Sutan Harhara Kenang Kebaikan Almarhum Nugraha Besoes Saat Melayat ke Rumah Duka, Begini Kata Sutan
Eks pemain Timnas Indonesia era 70-an, Sutan Harhara tampak hadir di Rumah Duka Almarhum Nugraha Besoes, Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Eks pemain Timnas Indonesia era 70-an, Sutan Harhara tampak hadir di Rumah Duka Almarhum Nugraha Besoes, Taman Alfa Indah, Joglo, Jakarta Barat, Senin (6/2/2023).
Sutan mengaku sangat kehilangan sosok Nugraha Besoes yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjen PSSI periode 1983-1999 dan 2003-2011.
Bahkan pria yang pernah membela klub Persija Jakarta itu menilai Nugraha Besoes harusnya layak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pancawati, Karawang karena dedikasinya di dunia sepakbola Indonesia.
“Saya rasa ini berduka sangat luar biasa ya. Kita tahu beliau seorang yang memiliki konsep yang luar biasa. Saya masih jadi pemain beliau sudah ada, luar biasa pengabdiannya dan menurut hemat saya harusnya beliau sudah dimakamkan di Makam Pahlawan di Karawang,” kata Sutan Harhara saat ditemui di Rumah Duka.
“Waktu usia saya masih belasan tahun, beliau sudah urusin (PSSI). Sekarang usia saya 72 tahu. Saya rasa dalam waktu yang lama sekali sulit mendapatkan sosok seperti beliau,” sambungnya.
Saat disinggung kenangan apa yang tak terlupakan bersama almarhum, Sutan Harhara secara gamblang menceritakan satu per satu kenangan indah yang tak bisa dilupakan.
Mulai dari penunjukkan dirinya sebagai pelatih Timnas Indonesia hingga mendapatkan penghargaan sebagai pelatih terbaik yang di dalamnya ada tanda tangan Nugraha Besoes.
“Kenangan banyak sekali. Ya itu disiplin ilmu yang beliau berikan kepada saya, pada saat saya diajukan menjadi pelatih nasional yang maju bukan ketum tapi beliau dulu. Dia bilang sama saya udah siap belum, saya bilang siap. Itu tidak bisa saya lupakan,” kata Sutan Harhara.
“Beliau juga menghargai saya, saya mendapatkan pensiunan seumur hidup. Lantas mendapatkan piagam dari PSSI yang tanda tangan beliau dengan Ketua Umum jadi pelatih terbaik,” sambung eks pelatih Timnas Indonesia periode 1972-1980 tersebut.
Hal lainnya menurut Sutan Harhara yang sulit cari pengganti seperti sosok beliau yakni tidak pelit ilmu.
Kala ia menjadi pelatih dan Nugraha Besoes sebagai Sekjen PSSI, dirinya mengaku banyak mendapatkan ilmu dari Nugraha Besoes.
“Beliau itu bentuk kebaikannya bukan hanya dengan uang tapi bahwa disiplin ilmu kadang-kadang beliau setelah kongres AFC atau FIFA, saya dikasih rekaman video. Itu saya bawa pulang untuk saya pelajari,” ujar Sutan.
“Dari situ saya banyak belajar dan saya sependapat juga dengan beliau when u stop learning, u stop teaching karena saya seorang pelatih. Ya, terlalu susah menceritakan kebaikan beliau karena saking banyaknya,” pungkasnya.