Sejarah El Clasico: Rivalitas Akut Barcelona vs Real Madrid yang Kian Memanas karena Unsur Politik
Dalam laga bertajuk El Clasico tersebut, duel Barcelona vs Real Madrid merupakan ajang pramusim kedua tim guna menyambut musim 2022/2023.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
Dalam laga tersebut, Blaugrana berhasil mengatasi perlawan Los Blancos dengan skor telak 3-1.
Laga itu pun tercatat secara resmi sebagai pertemuan pertama kali sepanjang sejarah dua tim raksasa di Negeri Spanyol.
Rivalitas yang tumbuh antara Barcelona dan Real Madrid sudah tak diragukan lagi, pertandingan anatar dua tim terbaik di spanyol tersebut selalu menghadirkan laga yang keras dan berkualitas.
Baca juga: Beda Kondisi Barcelona dan Real Madrid Saat Ini, Benarkah Barca Sudah di Atas El Real?
El clasico merupakan salah satu laga terbesar dalam sejarah olahraga berkat ketatnya catatan rekor yang dimiliki oleh kedua kesebelasan dalam melakoni deretan kompetisi yang mereka mainkan.
Rivalitas panas antara Barcelona dan Real Madrid bermula terjadi kala pertemuan keempat mereka di turnamen Copa del Rey.
Saat itu, Real Madrid dianggap menang dengan cara kotor, lantaran gol kemenangan yang dicetak Los Blancos adalah hasil dari keputusan wasit yang kontroversial.
Hakim garis tak mengangkat bendera padahal jelas-jelas pemain Real Madrid sudah berada di posisi terlarang atau offside.
Akhirnya, dalam rentang tahun 1937 hingga 1939, tidak ada kompetisi resmi yang bergulir di Negeri Matador.
Hal tersebut membuat Barcelona dan Real Madrid harus menunda kelanjutan rivalitas mereka di atas lapangan akibat timbulnya perang saudara di Spanyol.
Namun, perang yang terjadi justru membuat rivalitas antara kedua tim semakin memanas.
Pada tahun 1936, jenderal Francisco Franco sempat memerintahkan pasukannya untuk meniadakan presiden Barcelona kala itu, Josep Sunyol i Garriga.
Kondisi tersebut semakin membuat keadaan makin panas dan berkembang menjadi rivalitas politik antara Barcelona dan Real Madrid.
Saat itu sepakbola dianggap sebagai katalis dalam kekuatan politik dan budaya peradaban yang seringkali digunakan untuk memenuhi ambisi para konglomerat untuk berkuasa.
Tahun ke tahun dan musim ke musim, rivalitas antara kedua tim tersebut tak hanya hadir di lapangan ataupun ranah politik saja.