Erick Thohir Sebut Ada Lima Rencana FIFA Atasi Persoalan Sepak Bola Indonesia
Erick Thohir menjelaskan, FIFA memberikan alternatif untuk menyelesaikan persoalan sepak bola di Indonesia, dan sanksi bukanlah pilihan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden Inter Milan Erick Thohir yang kini menjabat Menteri BUMN dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Gianni Infantino pada Rabu (5/10/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Erick Thohir membawa surat khusus Presiden Jokowi dan berdiskusi mengatasi masalah sepak bola nasional pasca tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan hingga 131 orang.
Erick Thohir mengatakan, sebelum bertemu dan berdiskusi dengan Presiden FIFA, ia juga menghubungi para pemangku kepentingan olahraga di tanah air lainnya.
Baca juga: Erick Thohir: 18 Oktober, Presiden FIFA ke Indonesia Kawal Transformasi Sepakbola Nasional
"Ketika saya berdiskusi dengan FIFA saya telepon pak Menpora, saya telepon Ketua PSSI bahkan Pak Mahfud MD juga saya telepon. Karena yang terpenting, pemerintah harus hadir menyelesaikan masalah-masalah itu, tetapi jangan sampai berbenturan dengan aturan FIFA,” kata Erick Thohir dalam keterangannya, Minggu (9/10/2022).
Erick Thohir menjelaskan, FIFA memberikan alternatif untuk menyelesaikan persoalan sepak bola di Indonesia, dan sanksi bukanlah pilihan.
“Kalau dilihat dari suratnya yang kemarin sempat ditayangkan oleh Bapak Presiden Jokowi, di situ jelas FIFA memberikan alternatif selain memberikan sanksi. Jadi FIFA tidak memberi sanksi, tapi ada 5 poin yang harus dikerjakan secara bersama-sama,” ujar Erick.
FIFA bersama pemerintah, kata Erick, dan juga termasuk AFC dan PSSI akan melakukan transformasi sepak bola Indonesia.
“Dalam masa transformasi ini, FIFA akan berkantor di Indonesia, " imbuhnya.
Baca juga: Respons Ketua Umum PSSI Setelah Presiden Jokowi dan FIFA Jalin Sinergi Usut Tragedi Kanjuruhan
Adapun lima butir kegiatan bersama yang dirumuskan FIFA.
Pertama adalah mengaudit ulang lapangan sepak bola atau stadion sepak bola yang layak dipakai dan yang belum layak. Untuk stadion yang belum layak dipakai, akan diperbaiki atau direnovasi.
Dalam konteks stadion ini, ada aturan yang memisahkan jalur kedatangan pemain dan penonton.
Jadi, kedatangan penonton dan kedatangan pemain tidak boleh tercampur atau jadi satu. Sebab, pemain harus dilindungi, penonton pun harus dilindungi.
Kedua, "FIFA dan pemerintah Indonesia harus men-trainning semua perangkat hukum agar sesuai dengan aturan yang sudah disepakati dunia dalam penjagaan atau pendampingan pertandingan sepak bola, baik saat pertandingan dan sesudah pertandingan," kata Erick.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.