Siapa Bisa Tiru? Cuplikan Video Roberto Carlos Lepaskan Tendangan Bebas Saat Muda, si Manusia Peluru
Roberto Carlos, salah satu legenda sepak bola Brasil yang baru-baru ini datang ke Indonesia dulu dikenal sebagai pemain dengan tendangan bebas maut.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM- Roberto Carlos, salah satu legenda sepak bola Brasil yang baru-baru ini datang ke Indonesia dulu dikenal sebagai pemain dengan tendangan bebas mematikan.
Karena tendangan bebasnya, Roberto Carlos dijuluki 'El Hombre Bala' yang artinya Manusia Peluru.
Meski dia bermain sebagai bek kiri dan gelandang bertahan, namun pada saat ada tendangan bebas, dia yang paling dipercaya melakukan eksekusi tendangan bebas tersebut.
Beberapa tendangan bebas sering masuk pada saat Roberto Carlos menjadi penendangnya.
Oleh karena itu, tidak heran pada masa era awal Playstations 1 muncul, skill Roberto Carlos diberi poin sangat istimewa.
Jika ada kesempatan tendangan bebas, Roberto Carlos sering dipilih sebagai pemain yang jadi favorit sebagai penendangnya, karena dia punya skill istimewa.
Karena skill istimewa Roberto Carlos ini pun, banyak netizen mengenangnya. Beberapa mengunggah video tendangan Roberto Carlos tersebut di akun Twitter.
Secara taktik, Roberto Carlos mulai bermain sepak bola di Brasil sebagai penyerang, biasanya sebagai penyerang tengah atau penyerang luar.
tetapi dia menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai bek, biasanya sebagai bek kiri atau bek sayap.
Pada tahun 2006, dia digambarkan sebagai "bek kiri yang berpikiran paling ofensif dalam sejarah permainan", oleh John Carlin dari The New York Times.
Roberto Carlos juga secara luas dianggap oleh beberapa pakar sebagai salah satu bek kiri terbaik dalam sejarah olahraga.
Selama waktunya di Inter, dia juga digunakan keluar dari posisinya sebagai pemain sayap dalam formasi 4–4–2 kadang-kadang oleh manajer Roy Hodgson, yang berdampak negatif pada penampilannya, dan sering membuatnya terjebak dalam pertahanan.
Dalam karir selanjutnya dengan Anzhi Makhachkala, ia malah ditempatkan sebagai gelandang bertahan di lini tengah tiga orang, untuk mengkompensasi hilangnya kecepatan dan penurunan fisik karena usianya yang semakin tua.
Roberto Carlos dijuluki El Hombre Bala ("Pria Peluru") sepanjang kariernya, karena tembakan lentur dan tendangan bebasnya yang kuat, yang diukur dengan kecepatan lebih dari 105 mil per jam (169 km/jam).
Dan untuk yang membuatnya terkenal, Carlos dianggap sebagai Seorang spesialis set-piece, ia dianggap sebagai salah satu pengambil tendangan bebas terkemuka di generasinya, dan dikenal mampu memukul bola dengan kuat.
Khususnya dari jarak jauh – dan menghasilkan tembakan melengkung dengan bagian luar kaki kirinya saat situasi bola mati.
Erick Thohir Beri Motivasi Pemain Timnas U16
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memanfaatkan momen perayaan hari ulang tahunnya untuk melecut para pemain Timnas Indonesia U-16.
Seperti diketahui, dalam perayaan ulang tahun ini turut dihadiri empat pemain legenda sepakbola dunia, yakni Roberto Carlos, Marco Materazzi, Sebastian Veron dan Eric Abidal.
Erick ingin para pemain muda binaan pelatih Bima Sakti ini mempunyai mimpi tinggi seperti para legenda yang ada di hadapannya.
“Saya mau cerita ya, legend di depan ini semuanya nobody semuanya. Tapi mereka jadi somebody ketika punya mimpi besar dan fight untuk mencapai mimpi itu,” kata Erick Thohir di BRI BRILiaN Stadium, Fatmawati, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
“Indonesia selalu dibilang underdog, inilah mental yang harus dibongkar. Termasuk kalian pemain U-16 dan U-17,” sambungnya.
Dalam momen perayaan ini masing-masing pemain legenda memang memberikan motivasi bagaimana dirinya bisa bangkit dari keterpurukan hingga akhirnya mencapai mimpinya.
Seperti Roberto Carlos yang mengaku berasal dari desa terpencil di Brasil. Dengan kerja kerasnya, ia bisa menjadi pemain bintang dan mengantarkan Brasil menjuarai Piala Dunia 2002.
Kisah-kisah perjuangan dari para legenda ini lah yang diharapkan Erick jadi pelecut bagi generasi Arkhan Kaka dkk.
“Materazzi bilang baru main profesional usia 22. Telat itu, tapi bisa menang piala dunia umur 34. Abidal kena kanker tapi berhasil kembali dan jadi juara. Veron dan Carlos juga datang dari desa kecil. Tapi mereka bisa main di MU dan Real Madrid,” cerita Erick.
“Ini alasan kami buat event ini. Disangkanya buat main-main saja, tapi kami ingin memberi contoh untuk belajar dari mereka. Saya ingin pemain terbaik U-16 seleksi profesional setelah U-20 dan U-22,” pungkasnya.