Pengamat Sepak Bola: Ketegasan Erick Thohir Soal Match Fixing Harus Diikuti Semua Elemen Liga
Diharapkan Samloy, ketegasan Erick Thohir terhadap para pelaku match fixing tidak hanya pada peserta Liga 1 tetapi kepada seluruh level.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pengamat Sepak Bola: Ketegasan Erick Thohir Soal Match Fixing Harus Diikuti Semua Elemen Liga 1 dan Liga 2
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat sepak bola Rony Samloy mengatakan, ketegasan Ketua Umum PSSI Erick Thohir kepada pelaku match fixing atau pengaturan pertandingan sehingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan harus mendapat dukung penuh semua pihak demi kemajuan dan sehatnya sepak bola Indonesia.
Hal itu sesuai dengan janji dan komitmen Erick Thohir akan memberikan sanksi berat bagi pihak yang terbukti melakukan match fixing dihukum seumur hidup dengan pelarangan untuk beraktivitas di dunia sepak bola.
Menurut Samloy, match fixing ini sudah menjadi penyakit mematikan dalam sepakbola Indonesia selama ini sehingga mengakibatkan sepakbola Indonesia tidak bisa berkembang di level regional hingga internasional.
Baca juga: GBLA Dipenuhi Asap Pekat Flare Seusai Persib Keok 1-4, Bobotoh Lawan Kebijakan Manajemen Maung
Untuk itu, demi menciptakan sepak bola yang maju dan bersih, maka praktik-praktik kotor seperti match fixing oleh pemain, wasit hingga klub harus ditindak tegas.
“Jika sepakbola kita ingin maju dan berprestasi serta lebih profesional dengan menjunjung tinggi sportifitas maka sudah saatnya macth fixing ini diberantas dari wajah persepakbolaan Indonesia,” kata Samloy kepada wartawan, Senin (17/4).
Dikatakan Samloy, aturan terkait match fixing ini sudah tertera dalam kode disiplin tahun 2018, namun belum diterapkan secara tegas oleh PSSI. Buat Samloy, terciptanya sepak bola yang sehat di tanah air tergantung pada ketegasan pemimpin organisasi, dalam hal ini PSSI selaku penanggung jawab tertinggi dalam sepak bola Indonesia.
“Ketegasan yang diambil pak Erick Tohir untuk memberikan sanksi tegas bagi pemain, pelatih dan klub sebenarnya sudah tercantum dalam Kode Disiplin 2018 tinggal diterapkan saja. Maju tidaknya sepakbola Indonesia sebenarnya bermuara pada ketegasan sikap seluruh pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air untuk menerapkan dan menjalankan Kode Disiplin PSSI 2018 tersebut,” ucap Samloy.
Diakui mantan Wakil Ketua Komisi Disiplin Asprov PSSI Maluku ini, langkah tegas yang diambil oleh Erick Thohir terhadap pelaku match fixing merupakan salah satu komitmennya dalam menciptakan sepak bola Indonesia yang sehat dan modern.
“Apa yang dilakukan pak Erick Thohir merupakan komitmen sosok yang tulus, berkorban dan bertekad baja memajukan sepakbola Indonesia yang masih terbelenggu praktik-praktik lama seperti match fixing dan suap dalam sepakbola Indonesia,” ungkapnya.
“Apa yang kini diperingatkan pak Erick Thohir adalah lampu merah, sekaligus harapan baik bagi sepakbola Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” jelasnya.
Diharapkan Samloy, ketegasan Erick Thohir terhadap para pelaku match fixing tidak hanya pada peserta Liga 1 tetapi kepada seluruh level.
Selain itu, ke depan rekrutmen pengurus sepak bola harus mengutamakan orang-orang yang tegas agar sejalan dengan sikap Erick Thohir dalam memberantas mafia sepak bola.
“Saya berharap sikap tegas pak Erick Thohir harus diikuti seluruh pemain, pelatih, wasit, klub di semua level baik liga 1, 2 maupun liga 3 sendiri. Karena itu rekrutmen pengurus sepakbola harus mengakomodir sosok-sosok yang tegas seperti pak Erick Thohir agar mata rantai praktik mafia dapat diputus secara gradul dari nadi persepakbolaan kita,” tegasnya.
Bagi mantan jurnalis olahraga ini, sikap tegas lelaki yang juga menjabat Menteri BUMN itu sangat tepat dan di waktu yang tepat, di mana sepak bola Indonesia sedang mendapat perhatian serius dari federasi sepak bola dunia FIFA.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi? Sikap dan ketegasan pak Erick Thohir sudah tepat dan ini momentumnya,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengingatkan para pemain, wasit dan klub agar tidak mencederai sportivitas pertandingan sepak bola dengan praktik pengaturan pertandingan sehingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan dan direncanakan atau match fixing, karena akan ditindak tegas.
Sementara untuk klub yang terlibat dalam match fixing, Erick Thohir menegaskan akan menerapkan degradasi.
“Wasitnya dihukum seumur hidup, pemainnya dihukum seumur hidup, ya klubnya degradasi saja sekalian. Serius ini,” tegas Erick Thohir.