Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Soal Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Bisa Lolos Sanksi Berat FIFA?

FIFA tak akan serta-merta langsung memberikan sanksi ke Indonesia terkait penggunaan gas air mata dalam cara mengendalikan massa di Tragedi Kanjuruhan

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Soal Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Bisa Lolos Sanksi Berat FIFA?
STR / AFP
Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan seorang anak laki-laki (tengah) digendong orang dewasa saat petugas keamanan mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. Sedikitnya 127 orang tewas di sebuah stadion sepak bola di Indonesia pada akhir 1 Oktober ketika para penggemar menyerbu lapangan dan polisi merespons dengan gas air mata. 

Soal Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Bisa Lolos Sanksi Berat FIFA?

TRIBUNNEWS.COM - Security Officer di Asian Football Confederation (AFC) Nugroho Setiawan berpendapat, aturan tentang FIFA Stadium Safety and Security bisa saja menggunakan pendekatan yang berbeda-beda.

Lewat cara pandang itu, FIFA tidak akan serta-merta langsung memberikan sanksi ke Indonesia terkait penggunaan gas air mata dalam cara mengendalikan massa. 

Menurut Nugroho,  ada lebih 200 anggota FIFA, dan setiap anggota memiliki pendekatan kultur yang berbeda-beda.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Arema Bakal Disanksi Berat, Netizen: Degradasi! FIFA Bakal Banned Indonesia?

Baca juga: Viral Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan Sebut Hadirin yang Berbahagia di Konpres Tragedi Kanjuruhan

Lebih lanjut dalam Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan menilai bahwa penggunaan gas air mata oleh aparat disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara PSSI dan aparat.

"Kita tidak bisa langsung menyalahkan aparatnya karena peraturan FIFA ini kan dibuat senetral mungkin, segenerik mungkin untuk mengakomodasi seluruh kepentingan anggota asosiasi," ujar Nugroho Setiawan dikutip SuperBall dari ABC News.com.

"Ada 200 lebih sekarang anggotanya, setiap negara pasti berbeda pendekatannya."

BERITA TERKAIT

"Nah, kita bicara kewenangan public authority, dalam hal ini kepolisian, yang punya landasan hukum sendiri."

"Sementara FIFA juga punya batasan. Ini harus dikomunikasikan. Mungkin komunikasi ini, kesamaan persepsi yang saya sampaikan tadi belum tercapai dengan baik."

Baca juga: Kesaksian Striker Arema ke Media Spanyol, Abel Camara Lihat Suporter Meninggal di Ruang Ganti

Puing-puing terlihat di lapangan di Stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan maut menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi memuncak di Indonesia pada 3 Oktober setelah setidaknya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan.
 (Photo by Juni Kriswanto / AFP)
Puing-puing terlihat di lapangan di Stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan maut menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi memuncak di Indonesia pada 3 Oktober setelah setidaknya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)

Baca juga: Pelatih Arema Javier Roca Menangis Cerita Tragedi Kanjuruhan, Aremania Meninggal di Pelukan Pemain

Menurut pria yang memiliki lisensi FIFA tersebut, saat ini yang paling penting adalah mencari solusi atas Tragedi Kanjuruhan.

Agar ke depan tidak terjadi masalah serupa, maka Nugroho menyarankan pada semua pihak untuk duduk bersama.

Para stakeholder sepak bola Indonesia harus duduk bersama, kemudian menyamakan persepsi.

"Stakeholder pengamanan yang utama dalam hal ini kan Kepolisian negara, kemudian ada kepentingan dari industri sepak bola. Ini harus disamakan dulu."

"Pendekatan polisi mungkin adalah criminal justice, sementara kalau di industri sepak bola adalah loss prevention."

Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, Ini Alasan Kepolisian Menembakkannya ke Tribun

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berikut fakta-fakta terkait tembakan gas air mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan.
Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berikut fakta-fakta terkait tembakan gas air mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan. (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas