Akar Masalah PSSI Dibongkar TGIPF, Awal Babak Baru Sepak Bola Indonesia Didambakan
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Mahfud MD membongkar akar masalah PSSI yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Penulis: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Mahfud MD membongkar akar masalah PSSI yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
TGIPF membongkar akar masalah tersebut ketika membuat kesimpulan dan rekomendasi terkait hasil investigasi Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
TGIPF menyebut bahwa PSSI dan para pemangku kepentingan yang menjalankan roda kompetisi sepak bola Indonesia dianggap tidak memahami aturan yang ada.
Baca juga: Exco PSSI Langsung Sibuk Gelar Rapat Usai TGIPF Umumkan Hasil Investigasi
Bahkan, pihak-pihak tersebut disebut lalai lantaran tidak paham dengan tugas dan perannya masing-masing.
Lebih parahnya, pihak tersebut mengabaikan peraturan yang telah ada dan malah saling lempar tanggungjawab ketika terjadi sebuah masalah.
"(Tragedi Kanjuruhan) terjadi karena PSSI dan pemangku kepentingan liga sepak bola Indonesia tidak profesional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing," tulis TGIPF dalam laporannya.
"Cenderung mengabaikan berbagai peraturan dan standar yang sudah dibuat sebelumnya, serta saling melempar tanggung jawab pada pihak lain,"
"Sikap dan praktik seperti ini merupakan akar masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola kita," lanjut keterangan TGIPF.
Berdasarkan salah satu isian laporan TGIPF tersebut, ternyata PSSI dan komponennya memiliki akar masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya.
Hal itulah yang pada akhirnya membuat PSSI dan pemangku kepentingan liga sepak bola Indonesia lainnya selalu punya masalah yang sama dalam setiap periodenya.
Permasalahan jadwal pertandingan yang kurang teratur, bentrok dengan FIFA Matchday dan lainnya seakan menjadi masalah klasik sepak bola Indonesia selama ini.
Belum lagi masalah pengelolaan lainnya yang terlihat masih kurang baik termasuk salah satunya keamanan pertandingan.
Temuan yang diungkap TGIPF pun seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi yang perlu ditindaklanjuti PSSI dan pemangku kepentingan lainnya.
Hal ini mengingat bentuk evaluasi dan perbaikan sepak bola Indonesia menjadi sesuatu yang paling dinanti oleh banyak pihak termasuk para supporter setelah tragedi Stadion Kanjuruhan.
Babak anyar sepak bola Indonesia pun menjadi hal yang kini didambakan komponen sepak bola tanah air setelah tragedi yang menewaskan 131 orang tersebut.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)