Penderitaan Chelsea di Liga Inggris, Belanja Pemain Elite hingga Prestasi Sulit
Derita Chelsea di Liga Inggris musim ini akhirnya telah berakhir. The Blues torehkan rekor terburuk sepanjang sejarah usai gagal tembus 50 poin.
Penulis: Hafidh Rizky Pratama
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Belanja Elite Prestasi Sulit
Musim ini Chelsea benar-benar menggila pada dua periode bursa transfer pemain.
Di bawah kepemimpinan Todd Boehly sebagai pemilik baru, mereka menghabiskan 550,8 juta pounds (sekitar Rp 10,1 triliun) untuk memboyong 17 pemain baru.
Enzo Fernandez menjadi pembelian termahal Chelsea dengan banderol 106,7 juta pounds.
Namun nyatanya, dana melimpah dari sang bos anyar tersebut tak mampu mendongkrak prestasi Chelsea lebih baik.
Di Liga inggris, prestasi Chelsea bisa dibilang sangat jeblok.
Dari 38 pertandingan, klub asal London itu hanya bisa meraih 11 kemanangan. Sisanya 11 kali seri dan 16 kalah.
Selain soal transfer pemain, aktivitas bongkar pasang pelatih pun juga tak mampu mendongkrak prestasi The Blues.
Mulai dari Thomas Tuchel, Graham Potter, hingga Lampard tidak sanggup menciptakan keajaiban buat armada milik Todd Boehly.
Kini agenda Chelsea tinggal menyusun kerangka tim bersama pelatih barunya untuk kompetisi musim depan.
Kabarnya, Chelsea telah menunjuk seorang Mauricio Pochettino menjadi manajer anyar The Blues musim depan.
Sosok Pochettino tentu tidaklah asing lagi bagi penggemar sepak bola.
Pochettino pun telah kaya pengalaman di Liga Inggris, bahkan memandu Tottenham Hotspur ke final Liga Champions 2019.
Tetapi tugas berat kini telah menantinya. Ia harus mewarisi skuad Chelsea yang tampil jauh di bawah ekspektasi musim ini.
Apakah Pochettino mampu mengangkat prestasi Chelsea musim 2023/2024? Menarik untuk dinantikan.
(Tribunnews.com/Hafidh Rizky Pratama)