Soal Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket
Menurut Veve, terlepas dari kejadian di Kanjuruhan, para Panpel pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tragedi Kanjuruhan, Vennard Hutabarat Soroti Sitem Pengamanan dan Sistem Tiket
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda hidup futsal Indonesia, Vennard Hutabarat turut menyoroti kejadian yang kini dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan.
Peristiwa terjadi seusai laga Arema vs Persebaya di pekan ke-11 lanjutan Liga 1 2022/2023 itu meninggalkan duka bagi dunia sepak bola di tanah air.
Adapun Vennard, meski melegenda sebagai pemain futsal nasional, Vennard Hutabarat atau yang dikenal dengan nama Veve itu sejatinya pernah mencicipi Kompetisi sepak bola Indonesia.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Pintu-Pintu Stadion Milik Pemda Bakal Ditinjau Ulang
Baca juga: Kata Kapolri soal Pintu Gate Kanjuruhan, Tak Dijaga hingga Sebut Ada Besi Hambat Supporter Keluar
Ya, Veve tercatat pernah menjadi bagian dari tim Persija Jakarta saat tim berjuluk Macan Kemayoran itu bermain di Liga Kansas.
Terkait kejadian di Kanjuruhan, sebagai mantan pemain Veve pun membeberkan apa yang sebaiknya menjadi catatan evaluasi, termasuk sistem operasional prosedur (SOP) pengamanan yang berlaku.
"Faktor utamanya ada di prosedur pengamanan, tidak hanya di pertandingan itu (Arema FC vs Persebaya), tapi mungkin kemarin itu sudah akumulasi dari pertandingan lainnya, termasuk di Liga 2. Artinya apa, jangankan Liga 1, Liga 2 pun sama, semua SOP-nya itu tidak jelas," ujar Veve saat dihubungi, Jumat (7/10/2022).
Baca juga: Muncul 6 Petisi Terkait Tragedi Kanjuruhan, Stop Gas Air Mata hingga Iwan Bule Mundur dari PSSI
"Jadi kalau dari sisi pemain agar merasakan kenyamanan saat bermain sepak bola, tentunya SOP dari segi pengamanan itu lah yang harus lebih diutamakan," lanjutnya.
Tak hanya itu, pria kelahiran 2 Mei 1974 itu juga menyoal tentang sistem tiket yang diterapkan saat laga tersebut, termasuk di pertandingan-pertandingan sepak bola lainnya di Indonesia.
Menurut Veve, terlepas dari kejadian di Kanjuruhan, para Panpel pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.
Hal itu ia nilai bisa menjadi bagian dari evaluasi, mengingat sistem tiket yang diterapkan bisa berpengaruh bagi tim maupun penonton.
"Menurut saya itu (online) bagus, penonton hanya bisa beli maksimal dua (tiket), tidak bisa lebih, dan yang beli melalui online itu sudah harus terafiliasi dengan peduli lindungi," tutur Veve.
"Dengan cara-cara online itu bisa mencegah calo-calo yang memborong tiket dan akhirnya menjual tiket dengan harga tinggi saat di stadion," sambungnya.