Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Christopher Nkunku Dibayangi Kutukan Kegagalan Para Penyerang asal Bundesliga di Chelsea

Christopher Nkunku meninggalkan RB Leipzig diiringi derai air mata para pengagumnya.

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
zoom-in Christopher Nkunku Dibayangi Kutukan Kegagalan Para Penyerang asal Bundesliga di Chelsea
BERTRAND GUAY / AFP
Penyerang Timnas Prancis, Christopher Nkunku. 

TRIBUNNEWS.COM- Christopher Nkunku meninggalkan RB Leipzig diiringi derai air mata para pengagumnya.

Surat kabar lokal di Saxony, Leipziger Volkszeitung menulis kesaksikan bahwa Nkunku yang sederhana, dan ramah ini adalah "pemain terbaik yang pernah memakai jersey Leipzig"

Sulit bagi mereka untuk tidak bersedih setelah Chelsea mengonfirmasi kedatangan Nkunku yang telah lama ditunggu-tunggu, senilai Rp 1,01 triliun dalam kontrak selama enam tahun.

Penyerang serba-biasa asal Prancis berusia 25 tahun ini digambarkan secara bombastis oleh Daily Mail.

"Dia pemain yang menggiring bola seperti seorang ilusionis, pemain yang suka menari-nari di sekitar penjaga gawang,

dengan gerakan presisi seorang sersan pelatih. Pemain yang suka melepaskan tendangan bebas untuk bersenang-senang, dan memiliki ledakan kecepatan yang eksplosif."

Gambaran berlebihan? Tidak juga. Selama dua musim terakhir, Nkunku telah mencetak 58 gol dan 29 assist saat bermain di empat posisi di lini depan.

Berita Rekomendasi

Gambaran seorang penyerang serba-bisa alias versatile idaman setiap pelatih. Persentase dribelnya juga termasuk yang terbaik di Bundesliga.

Tak mengherankan karenanya, dia terpilih sebagai Pemain Terbaik Bundesliga Musim 2021/22.

Tak main-main, saat itu Nkunku mengalahkan para kaliber pemain kaliber dunia seperti Erling Haaland, dan Robert Lewandowski.

Memulai karier sebagai gelandang tengah, pemain Prancis ini terlihat paling betah sebagai No 10, striker kedua, atau masuk dari sayap kiri.

Memang, dia mengatakan kepada Football Manager beberapa bulan lalu bahwa menjadi gelandang serang adalah posisi yang paling cocok baginya.

"Saya suka dekat dengan gawang dan berada di belakang striker," katanya.

Konsistensi dalam mencetak gol sejauh ini memberinya banyak kesempatan untuk mempraktikkan selebrasi khasnya.

Selebrasi dia mengeluarkan balon dari kaus kakinya, meniup, dan meledakkannya.

Pendukung Chelsea pasti berharap bisa sering melihat dia berselebrasi nantinya.

Dengan reputasi kemampuannya beradaptasi, Nkunku akan cocok dengan Mauricio Pochettino -- yang pernah sukses menjadikan Dele Alli menjadi nomor 10 yang dinamis saat di Tottenham.

Di bawah asuhan pelatih Argentina itu, Nkunku diharapkan bisa menjadi jimat di tengah segala ketidakstabilan yang menyelimuti tim utama.

Namun, pendukung Chelsea masih belum lupa dengan "trauma" terhadap para penyerang jebolan dari Bundesliga.

Baik Timo Werner, Kai Havertz, maupun Christian Pulisic gagal memperlihatkan kemampuan terbaik mereka selama membela The Blues.

Di Bundesliga mereka memang ganas seperti terlihat di statistik. Tapi di Liga Primer mengecewakan.

Werner, misalnya, tiba di Stamford Bridge dengan silsilah pencetak gol yang ganas: 95 gol dalam empat tahun. Kita semua tahu bagaimana langkah itu berakhir.

Bagaimana caranya agar kutukan serupa tak terulang kepada Nkunku? Hal mendasar yang harus dilakukan Pochettino adalah menempatkan Nkunku di posisi yang benar, yang membuatnya nyaman.

Niscaya, hal itu bisa menjadikannya pemain brilian.
Tapi jika memaksakan dia menjadi penyerang nomor sembilan sejati, maka itu akan menjadi risiko besar.

Mungkin saja dia bisa saja tajam di sana, namun itu bukanlah posisi alamiahnya.

Pilihan terbaik Pochettino adalah memainkannya sebagai No 10 atau di sayap kiri, di mana dia bisa memotong, dan membombardir dengan kaki kanannya.

Ini berarti, Pochettino masih punya pekerjaan rumah untuk mendapatkan lini depan impian.

Dia dituntut mendatangkan striker murni yang berkelas, yang bisa saling melengkapi dengan Nkunku untuk jadi teror bagi para bek lawan.

Pekerjaan rumah lain adalah membuat sang pemain bisa cepat beradaptasi dengan gaya permainan Pochettino selama ini.

Southampton, dan Spurs yang merupakan asuhan Poch sebelumnya, dikenal dengan gaya mereka berlari tanpa henti.

Itu bukanlah gaya yang biasa diterapkan Leipzig. Klub dengan julukan Die Rotten Bullen ini justru sering menempuh jarak jelajah paling sedikit di Bundesliga.

Dan Nkunku sendiri menempuh jarak kurang dari sembilan km per pertandingan dalam tiga musim terakhir, setidaknya satu kilometer di bawah rata-rata di Liga Primer.

Kemampuan bertahan Nkunku pun minus. Dibandingkan dengan pemain Bundesliga lain di posisinya, ia berada di peringkat terbawah untuk tekel, tantangan dribel, dan blok, menunjukkan bahwa kontribusi pertahanannya kurang.

Menjadi tugas Pochettino membenahi agar Nkunku bisa bersinar di Liga Primer, dan dicintai di Chelsea, sebagaimana ia ditangisi sekarang oleh para pendukungnya di RB Leipzig. (Tribunnews/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
25
18
6
1
60
24
36
60
2
Arsenal
25
15
8
2
51
22
29
53
3
Nottm Forest
25
14
5
6
41
29
12
47
4
Man. City
25
13
5
7
52
35
17
44
5
Bournemouth
25
12
7
6
44
29
15
43
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas