Thomas Doll: Buruk Bagi Perkembangan Pemain Muda Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20
Seperti diketahui, FIFA telah resmi mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, yang sejatinya bergulir 20 Mei - 11 Juni mendatang.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, buka suara soal pembatalan Piala Dunia U-20 Indonesia.
Seperti diketahui, FIFA telah resmi mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, yang sejatinya bergulir 20 Mei - 11 Juni mendatang.
Thomas Doll mengatakan, gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah ini adalah situasi yang sangat berdampak buruk bagi pemain muda.
Dalam hal ini, jelas para pemain Timnas Indonesia U-20 yang paling terdampak usai pembatalan tersebut.
"Saya pikir ini situasi yang buruk untuk pemain muda, karena saya juga pernah muda dan semua orang bermimpi, termasuk di negara kamu (Indonesia)," kata Thomas.
"Saya pikir semua negara telah mempersiapkan sejak tahun lalu dan semua juga bisa merasakan bahwa pemain sangat-sangat sedih dan kecewa," jelasnya.
Sejatinya, lanjut Thomas, Indonesia masih berpeluang menjadi tuan rumah untuk menunjukkan transformasi usai tragedi Kanjuruhan Oktober tahun lalu.
Terlebih, menurut Thomas, Indonesia kini telah memiliki stadion-stadion yang telah siap digunakan.
"Saya pikir untuk sepakbola Indonesia akan sangat baik jika membawa seluruh dunia ke sini, mereka bisa melihat setelah tragedi (Kanjuruhan) semuanya normal," tutur Thomas.
"Kita (Indonesia) memiliki stadion yang bagus, memiliki suporter yang fantastis di stadion, semua orang di seluruh dunia mereka bisa melihat pertandingan yang baik. Mereka bisa melihat betapa fantastisnya orang di Indonesia, dan sekarang kita tidak bisa menunjukkan itu dan pemain (Indonesia) juga tidak bisa menunjukannya," jelasnya.
Di kubu Persija ada sembilan pemain yang dipanggil untuk bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Indonesia U-20.
Mereka adalah Cahya Supriadi, Muhammad Ferarri, Alfriyanto Nico, Ginanjar Wahyu, Donny Tri Pamungkas, Frengky Missa, Barnabas Sobor, Resa Aditya, dan Achmad Maulana Syarif.
"Saya juga sangat-sangat sedih untuk pemain saya, tapi juga (sedih) dengan sepakbola Indonesia. Karena ini adalah kesempatan yang besar untuk kembali normal, dan semua dunia bisa melihat bahwa di Indonesia semuanya normal," kata Thomas.
"Kita memiliki stadion yang modern, kita punya suporter yang fantastis, dan sekarang itu sudah hilang, itu adalah kesempatan yang besar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Thomas Doll pun membahas jalannya Liga 1 2022/23, yang tidak berjalan mulus.
"Saya pikir sepanjang musim (2022/23) sudah berjalan aneh, tapi ini (pembatalan Piala Dunia) adalah poinnya," kata Thomas.
"Kejadian ini tidak terlalu penting seperti yang terjadi pada tragedi ketika ada orang yang meninggal, tapi semua ini datang bersamaan di musim ini, dan akhirnya ini tentu tidak bagus untuk sepakbola Indonesia," pungkasnya.