Soal Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket
Menurut Veve, terlepas dari kejadian di Kanjuruhan, para Panpel pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
![Soal Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tribun-12-dan-13-stadion-saksi-bisu-tragedi-kanjuruhan_20221004_182652.jpg)
Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda hidup futsal Indonesia, Vennard Hutabarat turut menyoroti kejadian yang kini dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan.
Peristiwa terjadi seusai laga Arema vs Persebaya di pekan ke-11 lanjutan Liga 1 2022/2023 itu meninggalkan duka bagi dunia sepak bola di tanah air.
Adapun Vennard, meski melegenda sebagai pemain futsal nasional, Vennard Hutabarat atau yang dikenal dengan nama Veve itu sejatinya pernah mencicipi Kompetisi sepak bola Indonesia.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Pintu-Pintu Stadion Milik Pemda Bakal Ditinjau Ulang
Baca juga: Kata Kapolri soal Pintu Gate Kanjuruhan, Tak Dijaga hingga Sebut Ada Besi Hambat Supporter Keluar
Ya, Veve tercatat pernah menjadi bagian dari tim Persija Jakarta saat tim berjuluk Macan Kemayoran itu bermain di Liga Kansas.
Terkait kejadian di Kanjuruhan, sebagai mantan pemain Veve pun membeberkan apa yang sebaiknya menjadi catatan evaluasi, termasuk sistem operasional prosedur (SOP) pengamanan yang berlaku.
"Faktor utamanya ada di prosedur pengamanan, tidak hanya di pertandingan itu (Arema FC vs Persebaya), tapi mungkin kemarin itu sudah akumulasi dari pertandingan lainnya, termasuk di Liga 2. Artinya apa, jangankan Liga 1, Liga 2 pun sama, semua SOP-nya itu tidak jelas," ujar Veve saat dihubungi, Jumat (7/10/2022).
Baca juga: Muncul 6 Petisi Terkait Tragedi Kanjuruhan, Stop Gas Air Mata hingga Iwan Bule Mundur dari PSSI
![Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ricuh-arema-fc.jpg)
"Jadi kalau dari sisi pemain agar merasakan kenyamanan saat bermain sepak bola, tentunya SOP dari segi pengamanan itu lah yang harus lebih diutamakan," lanjutnya.
Tak hanya itu, pria kelahiran 2 Mei 1974 itu juga menyoal tentang sistem tiket yang diterapkan saat laga tersebut, termasuk di pertandingan-pertandingan sepak bola lainnya di Indonesia.
Menurut Veve, terlepas dari kejadian di Kanjuruhan, para Panpel pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.
Hal itu ia nilai bisa menjadi bagian dari evaluasi, mengingat sistem tiket yang diterapkan bisa berpengaruh bagi tim maupun penonton.
"Menurut saya itu (online) bagus, penonton hanya bisa beli maksimal dua (tiket), tidak bisa lebih, dan yang beli melalui online itu sudah harus terafiliasi dengan peduli lindungi," tutur Veve.
"Dengan cara-cara online itu bisa mencegah calo-calo yang memborong tiket dan akhirnya menjual tiket dengan harga tinggi saat di stadion," sambungnya.
Lebih lanjut, Veve pun berharap PSSI dan Panpel bisa menunjukkan sikap tegas jelang bergulirnya pertandingan yang berbau derbi atau rivalitas.
"Ya belajar dari kejadian kemarin, PSSI bersama Panpel bisa bertindak tegas jika ada pertandingan yang ada unsur rivalitas, lebih baik diadakan tanpa penonton," ujar Veve.
Terkait dengan Panpel yang berjaga di stadion, ia pun mengimbau untuk memperbaiki sistem buka tutup pintu stadion.
Menurut Vennard Hutabarat, hal itu menjadi poin penting dalam penyelenggaraan pertandingan, supaya jalur keluarnya penonton bisa berjalan dengan baik.
"Kesalahan utama dari kejadian kemarin itu ada di panpel, yang namanya jalur evakuasi atau jalur keluarnya penonton, setiap akhir pertandingan itu tidak ada yang dikunci, minimal 25-30 menit sebelum pertandingan berakhir itu pintu harus dibuka," tegas Veve.
