Anomali Roberto Firmino, Penyihir Lini Depan Liverpool yang Dicintai Jurgen Klopp
Roberto Firmino sukses menjadi bintang dalam kemenangan mencolok Liverpool atas Bournemouth dalam pekan keempat Liga Inggris.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Deivor Ismanto
TRIBUNNEWS.COM - Roberto Firmino sukses menjadi bintang dalam kemenangan mencolok Liverpool atas Bournemouth dalam pekan keempat Liga Inggris.
Tampil di Anfield, Liverpool berhasil menghancurkan tamunya, Bournemouth dengan skor sembilan gol tanpa balas.
Sang false nine, Roberto Firmino mampu menciptakan hattrick assist dan dua gol dalam laga tersebut.
Baca juga: Rekap Hasil & Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ngamuk di Anfield, Arsenal Penguasa Klasemen
Ya, lima dari sembilan gol yang disarangkan The Reds menjadi andil dari pemain asal Brasil tersebut.
Penampilan gemilang Firmino menunjukkan bahwa dirinya belum habis, meski striker baru didatangkan Liverpool di bursa transfer Liga Inggris.
Ya, hadirnya Darwin Nunez yang ditebus mahal Liverpool memang membuat Jurgen Klopp senang bukan main.
Namun di sisi lain, pertanyaan ikut menyeruak, bagaimana nasib seorang Roberto Firmino yang selama ini berperan sebagai pemain nomor 9 Liverpool setelah hadirnya Nunez?
Faktanya, sejak musim lalu, Firmino memang sedikit terpinggirkan, lantaran masalah cedera lutut yang memaksa ia untuk mondar mandir menuju ruang perawatan.
Pun dengan istimewa-nya penampilan penggawa lini depan The Reds lainnya di musim lalu, Roberto Firmino semakin diisukan telah habis.
Firmino Belum Habis!
Padahal, faktanya tak demikian.
Mengindahkan penampilan Mo Salah, Sadio Mane, hingga Diogo Jota menjadi hal yang rumlah.
Nama Roberto Firmino-lah yang sering terlupakan. Padahal perannya bagi Jurgen Klopp begitu istimewa.
Hal itu memang wajar, mengingat torehan gol dari musim ke musim sang striker memanglah tak sebanyak tiga penyerang Liverpool lainnya.
Jika Mane dan Salah telah mencapai gol ke 121 dan 161-nya di Liga Primer Inggris, Firmino baru menciptakan 96 gol.
Begitu pun perbandingan di musim ini dengan Diogo Jota, jika pemain asal Portugal tersebut telah mencetak 21 gol, Roberto Firmino hanya menyarangkan bola ke gawang lawan sebanyak 11 kali.
Lantas, apa yang membuat seorang Roberto Firmino begitu spesial?
“Peran Roberto Firmino tidak termuat dalam statistik, Anda hanya harus menonton dan menikmatinya bermain,"
"Kadang saya pikir dia kurang mendapat apresiasi lantaran catatan statistiknya, tetapi dia melakukan hal yang lebih daripada itu,” kata koresponden olahraga ESPN asal Brasil, Natalie Gedra.
Apa yang dilontarkan oleh Gedra memang benar adanya, Firmino adalah pemain yang berada dalam bayang-bayang Mane dan Salah, ia tidak egois, dan kecerdasannya harus diliat langsung saat dia sedang bermain.
Firmino memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Jurgen Klopp.
Baca juga: Rekap Hasil & Klasemen Liga Inggris: Liverpool Ngamuk di Anfield, Arsenal Penguasa Klasemen
Yang pertama, adanya Firmino di posisi tersebut membuat jarak antar lini Liverpool tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan The Reds.
Yang kedua, Firmino memberikan ruang bagi Mo Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Bagi Firmino, mencetak gol dan assist hanya hasil akhir, melihat caranya bermain yang membuat Firmino begitu spesial.
Menjadi penyerang tengah hanya soal posisi dalam susunan pemain, tugas seorang penyerang sebagai mesin gol tidak menjadi tanggung jawab dia.
Itu membuat Firmino berkembang menjadi pemain kreatif dan tidak egois.
Ia tak segan memberi umpan kepada Mane dan Mo Salah ketika memiliki kesempatan lebih baik untuk mencetak gol, tugasnya memang demikian.
Itulah yang menjadi alasan seorang Firmino mampu menjadi penyerang tengah yang maksimal dalam taktik Klopp, ia adalah sutradara dalam skema mantan pelatih Brussia Dotrmund tersebut.
Kemampuan Firmino dalam merebut bola juga dijadikan senjata untuk Jurgen Klopp memulai serangan dari pertahanan lawan.
Kebanyakan gol Liverpool memang hasil dari skema pressing tinggi ke pertahanan lawan.
Dan yang menjadi perebut bola pertama adalah seorang pemain depan yang diisi oleh Firmino.
Dengan mampu merebut bola dari pemain bertahan atau tengah lawan, pemain depan Liverpool dapat langsung masuk ke kotak penalti dengan kecepatannya, lalu mencetak gol.
Dilansir FBref, catatan pressures Firmino per pertandingan mencapai angka 19,1 per pertandingan.
Sedangkan blocks dan tackles pemain berpostur 181 cm itu berada di angka 1.77 dan 2.21 per pertandingannya.
Statistik tersebutlah yang membuat Roberto Firmino seringkali dianggap sebagai striker defensive.
“Roberto (Firmino) mencetak gol, namun sejujurnya yang paling membuat saya bergairah adalah hal-hal yang ia lakukan dalam proses gol itu," ucap Jurgen Klopp dilansir laman resmi Liverpool.
"Dalam nyaris setiap serangan balik, ia merebut bola. Dengan ada di mana-mana, dengan bersikap sedikit menyebalkan, sedikit ini, sedikit itu; bagi kami itu penting,” lanjutnya.
Peran Firmino begitu krusial bagi Liverpool di setiap pertandingannya, kemampuan pressing dan visi bermain mantan pemain Hoffenheim jelas akan dijadikan Klopp sebagai senjata.
Sisi lain, kecerdikannya dalam memanfaatkan ruang di antara barisan gelandang dan pemain bertahan bisa menjadi awal terciptanya lubang di area pertahanan lawan.
Lubang inilah yang kemudian menjadi jalan masuk bagi Sadio Mane dan Mohammed Salah bahkan Diogo Jota untuk mencetak gol bagi Liverpool.
Dengan kondisi fisiknya yang telah kembali fit, Firmino akan selalu turun ke lapangan dan memainkan peran normalnya. Tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi jembatan serangan Liverpool.
(Tribunnews.com/Deivor)