Pak Ajun Orang yang Sangat Baik, Redouane Barkaoui Posting Ini, Bobotoh Asal Bekasi Pun Merasakannya
Persib Bandung kehilangan Zulkarnaen atau yang akrab disapa Pak Ajun, sosok kitman yang rajin dan baik hati.
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNNEWS.COM- Persib Bandung kehilangan Zulkarnaen atau yang akrab disapa Pak Ajun, sosok kitman yang rajin dan baik hati.
Almarhum Pak Ajun telah dimakamkan di Pemakaman Umum Cikutra, Bandung pada Kamis (1/9/2020) pukul 09.00 pagi tadi.
Ada banyak kenangan yang dirasakan bobotoh dan juga mantan pemain Persib dari sosok Pak Ajun semasa hidup.
Redouane Barkaoui misalnya, mantan pemain Persib pada musim 2006–2008 ini sangat mengenal sosok Pak Ajun.
Pak Ajun adalah pria yang dulu membantunya menyiapkan segala perlengkapan untuk bermain dan juga berlatih selama masih menjadi pemain Persib Bandung.
Mendengar kabar Pak Ajun meninggal dunia, dia pun memposting ucapan duka di Facebooknya dengan melampirkan foto kenangan.
"Pak Ajun orang yang sangat baik, Inna lillalhi wa inna ilaihi rojiun," tulis Redouane Barkaoui di akun Facebook dan Instagramnya mengenang kebaikan Pak Ajun.
Kediaman almarhum di Gang Masjid 1, Babakan Surabaya, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung sebelum pemakaman tadi, terus didatangi orang-orang yang akan melayat.
Tak hanya itu, di sepanjang gang kediaman almarhum juga dipenuhi oleh karangan bunga untuk mengucapkan duka cita.
"Saya tidak menyangka Pak Ajun sudah terlebih dahulu dijemput, umur memang tidak ada yang tahu," ucap bobotoh asal Bekasi, Arif Maulana kepada Tribunjabar.id, Kamis (1/9/2022).
Arif mengatakan almarhum Zulkarnaen merupakan sosok yang pernah membantunya saat ia ditimpa musibah.
"Saya kenal beliau, waktu saya kehilangan dompet saat nonton Persib Bandung di Tangerang, di situ saya kebingungan harus pulang bagaimana, akhirnya beliau memberikan ongkos kepada saya untuk bisa pulang," ujarnnya.
Zulkarnaen meninggal dunia pada usianya yang ke-60.
Pak Ajun ditemukan meninggal dunia di kamar di mes Persib, di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, sebelum pemain Maung Bandung mengelar latihan di Sidolig.
Zulkarnaen telah bersama Persib Bandung sejak pertengahan tahun 2000-an.
Ia merupakan saksi perjuangan saat Persib Bandung berhasil meraih gelar juara ISL 2004 dan Piala Presiden 2015.
Pak Ajun, dikenal sebagai pekerja keras, berdedikasi, loyal dan total mengabdi untuk Persib Bandung.
Tercatat ia sudah mengabdi untuk Persib sejak awal dekade 2000-an.
Pak Ajun punya tugas mengurusi perlengkapan dan kebutuhan harian tim, baik untuk latihan maupun pertandingan.
Kendati tugasnya tidak ringan, Pak Ajun selalu menjalankannya dengan sepenuh hati.
Semua pekerjaan, dari mulai mengurusi jersei, sepatu pemain, hingga perlengkapan latihan dan pertandingan, selalu tuntas dilaksanakan.
Suatu hari, Pak Ajun tengah mengatur jersey latihan pemain.
Diaturnya jersey tersebut lengkap dengan kaus kaki dan celana agar tampak nama dan nomor punggungnya.
Ia melakukan itu dengan penuh hormat dan cermat sehingga jersey tersebut memenuhi setiap sudut kamarnya.
Hal itu membuat rekan sekamarnya kagum sekaligus takjub akan hasil kerjanya itu.
Ajun pertama kali mendapat tawaran untuk menjadi ofisial tim ketika Maung Bandung ditangani pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski pada tahun 2003.
Sledzianowski merupakan pelatih asing pertama yang ditunjuk untuk menjadi juru racik strategi Persib.
Bagai bertemu dengan kekasih, begitulah gambaran awal pengabdian Pak Ajun untuk Persib Bandung.
Sejak saat itu, tidak ada tim lain yang di hatinya.
Ia mengabdi hingga tahun 2022 ketika Persib Bandung dilatih oleh Luis Milla.
Sudah belasan pelatih ia temani di Maung Bandung.
Ia pun mengabdikan banyak waktu dan tenaga untuk membantu para pemain Persib agar tampil maksimal di atas lapangan.
Momen Persib juara Indonesia Super League (ISL) 2014 meninggalkan kesan manis bagi Pak Ajun.
Pada pertandingan final, Achmad Jufriyanto menjadi penentu kemenangan Maung Bandung dalam drama adu penalti.
Sesaat setelah Jupe mencetak gol, Pak Ajun sempat terdiam seribu bahasa, sebelum akhirnya mengucap syukur atas nikmat yang diberikan Sang Khalik.
Saat Persib berada di masa sulit, Pak Ajun tak sedikit pun berpaling. Ini terjadi ketika kompetisi dihentikan pada tahun 2015 dan ketika pandemi Covid-19 mulai melanda.
Saat itu, Pak Ajun secara bergantian dengan staf lainnya mendatangi mes untuk sekadar melihat kondisi bangunan hingga menjaga perlengkapan agar tetap berada di tempat yang seharusnya.
"Saya enggak pernah melihat Persib lagi terpuruk atau di atas. Selama masih dipakai dan dipercaya, saya akan loyal dan menjalaninya," ujar Pak Ajun dalam sebuah kesempatan.
"Pileuleuyan Pak Ajun. Mulih ka jati, mulang ka asal, dipundut ku nu Rahayu, dicandak ku nu Kawasa. Semoga almarhum diampuni atas segala kesalahan dan kekhilafannya, dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," tulis berita di laman resmi klub.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.