Akmal Marhali: Buat Pakta Integritas Untuk Calon Ketum PSSI Fokus Benai Sepakbola Sampai 2027
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengatakan pemimpin PSSI periode 2023-2027 benar-benar harus fokus membenahi sepakbola.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengatakan pemimpin PSSI periode 2023-2027 benar-benar harus fokus membenahi sepakbola.
Terlebih dua dari lima Calon Ketua Umum PSSI yakni La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir dinilainya punya kekuatan untuk bisa memperbaiki sepakbola Indonesia.
Menurut Akmal, hal utama yang harus dilakukan Ketum PSSI nanti yakni membasmi pengurus-pengurus PSSI lama. Para voters juga harus bisa melihat lebih jelih mengenai kapabilitas para Exco PSSI pada Kongres Pemilihan 16 Februari mendatang.
“Kalua pemerintah mau turun tangan jangan setengah-setengah kan sudah izin menterinya dan sebagainya. Jadi potong saja generasi-generasi yang nakal-nakal di PSSI,” kata Akmal saat dihubungi Tribunnews minggu lalu.
“Dua-duanya saya pikir bisa. Pak La Nyalla sebagai Ketua DPD RI punya kekuasaan dan Erick Thohir Menteri BUMN dan katanya direstui Presiden itu lebih kuat lagi kan. Mereka juga punya kekuatan politik juga, kekuatan uang jadi mau apalagi tinggal mau atau tidak,” sambungnya.
“Kalau saya pilih di antara kedua orang ini, saya tidak akan pilih orang-orang yang bermasalah di sepakbola. Exco haru baru semua,” terang Akmal.
Tak hanya itu, Akmal melihat sejauh ini panggung pimpinan PSSI hanya jadi batu loncatan saja.
Untuk itu kedepan kelima calon Ketum PSSI ini harus membuat pakta integritas yang berisikan mengenai fokus mengurusi sepakbola hingga akhir periode.
“Kedua, mereka harus buat pakta integritas bahwa mereka tidak menjadikan sepakbola sebagai batu loncatan hanya untuk kontestasi Pilpres 2024,” ujar Akmal.
“Jadi perlu ada komitmen dari calon-calon ini kalau mereka tidak tergiur untuk ikut kontestasi 2024, hanya fokus untuk membenahi sepakbola Indonesia sampai 2027, berani itu tidak?”, pungkasnya.