TRIBUNNEWS.COM - Hasil rapat PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan pemilik klub Liga 2 menghasilkan sejumlah kesimpulan.

Termasuk hasil mayoritas klub Liga 2 meminta agar kompetisi Liga 2 yang sempat diputuskan berhenti bisa dilanjutkan kembali.

Dari 25 tim yang mengeluarkan suara, ada 15 tim yang menyetujui lanjut.

Sembilan tim menolak Liga 2 dilanjutkan, sementara satu tim memilih netral.

Hal tersebut diungkap Manajer Persipura Jayapura, Yan Permenas setelah rapat setelah digelar.

Baca juga: Hanya Perwakilan Klub Sriwijaya Yang Tidak Hadir Di Pertemuan Pemilik Klub Liga 2 Dengan PT LIB

Sembilan tim yang menolak Liga 2 dilanjutkan, di antaranya:

1. Kalteng putra

2. Persekat

3. Persikab Kabupaten Bandung

4. Persipa Pati

5. PSKC Cimahi

6. PSDS

7. Putra Delta (PDS)

8. Deltras

9. PSPS

Dan ada 15 tim yang memilih melanjutkan kompetisi Liga 2.

Di antaranya Bekasi FC, Gresik United, Persela Lamongan, Persewar Waropen, Persiba Balikapapan, Persipal, Persipura Jayapura, Sulut United, PSIM, Semen Padang.

Persijap Jepara, Karo United, Nusantara United, PSCS Cilacap, dan PSMS Medan.

Baca juga: Liga 2 2022 Dilanjutkan, PT LIB Singgung Sistem Promosi dan Degradasi di Liga 1

Meski ada penolakan, Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus menjelaskan jika kompetisi Liga 2 bisa dilanjutkan.

Bahkan PT LIB sudah merancang jadwal dan bagaimana format pertandingan Liga 2 2022/2023 jika dilanjutkan.

Lalu apakah sembilan klub yang menolak Liga 2 akan dieliminasi?

Sebelumnya, Manajer Persipura Jayapura, Yan Permenas Mandenas meyebut bila ada klub Liga 2 2022/2023 yang menolak kompetisi dilanjutkan harus tereliminasi.

"PT LIB harus tegas dengan regulasi yang dibuat."

"Jika ada klub yang tidak ingin lanjut maka sudah pasti harus tereliminasi," kata Yan, dilansir TribunPapua.com, sebelum rapat digelar.

Apakah saran Yan Permenas Mandenas akan terealisasikan?

Sayangnya, keputusan akhir bukanlah di tangan PT LIB, melainkan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

Keputusan untuk kelanjutan Liga 2 dalam rapat ini baru sekedar hasil rapat saja.

Keputusan akhir Liga 2 kembali lanjut atau tidak akan diambil dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari mendatang.

Apabila diputuskan lanjut, nantinya kepengurusan PSSI yang baru lah yang akan menentukan format Liga 2 selanjutnya.

Termasuk nasib para klub yang menolak kompetisi Liga 2 untuk dilanjutkan.

Baca juga: Rapat Pemilik Klub Liga 2 Berjalan Alot: Kelanjutan Liga 2 Ada di KLB PSSI

PT LIB Tentukan Format dan Jadwal Pertandingan jika Liga 2 Resmi Dilanjutkan

Merujuk kepada hasil meeting yang berlangsung bersama pemilik klub Liga 2, Selasa (24/1/2023) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, menemukan titik temu untuk melanjutkan kompetisi.

Kompetisi Liga 2 2022 direncanakan akan kembali menggulirkan pertandingan akhir Februari nanti.

Alasan Liga 2 2022/2023 baru dimulai pada akhir bulan Februari karena sejumlah tim sudah membubarkan skuadnya.

PT LIB memberikan waktu bagi tim-tim tersebut untuk kembali mengumpulkan petat kekuatannya.

"Terutama bahwa kaitannya dengan akan berakhirnya kompetisi liga 2, dimana malihat kondisi hari ini sebagian klub sedang istirahat, sudah bubarkan tim sehingga kita merancang liga akan berlangsung 24 Februari, artinya LIB membuat rancangan untuk klub memperisapkan diri untuk memulai lagi," kata Ferry, dikutip dari BolaSport.com.

Selain itu, Liga 2 2022/2023 akan terhenti sejenak ketika Piala Dunia U20 2023 berlangsung di Indonesia. Hal ini juga menjadi alasan venue untuk pertandingan belum ditentukan.

"Kompetisi itu akan berlangsung dengan beberapa kali venue, banyak yang belum memilik sarana, sehingga puasa dihentikan, lanjutkan lagi sesudah lebaran," tutur Ferry.

"Kick-off sebelum Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20."

"Setelah itu selesai 11 Juni, kemudian lanjut dengan format lanjutan 5 besar dan berakhir di akhir Juni atau awal Juli 2023," terangnya.

Dengan keputusan Liga 2 2022/2023 dilanjutkan, menjadi tanda tanya besar bagaimana keputusan soal Liga 1 musim ini yang tanpa ada sistem degradasi.

Hasil rapat kelanjutan Liga 2 musim ini memiliki dampak langsung terhadap persaingan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. (*)

(Tribunnews.com/Siti N/ Giri)(BolaSport/Wila Wildayanti)(TribunPapua.com/Astini Mega Sari)