FIFA Berikan Sanksi Ringan ke Indonesia, Akmal Marhali Peringatkan PSSI: Jangan Lantas Jemawa!
Pengamat sepak bola, Akmal Marhali meminta PSSI untuk tidak jemawa setelah hanya mendapat sanksi ringan dari FIFA.
Penulis: Hafidh Rizky Pratama
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat sepak bola, Akmal Marhali meminta PSSI untuk tidak jemawa setelah Indonesia 'hanya' mendapat sanksi ringan dari FIFA.
Diketahui, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi menjatuhi sanksi administratif kepada Indonesia buntut dari gagal digelarnya Piala Dunia U20 di Indonesia.
Dikutip dari situs resmi FIFA, sanksi administratif yang diterima Indonesia berupa pembekuan dana forward alias forwads funds.
Namun, FIFA belum secara gamblang, berapa atau sampai kapan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak menerima dana forward tersebut.
Dalam situs resmi PSSI, dana forward sendiri merupakan bentuk bantuan yang diberikan FIFA untuk keperluan operasional federasi.
FIFA masih akan melihat strategi besar PSSI yang dibawa Erick Thohir yang dibungkus menjadi cetak biru sepak bola Indonesia.
Menanggapi sanksi tersebu, pengamat sepak bola, Akmal Marhali berharap agar PSSI tidak senang terlebih dahulu karena hanya mendapat sanksi ringan dari FIFA.
Lebih lanjut, Akmal Marhali meminta kegagalan Indonesia menggelar Piala Dunia U20 2023 segera dievaluasi.
Sehingga, kedepannya tidak ada lagi kesalahan tersebut yang dapat merugikan sepak bola Tanah Air.
Baca juga: Arti Dana Forward, Bantuan FIFA yang Dibekukan untuk Sepak Bola Indonesia
"Hukuman ringan ini jangan kemudian membuat kita jemawa,” ujar Akmal Marhali, yang dikutip dari unggahan Instagramnya, Jumat (7/4/2023).
"Apapun alasannya kita tetap mendapatkan hukuman dan FIFA membuktikan bahwa mereka tetap menjaga kedaulatannya sebagai sebuah federasi olahraga yang menegakkan wibawa di mata anggotanya."
"Untuk mereka yang sudah terlanjur melakukan kesalahan fatal ini harus menjadikannya sebagai pelajaran penting di mana sepak bola tidak boleh dikaitkan atau dicampuradukkan dengan politik."
Lebih lanjut, Akmal Marhani menegaskan agar tidak mencampurkan politik dan olahraga.
"Sepak bola harus tetap menjadi sepak bola, jangan sampai kemudian sepak bola dijadikan kendaraan politik," tegas Akmal Marhali.