"Untuk apa? jika penonton sudah kecewa dengan hasil atau penonon yang ingin memutuskan pulang lebih awal itu bisa berangsur-angsur bisa pulang lebih dahulu," lanjutnya.
Momentum Perubahan Kultur
![Aksi solidaritas Panser Biru dan Snex untuk Aremania dan korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pasca laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Panser Biru dan Snex menggelar doa dan penyalaan lilin yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang Minggu (2/10/2022) malam. (Tribun Jateng/Franciskus Ariel Setiaputra)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/aksi-solidaritas-suporter-psis-untuk-arema-fc_20221002_223048.jpg)
Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS) Andy Wardhanaputra menyebut, Tragedi Kanjuruhan bisa menjadi momentum untuk perubahan kultur sepak bola di Indonesia.
Menurut Andy, kejadian tersebut bisa menjadi titik balik untuk evaluasi dunia sepak bola di Indonesia.
Evaluasi itu mulai dari manajemen pertandingan sampai mulai berubahnya rivalitas antar-suporter klub yang selama ini tumbuh subur.
"Tentunya kami dari PSS Sleman menyampaikan belasungkawa atas tragedi atau musibah di Kanjuruhan, saya rasa kita harus evaluasi bersama mudah-mudahan kedepannya kita bisa menyelenggarakan pertandingan dengan baik dan nyaman," ujar Andy Wardhanaputra saat dihubungi Rabu (5/10/2022) malam.
"Terus juga, saya melihat ini sebuah momentum yang baik untukmu suporter dari berbagai daerah, yang mungkin selama ini ada rivalitas, tapi belakangan ini saya lihat ada acara-acara untuk mempersatukan, dan yang sebenarnya diinisiasi oleh mereka (suporter) sendiri," lanjutnya.
Dengan berubahnya iklim sepak bola di Indonesia yang ke arah lebih baik, Andy pun menyebut para suporter bisa berubah menjadi lebih dewasa dalam menyikapi pertandingan.
Persib Sudah Duluan Terapkan 100 Persen Online Ticketing
![Direktur PT Persib Bandung Martabat (PBB), Teddy Tjahjono saat diwawancarai setelah mengikuti drawing Piala Menpora 2021 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (8/3/2021).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/direktur-pt-persib-bandung-martabat-pbb-teddy-tjahjono-3.jpg)
Pandangan yang sama juga dilontarkan pihak klub sepakbola asal Bandung yaitu PT PERSIB Bandung Bermartabat (PERSIB).
Teddy Tjahjono, Direktur Persib, juga menyetujui bahwa ini merupakan momentum untuk berbenahnya industri sepakbola.
"Ini merupakan sebuah teguran yang keras bagi seluruh stakeholder industri sepakbola Indonesia dan kami turut menyerukan agar kita semua dapat berkaca dan memperbaiki segala kekurangan agar tidak ada lagi tragedi seperti di stadion Kanjuruhan, Malang", ujar .
Teddy menambahkan bahwa Persib selama kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 ini bergulir, telah memberlakukan mekanisme sistem pertandingan secara ketat, yang meliputi sistem penjualan ticketing 100 persen secara online dengan verifikasi yang komprehensif.
Dari setiap pembelian tiket yang dilakukan, mereka wajib memiliki KTP sebagai tanda pengenal dan juga sudah melakukan vaksinasi booster.
Selain itu sebelum masuk ke area stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), PERSIB juga telah menerapkan mekanisme penukaran penanda gelang ditambah dengan pemeriksaan keamanan yang menggunakan metode 4 ring untuk memaksimalkan aspek keamanan.
Tentunya dalam proses perbaikan mekanisme sistem pertandingan ini tidak semua pihak bisa langsung menerimanya, namun Teddy meyakini, bahwa ini semua dapat diterapkan dengan baik dan efektif, karena ini merupakan upaya PERSIB untuk menciptakan iklim pertandingan yang nyaman dan aman untuk semua pihak.
"Mari kita bersama-sama bangkit dan berikan yang terbaik untuk sepakbola Indonesia. Sudah cukup rivalitas antar supporter, sudah cukup korban jiwa yang jatuh, sekarang saatnya kita melihat ke depan untuk kemajuan sepakbola Indonesia", tutupnya.
(Alfarizy/M39)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.