Milan vs Tottenham: Catatan Mentereng Antonio Conte Lawan AC MIlan, Begini Rekornya Lawan Rossoneri
Dalam 14 pertandingan itu, Antonio Conte telah memenangkan 10 laga, imbang 3 laga, dan cuma satu kali kalah.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Antonio Conte memiliki rekor mentereng pada saat menghadapi AC Milan.
Sepanjang karier kepelatihannya, Antonio Conte telah menghadapi AC MIlan sebanyak 14 kali.
Dalam 14 pertandingan itu, Antonio Conte telah memenangkan 10 laga, imbang 3 laga, dan cuma satu kali kalah.
Catatan itu diraihnya sejak melatih Atalanta, Juventus, dan Inter Milan.
Ini adalah pertemuan pertama Antonio Conte saat berperan sebagai manajer Tottenham Hotspur melawan AC Milan.
Antonio Conter kembali ke tanah airnya saat membawa Tottenham Hotspur menyambangi markas AC Milan, Stadion San Siro pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Rabu (15/2) dini hari.
Pertandingan ini, diyakini banyak orang, akan menjadi semacam audisi bagi Conte sebelum benar-benar pulang kampung akhir musim ini.
Ya, ini akan menjadi pentas ideal bagi Conte untuk mempromosikan dirinya kembali di Italia, terkhusus di AC Milan.
Pelatih berusia 53 tahun ini adalah mantan pemain. dan pelatih yang sukses di Juventus. Dia juga bos peraih gelar Serie A bersama Inter Milan.
Tak ada yang lebih dia inginkan selain melengkapi prestasinya, yakni membawa AC Milan juara untuk melengkapi kesuksesannya bersama tiga tim besar klasik tradisional di Italia.
Kontrak Conte di Tottenham akan habis akhir musim ini. Dan dia sudah menyiratkan hasrat untuk pulang kampung.
Dalam wawancara dengan Daily Mail beberapa waktu lalu, Conte menyatakan telah mengubah orientasi hidupnya.
Tak mau terlalu ngoyo mencari kerja sampai jauh ke negeri orang.
Ini terjadi meninggalnya ketiga sahabatnya, Gian Piero Ventrone, Gianluca Vialli, dan Sinisa Mihajlovic dalam waktu tak terlalu jauh.
Ditambah lagi dengan fakta istri, dan anaknya memilih tinggal di Italia.
Di sisi lain, peluang terbuka baginya untuk mencari kerja di Italia.
Juventus yang dilanda krisis pasti akan mencari manajer baru di akhir musim. Milan juga akan membuka lowongan jika Stefano Pioli tidak bisa menahan keterpurukan belakangan ini.
Jadi Conte punya motivasi lebih untuk duel ini. Bukan sekadar mempersembahkan kemenangan untuk Spurs, tapi juga jadi semacam ajang audisi bagi dirinya.
Dan dia punya modal historis bagus. Delapan dari sembilan laga terakhirnya kontra Milan berakhir dengan kemenangan. Termasuk juga kemenangan 3-0 dalam laga terakhir saat dia membawa Inter Milan juara pada 2021 lalu.
Sayangnya, pasukan The Lilywhite ini datang bermodal kekalahan telak 1-4 dari Leicester City di laga terakhir.
Ini menjadi bukti betapa Spurs memang tim yang inkonsisten, setelah di laga sebelumnya mereka sukses menekuk City 1-0.
Dia juga kehilangan sejumlah pemain pilarnya di laga ini.
Di bawah mistar, Hugo Lloris absen karena cedera.
Demikian juga Ryan Sessegnon, dan Rodrigo Bentancur.
Sementara Pierre-Emile Hojbjerg suspend gara-gara akumulasi kartu kuning di babak penyisihan grup.
Conte bakal mengandalkan sang bomber, Harry Kane untuk mencuri poin di San Siro.
Setelah mengemas gol krusial dalam kemenangan 1-0 atas Fulham, dan Manchester City, keran gol Kane mampet saat melawan Leicester di laga terakhir.
Milan sementara itu sedang berusaha bangkit dari kehancuran. Rossoneri melalui tujuh laga tanpa kemenangan -- termasuk kekalahan dari rival besar mereka Inter di Piala Super Italia dan di liga.
Mereka akhirnya bisa kembali ke jalur benar setelah menekuk Torino 1-0 pada laga terakhir lewat gol semata-wayang Olivier Giroud.
Sundulan striker asal Prancis ini di menit ke-60 membalaskan dendam tersingkir dari Coppa Italia oleh tim Ivan Juric ini bulan lalu.
Sekaligus membawa Milan meraih kemenangan kedua mereka di tahun 2023.
Kemenangan yang tidak meyakinkan tetapi cukup berharga membantu meringankan beberapa tekanan yang telah menumpuk di pundak pelatih Stefano Pioli.
Namun dengan jarak terpaut 18 poin dari pemimpin Serie A, Napoli, ditambah tersingkir dari Piala Domestik, maka Liga Champions jadi satu-satunya cahaya penyelamat.
Itu akan jadi misi sangat sulit, terutama jika mereka tak segera memperbaiki diri.
Milan bakal kembali bersandar pada sentuhan sang ujung tombak, Olivier Giroud untuk mencetak gol.
Dibantu dengan kecepatan Rafael Leao yang telah terlibat 18 gol dari 29 penampilan musim ini. (Tribunnews/den)