Liga Champions: Man City Tak Bisa Remehkan Inter, Predikat Raja Final Bukan Isapan Jempol Belaka
Manchester City tak bisa meremehkan Inter Milan jelang final Liga Champions bergulir, Minggu (11/6/2023) pukul 02.00 WIB.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Manchester City tak bisa meremehkan Inter Milan jelang final Liga Champions bergulir, Minggu (11/6/2023) pukul 02.00 WIB.
Faktanya, tak banyak pelatih Eropa yang memiliki rekor mengesankan seperti Simone Inzaghi yang saat ini menukangi Inter Milan.
Dikutip dari Sky Sports, selama berkarier sebagai pelatih, Simone Inzaghi telah memainkan tujuh final bersama Lazio dan Inter Milan.
Baca juga: Ada Pemain Kroasia, Inter Milan Bisa Juara, Teori Lucu-lucuan Prediksi Pemenang Final Liga Champions
Hasilnya, Simone Inzaghi memenangkan ketujuhnya, itu pun dilakukan ketika timnya berstatus tim yang tak diunggulkan.
Oleh sebab itu, Inter Milan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk menghadapi Manchester City.
Meski Manchester City merupakan tim unggulan pada partai final Liga Champions ini.
Nerazzurri bahkan menikmati posisi mereka sebagai underdog pada pertandingan ini.
Tak peduli The Citizens memiliki Pep Guardiola, Erling Haaland, hingga Kevin De Bruyne, Inter Milan bakal mencari jalan keluar untuk meraih kemenangan.
"Di Eropa, tidak ada yang ingin bermain melawan Inter, kami adalah tim yang sulit untuk dilawan," kata bek Nerazzurri, Denzel Dumfries, kepada Sky Italy pada minggu ini.
"Underdog hanya di atas kertas: final adalah final."
"Ada banyak faktor. Kami akan tampil di pertandingan ini untuk menang," jelasnya.
Sementara itu, selama melatih Inter Milan, Inzaghi telah melakoni empat final dengan meraih dua trofi Coppa Italia dan Supercoppa Italia.
Karier kepelatihannya pun belum begitu panjang, yaitu baru berusia sembilan tahun.
Bahkan pada 2009 ketika Pep Guardiola membawa Barcelona meraih treble, Simone Inzaghi masih bermain untuk Lazio.
Namun pria asal Italia itu memiliki kemampuan apik dalam membangun reputasinya sebagai salah satu pelatih hebat di Liga Italia.
Reputasinya bukan hanya soal kemampuannya dalam memenangkan partai final.
Namun juga karena mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemain yang sudah berusia di atas 30 tahun.
Ia juga mampu bekerja dengan dana belanja yang sedikit.
Alasan itu yang membuatnya dipilih untuk menggantikan posisi Antonio Conte di Nerazzurri pada 2021 silam.
Hal lain yang melekat pada diri Inzaghi ialah soal konsistensinya dalam memilih skuad dan formasi.
"Banyak mengubah formasi tidak berarti segalanya akan berhasil, jadi ketika Anda memiliki ide yang jelas dan Anda mempelajari permainan dan lawan, segalanya menjadi jauh lebih mudah," kata Lautaro Martinez dikutip dari Sky Sports.
"Kami merasa sangat nyaman dengan pelatih karena dia bekerja dengan baik dan mempersiapkan pertandingan dengan baik," jelasnya.
(Tribunnews.com/Deni)