Romelu Lukaku Dapat Kartu Merah yang Aneh dari Wasit Davide Massa, Begini Kronologinya
Yang mengejutkan, wasit memutuskan untuk memberikan kartu kuning kedua kepada Lukaku dengan keyakinan selebrasinya provokatif.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Suara-suara menirukan monyet terdengar sayup-sayup di Stadion Alianz di Turin dalam semifinal leg pertama Coppa Italia, Rabu (5/4) dini hari.
Suara-suara itu, disertai dengan nyanyian sarat rasisme datang dari sejumah pendukung Juventus ditujukan untuk striker Inter Milan, Romelu Lukaku.
Saat momen krusial, ketika Romelu Lukaku akan mengambil penalti di menit 90+5 saat Juventus unggul 1-0, suara-suara monyet itu semakin kencang terdengar, menunjukkan masih tingginya rasisme di sana.
Tapi Romelu Lukaku tak tergoyahkan. Dia tetap fokus. Tetap tenang mengeksekusi penalti.
Sepakan kaki kirinya mengarahkan bola mendatar ke kiri, sedang kiper Mattia Perin bergerak ke arah berlawanan.
Lukaku pun merayakan golnya dengan selebrasi jari telunjuk disimpan di depan mulut.
Football Italia melaporkan dia mengatakan 'muto' - bahasa Italia yang setara dengan menyuruh seseorang untuk tutup mulut.
Sebuah selebrasi yang lazim, dan biasa dilakukan banyak pemain lain.
Yang mengejutkan, wasit memutuskan untuk memberikan kartu kuning kedua kepada Lukaku dengan keyakinan selebrasinya provokatif.
Kartu merah dari Wasit Davide Massa itu mengundang tanda tanya. Agensi pemain Roc Nation Sports jadi salah satu pihak yang mempertanyakan kartu merah aneh tersebut.
“Romelu pantas mendapatkan permintaan maaf dari Juventus, dan saya berharap Liga Serie A segera mengutuk perilaku kelompok suporter Juventus ini," demikian rilis dari Roc Nation lewat presidennya, Michael Yormack.
"Pihak berwenang Italia harus menggunakan kesempatan ini untuk mengatasi rasisme, daripada menghukum korban pelecehan tersebut. Saya yakin bahwa dunia sepak bola berbagi sentimen yang sama," tulis agensi yang didirikan rapper Jay-Z ini.
Duel leg pertama itu berlangsung seru. Inter lebih mendominasi permainan dengan penguasaan bola mencapai 62 persen. Namun, justru Juventus yang lebih dulu memetik gol.
Bermula dari umpan silang yang disambut sundulan oleh Manuel Locatelli. Bola mengarah ke Juan Cuadrado yang dengan akurat melepaskan sepak keras untuk menggetarkan jala Samir Handanovic.
Detik-detik akhir jelang bubaran, bek Juventus Bremen melakukan handsball saat melompat hendak menyundul bola. Wasit menunjuk titik putih, dan Lukaku, di tengah suara-suara monyet dari sejumlah pendukung Juventus, sukses mengeksekusi.