TRIBUNNEWS.COM - Beragam reaksi terus mengemuka perihal aksi Jose Mourinho yang mendatangi Anthony Taylor di parkiran selepas pertandingan final Liga Eropa saat AS Roma takluk dari Sevilla beberapa waktu lalu.

Satu di antara yang paling pedas dalam memberikan komentar ialah legenda Timnas Italia dan AC Milan, Antonio Cassano.

Antonio Cassano secara blak-blakan meminta Jose Mourinho untuk menanggalkan jabatannya sebagai pelatih AS Roma. Bahkan jika bisa meninggalkan Liga Italia saja.

Baca juga: Stok Bomber Menipis, AS Roma Susun Rencana Pulangkan Mauro Icardi ke Liga Italia

Menurut pria yang juga pernah membela Inter Milan, Mou merupakan pribadi yang katro, kampungan, dan arogan. Hal ini yang kemudian membuat Cassano menilai citra AS Roma dan Serie A sudah tercoreng berkat keberadaan sang juru taktik itu.

Tidak bisa dipungkiri kembali jika Mou dan Cassano memiliki hubungan buruk. Keduanya kerap kali melontarkan komentar pedas dan saling berbalas nyinyiran.

Dan terbaru ialah Cassano kembali memantik perselisihan komentar lewat aksi Allenatore AS Roma tersebut yang menemui wasit Anthony Taylor di parkiran bus sesaat setelah final Liga Eropa.

Salah satu faktor kegagalan AS Roma menjuarai Liga Eropa banyak diklaim karena Anthnoy Taylor yang dianggap tak becus menjalankan tugasnya.

Beberapa keputusan kontroversial diambil oleh wasit asal Inggris ini.

Tak heran jika kemudian Mou langsung melabrak Anthony Taylor selepas laga.

Tak berhenti sampai di situ, pendukung AS Roma juga melakukan penyerangan kepada Antonhy Taylor ketika sang wasit berada di Bandara Budapest ketika hendak kembali ke Inggris.

Antonio Cassano yang mengikuti warta yang berkembang, kenyataannya tak lantas membela Mourinho meski sang juru taktik merupakan nakhoda tim asal Liga Italia.

"Dia bilang dia akan berlibur," buka Cassano, dikutip dari laman Dailymail.

"Mudah-mudahan dia (Mourinho) tidak akan kembali ke Italia lagi, dia orang yang jelek," sambung mantan penggawa Gli Azzurri.

Mou memang identik dengan kepribadian yang ekspresif dan cenderung meledak-ledak ketika menanggapi sebuah insiden yang merugikan timnya.