Modal Darwin Nunez Mengarungi Musim Pertamanya di Liverpool, Jadi Pemain Terbaik Liga Portugal
Darwin Nunez terpilih jadi pemain terbaik Liga Portugal musim 2021/2022. Prestasi itu menjadi modal kuat bagi Darwin Nunez memulai di Liverpool.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Nunez jadi pemain kedua Uruguay dalam sejarah yang mampu merebut penghargaan pribadi ini di liga kasta teratas Portugal, mengikuti jejak mantan bek Reds, Sebastian Coates.
Itu menjadi trofi individu tahunan ketiga yang diraih Nunez.
Sebelumnya, di Liga Primeira ini dia juga meraih pemain terbaik tahun 2021 versi Cosme Damiao Awards, dan juga pemain terbaik 2022 versi CNID.
Pastinya semua itu menjadi modal tambahan bagi Nunez untuk "meledak" bersama Liverpool.
Meski, sejumlah pengamat masih meragukan Nunez untuk bisa menggantikan peran Sadio Mane yang pindah ke Bayern Muenchen.
Di antaranya yang meragukan Nunez adalah mantan pemain Arsenal, Paul Merson.
Dia khawatir, pemain bernomo-punggung 27 ini tak bisa membuat gol-gol penting seperti halnya Mane saat di Liverpool.
"Ini kehilangan besar, sangat besar. Saya khawatir. Bukan untuk Liverpool, sebab mereka punya manajer top, tapi Mane, sebab dia adalah pemain penting," kata Merson dikutip dari Sky Sports.
"Pemain penting, yang mencetak gol penting di laga akbar. Dia tak membuat tiga, empat, atau lima gol dalam kemenangan besar. Dia mencetak gol kemenangan, gol yang membuat tim unggul, atau menyamakan skor," tuturnya.
"Gol-gol itulah yang saya nantikan. Saya tak mencari pemain yang bisa bikin hat-trick, atau empat, lima, dan enam dalam kemenangan 7-1. Dan Darwin Nunez harus terus berusaha seperti Mane," ungkapnya.
Namun, mantan penyerang Liverpool, Robbie Fowler justru melihat Nunez punya kemampuan spesifik yang bisa menjadi solusi untuk persoalan Liverpool beberapa musim terakhir.
Itu adalah kejeliannya melihat celah dan momen untuk melakukan pergerakan ke belakang pertahanan lawan.
Skuat asuhan Juergen Klopp ini kerap kesulitan menghadapi tim-tim yang menumpuk pemain dengan garis pertahanan rendah.
Mereka, katanya, kerap bermain di depan para bek sehingga sulit penetrasi ke kotak penalti.
"Sekarang kami punya Nunez, yang bisa meliuk-liuk melewati para bek lawan. Ini terdengar mudah, padahal sebenarnya hanya penyerang tertentu yang punya skill seperti ini. Tekanan dari Nunez juga bisa membuka ruang bagi penyerang lain untuk masuk," kata Fowler. (Tribunnews/den)