Kontrak Didier Deschamps Latih Timnas Prancis Diperpanjang hingga 2026, Kesempatan Akhir Piala Dunia
Didier Deschamps mendapat kesempatan melatih Les Bleus hingga Juli 2026, kesemoatan terakhir Euro 2024 dan Piala Dunia 2026
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) memperpanjang kontrak Didier Deschamps melatih Timnas Prancis.
Didier Deschamps mendapat kesempatan melatih Les Bleus hingga Juli 2026.
Artinya, mantan pemain Marseille, Juventus hingga Chelsea ini masih bisa menyumbangkan trofi EURO 2024 dan Piala Dunia 2026
Perpanjangan kontrak Deschamps telah diumumkan Presiden FFF, Noel Le Graet pada Sabtu (7/1/2023), melalui laman resmi ferderasi.
Adapun kepelatihan Deschamps sejak 2012 telah mengantar Prancis menjuarai berbagai turnamen bergengsi.
Total rekor 89 kemenangan, 28 seri dan 22 kekalahan dalam 139 pertandingan kemudian mencetak 279 gol dan kebobolan 119 telah dibukukannya.
Di bawah kepemimpinannya, tim Prancis berhasil memenangkan Piala Dunia 2018, Nations League 2021, mencapai final Euro 2016 dan final Piala Dunia 2022.
Saat ini Timnas Prancis juga berada di peringkat 3 dunia, catatan konsisten berada di empat besar selama lima tahun terakhir dipertahankan berkat nakhoda Deschamps.
Baca juga: Didier Deschamps: Beberapa Orang Prancis Inginkan Messi Juara Piala Dunia 2022
Sementara itu, tim kepelatihan Deschamps yakni Guy Stephan, asisten Didier Deschamps, Franck Raviot, pelatih kiper, dan Cyril Moine, pelatih fisik, juga akan melanjutkan misinya di Timnas Prancis.
Profil Didier Dechamps
Berikut ulasan profil pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps.
Profil Pelatih Timnas Prancis
Nama: Didier Claude Deschamps
Tempat Lahir: Bayonne, Prancis
Tanggal Lahir: 15 Oktober 1968
Usia: 54 tahun
Tinggi: 174 cm
Karir Pelatih:
- Monaco (2001-2005)
- Juventus (2006-2007)
- Marseille (2009-2012)
- Timnas Prancis (2012-sekarang)
Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, terkejut Kylian Mbappe dkk bisa memaksakan penentuan gelar juara Piala Dunia 2022 melawan Argentina lewat drama adu penalti.
Argentina sukses meraih gelar juara Piala Dunia 2022 seusai mengalahkan Prancis lewat drama adu penalti yang berkesudahan dengan kedudukan 4-1, Minggu (18/12/2022) di Stadion Lusail.
Dalam tempo 120 menit, hasil Argentina vs Prancis terhampar lewat skor 3-3.
Tiga gol Argentina yang dibukukan Angel Di Maria dan brace Lionel Messi, berhasil dibayar lunas oleh hattrick Kylian Mbappe.
Penentuan gelar juara Piala Dunia 2022 ditentukan melalui adu tos-tosan.
Sayang, mentalitas kuat yang diperlihatkan Prancis berakhir anti klimaks. Dua dari empat algojo penalti Prancis gagal menuntaskan tugasnya.
Berbeda dengan pemain Argentina yang tanpa cacat sukses mengesekusi penalti secara baik.
Pasca-pertandingan, Didier Deschamps tak bisa menutupi perasaan kecewa.
"Hasil ini menggurat sebuahg kekecewaan yang sangat besar," buka Didier Deschamps, seprti yang dikutip dari laman RMC.
"Namun Prancis tetap menunjukkan yang semestinya. Perjuangan tanpa kenal lelah ini pantas diapresiasi oleh semua orang," harap Deschamps.
Prancis memang sempat tertinggal 2-0 di babak pertama melalui penalti Messi dan Angel Di Maria.
Namun drama terjadi di babak kedua dan extra time di mana Argentina sukses menambah satu gol, berbanding Prancis yang mengandalkan hattrick dari Mbappe.
Langkah Prancis yang berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa Argentina melewati adu penalti membuat sang juru taktik kaget.
"Saya tahu permainan tim (Prancis) sangat buruk dalam 60 menit awal. Namun yang membuatku kaget adalah mereka berhasil menyamakan kedudukan, entah dari mana motivasi itu bangkit," sambung juru taktik tim Ayam Jantan.
"Pada skor 2-0 saaya sudah nothing to lose dan berpikir kami akan kalah dalam 90 menit. Meskipun pada endingnya sama, kami harus mengatakan 'bravo' kepada Argentina," sambungnya.
Disinggung soal banyaknya pemain Prancis yang terserang flu unta beberapa hari sebelum final, Deschmaps tak ingin menjadikan hal tersebut sebagai alasan.
"Ada banyak alasan yang menjelaskan mengapa kami tidak sebaik itu. Beberapa pemain penting memiliki energi yang lebih sedikit tetapi memasukkan pemain yang lebih muda dengan pengalaman yang lebih sedikit tetapi banyak kesegaran dan kualitas membuat kami terus bermimpi," ujar eks pelatih dan pemain Juventus.
"Tapi sayangnya mimpi itu tidak jadi kenyataan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.