Menanti Luis Milla Pulihkan Persib di Liga 1: Usung Sepakbola Menyerang & Bawa Sentuhan Spanyol
Kedatangan Luis Milla membuat Persib Bandung yang terseok-seok di musim ini berpotensi besar untuk bangkit.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Persib Bandung harus menerima kekalahan menyakitkan atas PSM Makassar dalam lanjutan Liga 1 pada Senin, (29/8/2022) malam WIB.
Bermain di kandang lawan, Gelora B J Habibie, Persib hancur lebur dibantai PSM Makassar dengan skor mencolok 5-1.
Persib Bandung pun kini terlempar di peringkat 14 dengan hanya menorehkan tujuh angka dari tujuh pertandingan Liga 1.
Baca juga: BRI Liga 1 2022: Laga Persebaya vs Bali United Bakal Dimeriahkan Dewa 19
Untungnya, di tengah terpuruknya Maung Bandung, mereka tekah merekrut pelatih jempolan dari Spanyol, Luis Milla.
Ya, setelah harus menunggu dua pekan, Luis Milla telah memimpin latihan Maung Bandung dan bakal mendampingi Persib di laga pekan ke-8 Liga 1.
Kualitas pelatih yang pernah mengantar Spanyol U21 meraih trofi Piala Eropa itu sudah tak perlu dipertanyakan lagi.
Saat melatih Timnas Indonesia di tahun 2017-2018 ia memberi sentuhan permainan ala Spanyol dengan sepakbola proaktif yang ia usung.
Bermain proaktif adalah sepakbola dengan memanfaatkan permainan kaki ke kaki untuk mencetak gol.
Proses build up serangan dimulai dari posisi terbelakang, centre back hingga seorang kiper dituntut memiliki kemampuan passing yang akurat.
Di lini tengah, yang diutamakan Luis Milla adalah timing.
Umpan pendek dari kaki ke kaki memang diutamakan, namun bukan berarti anak asuhnya haram untuk melakukan direct pass.
Bola lambung langsung ke depan dilihat berdasarkan ruang yang dimiliki oleh pemain sayap atau penyerang yang telah membuka fondasi pertahanan lawan.
Itulang mengapa, saat Timnas Indonesia dipegang oleh Luis Milla, peran winger dan gelandang begitu krusial untuk menghadirkan peluang sebanyak mungkin.
Baca juga: Prediksi Skor Persebaya vs Bali United di Liga 1: Modal Apik Aji Lumat Asuhan Teco
Begitu juga saat dalam keadaan bertahan, pressing Garuda saat itu begitu ketat, seluruh pemain dituntut untuk merebut bola secepat mungkin dari lawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.