Hal itu juga sukses Mourinho lakukan saat melatih Harry Kane di Spurs.
Di tangannya, Kane menjelma menjadi striker serba bisa dengan sumbangan 23 gol dan 14 assist dari 35 pertandingan di Liga Inggris.
Prestasi serupa pun hampir diciptakan oleh Tammy bersama Roma musim ini. Hanya saja catatan assist Tammy tak sementereng Harry Kane.
Baca juga: Didier Drogba 254 Kali Bermain Untuk Chelsea Dan Cetak 104 Gol Serta 64 Asis
Baca juga: Jadwal Real Madrid vs Liverpool di Final Liga Champions, Misi Terselubung Perebutan Ballon dOr
Namun itu saja sudah cukup untuk membuat AS Roma tampil apik di ajang kontinental, nama Tammy pun juga bertengger menjadi top skor Uefa Conference League dengan dulangan 9 gol.
Ya, tangan dingin Mourinho sejauh ini mampu mengubah Roma menjadi tim yang lebih kuat.
Berbagai perubahan yang ia lakukan, mampu diimplementasikan dengan baik oleh para pemainnya.
Baru semusim menangani AS Roma, The Special One mampu membuat tim ibu kota itu bertengger di atas Atalanta dan Lazio di Liga Italia.
Akan menjadi lebih spesial jika Mourinho mampu memberi trofi Europa Conference League untuk Giallorossi di musim ini.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.