Situasi tak Lagi Kondusif, Arema FC Pertimbangkan Bubar, Manajemen: Kami Sudah Berupaya
Pernyataan manajemen PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT. AABBI) tentang pembubaran tim Arema FC.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pasca-aksi perusakan Kantor Arema FC oleh Arek Malang kemarin, Minggu (29/1/2023), manajemen klub saat ini mempertimbangkan pembubaran Arema.
Hal itu meruntut Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Arema FC mengalami banyak masalah, terusir dari Malang Raya untuk memainkan laga kandang.
Kemudian ditolak di mana-mana ketika menjajaki daerah lain, penyerangan terhadap bus tim, hingga yang terbaru amukan massa yang mengatasnamakan Arek Malang saat unjuk rasa di Kantor Arema FC yang bersebelahan dengan store klub.
Akibatnya, store Arema FC rusak cukup parah.
Baca juga: Perusakan Kantor Arema FC, Polresta Malang Amankan 107 Orang hingga Kronologi Lengkapnya
Hari ini, Senin (30/1/2023) manajemen Arema FC menyikapi kondisi yang belakangan ini terjadi.
Bukan tidak mungkin manajemen Arema FC mengambil langkah untuk pembubaran tim jika memang dianggap sudah tidak kondusif lagi.
"Jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif, kami manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC dibubarkan," kata Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT. AABBI), Tatang Dwi Arfianto, dikutip dari Tribun Jatim.
Menurut Tatang, Arema FC sudah melakukan berbagai macam upaya dari kejadian yang menewaskan 135 orang di Stadion Kanjuruhan yang dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan itu.
Mulai dari membuka crisis center untuk membantu penanganan korban.
Memberikan layanan trauma healing.
Menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata.
Serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi.
Tatang mengakui, Arema FC sangat memahami bagaimana suasana duka yang belum berkesudahan hingga saat ini dengan meminta keadilan.
Oleh karena itu, jajaran direksi dan manajemen klub sudah berkumpul untuk membahas masa depan klub dan langkah ke depannya setelah kejadian belakangan ini.
"Jika sebelumnya kami memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya," beber Tatang.
"Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sina, Tribun Jatim/Rifki Edgar)