Menanti Shayne & Sandy Walsh, Pelengkap Jordi Amat dalam Skuad Timnas Indonesia untuk Level Asia
Proyek naturalisasi Shin Tae-yong kolaborasi dengan pemain lokal demi pencapaian Timnas Indonesia bersaing di level Asia.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong antusias dengan hasil skuad Garuda yang ditahan imbang Burundi 2-2 pada laga kedua kemarin di Stadion Patriot, Bekasi, Selasa (28/3/2023).
Timnas Indonesia unggul lebih dulu lewat gol Witan Sulaeman, tapi Burundi berhasil menyamakan kedudukan bahkan unggul jelang waktu normal babak kedua berakhir.
Beruntung bagi skuad Garuda mendapat peluang dari skema bola mati di masa injury tim.
Umpan pemain naturalisasi, Marc Klok disundul olh naturalisasi lainnya, Jordi Amat yang mengarah ke tiang jauh sisi kanan yang sulit dihalau kiper Burundi.
Secara keseluruhan, Shin Tae-yong memuji perjuangan skuad Garuda yang bersaing hingga penghujung waktu pertandingan.
Baca juga: Pembuktian Jordi Amat di Timnas Indonesia, Puzzle Penyempurna Tembok Pertahanan Garuda
"Untuk hari ini (laga kedua) para pemain bekerja keras," puji Shin Tae-yong usai laga.
"Secara keseluruhan banyak pemain yang berpuasa jadi terlihat capek. Tetapi secara mental kami lebih baik, sampai akhir tidak menyerah."
Hasil ini adalah buah dari proses Shin tae-yong yang menukangi Timnas Indonesia sejak 2019 lalu.
Bongkar pasang pemain, hingga proyek naturalisasi demi kemajuan sepak bola Tanah Air.
Dia melihat, dua laga melawan Burundi kemarin adalah modal berharga untuk meningkatkan mentalitas skuad Garuda.
Tidak hanya secara individu pemain tetapi juga melibatkan seluruh tim.
"Jadi dua pertandingan ini, saya menemukan beberapa hal positif untuk timnas," bebernya.
"Sedikit lagi memperkuat mental saja, pasti (Timnas Indonesia) menjadi tim yang menantang di Asia, bukan ASEAN lagi," jelasnya.
Pernyataan itu layaknya rasa optimisme dari pelatih berusia 52 tahun itu.
FIFA Matchday melawan Burundi kali ini merupakan momentum di mana pemain lokal yang tengah on fire bisa berkolaborasi dengan proyek naturalisasi Shin Tae-yong, Jordi Amat dan Elkan Baggott.
Selain mereka berdua, ada Marc Klok dan Stefano Lilipaly yang lebih dulu menjalani proses naturalisasi dan disumpah menjadi WNI.
Kolaborasi Naturalisasi dengan Pemain Lokal
Kolaborasi ini cukup menarik. Jordi Amat dengan pengalamannya di Liga Inggris dan Liga Spanyol menjadi panutan di sisi pertahanan yang didominasi pemain muda pilihan Shin Tae-yong.
Ada Rizky Ridho dan Elkan Baggott meskipun Hansamu Yama dan Fachruddin turut dalam daftar pemain lawan Burundi.
Pada laga pertama lawan Burundi contohnya, skema tiga bek yang dikomandoi Jordi Amat di sisi tengah memberikan kenyamanan.
Satu dengan yang lainnya saling mengisi kekosongan ruang, termasuk cover gelandang dari Klok ataupun Irianto saat Jordi Amat naik ke sisi tengah lapangan.
Pemandangan itu tampak kerap terjadi pada laga pertama. Jordi melepaskan umpan yang bervariasi, baik long direct yang melebar ke sisi sayap, ataupun umpan pendek di antara pemain Burundi.
"Anda harus menulis di buku, cover play Anda sangat bagus," ucap Elkan Baggott dalam postingan Instagram Jordi Amat yang menampilkan foto dirinya tampil melawan Burundi.
Stefano Lilipaly juga turut mengomentari yang menuliskan, "Solid".
Gambaran tersebut memberikan kenyamanan dan pola permainan yang fleksibel bagi skuad Garuda. Terlebih dengan kegemaran Shin Tae-yong yang memilih pemain muda yang menjadi proyek jangka panjang.
Hampir dari rata-rata pemain lokal yang dipanggil Shin Tae-yong adalah langganan sejak dia tiba di Indonesia.
"Kami memainkan pertandingan yang menarik di leg pertama, di mana kami fokus pada pertahanan yang baik," ucap Jordi usai laga lawan Burundi (25/3).
"Selain itu, Elkan (Baggott) dan Rizky Ridho juga melakukan banyak cover untuk saya," sambungnya.
Sebagai yang lebih tua dan berpengalaman di antara keduanya, seyogyanya Jordi Amat memberikan kesan tersebut kepada bibit Indonesia ini.
Apalagi momen FIFA Matchday adalah waktu yang tepat untuk membangun chemistry mengingat target jangka panjang di Piala Asia 2024 nanti.
Saya mencoba untuk berbagi pengalaman saya dengan rekan setim, semua merasa nyaman," beber Jordi.
"Kami memanfaatkan setiap menit di FIFA Matchday ini untuk saling mengenal satu sama lain dan membangun tim yang kuat," tambahnya.
Jordi Amat dan Naturalisasi
Jordi Amat mungkin satu di antara proyek naturalisasi Shin tae-yong yang cukup menjanjikan sejauh ini.
Dia memang baru tampil sejak Piala AFFF 2022, tapi di akhir turnamen dia masuk dalam starting XI terbaik, dan hanya satu-satunya dari Timnas Indonesia.
Kehadiran Jordi Amat pun layaknya pondasi dalam sebuah tim yang ingin dibangun Shin Tae-yong seiring pengembangan mental dan permainan pemain lokal.
Masih ada nama Shayne Pattynama dan Sandy Walsh yang dinantikan publik karena keduanya sudah sah menjadi WNI.
Shayne menanti proses perpindahan federasi Belanda, KNVB ke PSSI. Sementara Sandy Walsh menjalani pemulihan cedera.
Kedatangan dua pemain tersebut bisa membuat permainan Timnas Indonesia lebih cair, meski didominasi pemain naturalisasi.
Langkah ini bagai boomerang bagi pemain lokal. Mereka harus mampu bersaing, proses, dan menunjukkan perkembangan agar masuk dalam skuad utama.
Nama-nama seperti Dendy Sulistyawan dan duo Sayuri adalah aktor baru dalam skuad Shin Tae-yong belakangan ini karena performa impresifnya di lapangan.
Setelah lawan Burundi, Timnas Indonesia akan menjalani FIFA Matchday berikutnya pada Juni 2023.
Lawan yang akan dihadapi skuad Garuda kabarnya dalam ranking 100 besar FIFA, yakni Palestina.
"Saya berharap Indonesia bisa melawan tim kuat ranking 100 ke bawah," beber Shin tae-yong.
"Agar bisa memperkuat taktik dan organisasi permainan dari tim," pungkasnya.
Timnas Indonesia diharapkan bisa tampil full team layaknya lawan Burundi, apalagi jika ketambahan Shayne dan Sandy Walsh.
(Tribunnews.com/Sina)