Pengamat Harap Pertandingan Pasca-Tragedi Kanjuruhan Segera Dilanjutkan dengan Beberapa Catatan
Pengamat sepak bola, Sigit Nugroho, berharap pemberhentian ini tidak berlangsung lama dan dapat segera dilanjutkan. Namun, dengan beberapa catatan.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelangsungan pelaksanaan kompetisi sepak bola Indonesia yang ada di bawah PSSI termasuk Liga Satu saat ini dihentikan pasca tragedi Kanjuruhan.
Pengamat sepak bola, Sigit Nugroho, berharap pemberhentian ini tidak berlangsung lama dan dapat segera dilanjutkan. Namun, dengan beberapa catatan.
Adapun catatan yang dimaksud seperti jumlah penonton yang dibatasi dan pengamanan pertandingan yang harus lebih humanis. Serta tidak ada lagi penggunaan gas air mata.
“Sepak bola nasional memang harus direstorasi sebelum kompetisi digulirkan lagi. FIFA perlu turun tangan untuk melakukan investigasi dan perbaikan. Jangan pemerintah, nanti kita bisa kena banned lagi,” kata Sigit dalam Gelora Talk 'Duka Sepak Bola Tanah Air, Duka untuk Indonesia', Rabu (5/10/2022) lalu.
Sigit juga menilai perhatian PSSI di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan sebagai Ketua Umum PSSI terhadap pembinaan atau edukasi suporter sangat kurang, padahal didukung anggaran yang cukup besar.
"Tapi begitu sekarang ada kejadian di Kanjuruhan, buru-buru mau melakukan edukasi kepada supoter, ini yang kita sayangkan, kenapa baru setelah ada jumlah korban besar, baru memberikan perhatian, serius," katanya.
Baca juga: Berita Foto : Duka dan Tuntutan Penuntasan Tragedi Kanjuruhan
Dalam kesempatan yang sama, eks pemain Timnas Indonesia Oktovianus Maniani juga senada ihwal kompetisi tidak dihentikan terlalu lama.
Sebab, menurut pria yang kini bermain di PSBS Biak di Liga 2 ini, pemberhentian yang terlalu lama akan mempengaruhi masa depan serta kualitas dan finansial para pemain.
“Tragedi Kanjuruhan cukup mencoreng muka kita, tetapi namanya musibah. Kita berharap pemerintah tidak menghentikan kompetisi sampai 2 tahun,” ujar pria yang akrab dikenal dengan nama Okto ini
“Cukup dua pekan saja karena akan mempengaruhi seluruh pemain. Kita berharap kompetisi tetap dilanjutkan," tambahnya.