Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Pengorbanan Besar Inzaghi saat Pindah dari Juventus ke AC Milan Lalu Dihancurkan Allegri

Ada satu kisah pahit yang dialami Filippo Inzaghi di awal kepindahan menuju AC Milan serta di akhir karirnya.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Pengorbanan Besar Inzaghi saat Pindah dari Juventus ke AC Milan Lalu Dihancurkan Allegri
AFP / ALBERTO LINGERIA
Filippo Inzaghi (Kiri) merayakan setelah mencetak gol pertama pada pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AC Milan vs Novara pada 13 Mei 2012 di Milan. Filippo Inzaghi, Gennaro Gattuso dan Alessandro Nesta mengakhiri karir AC Milan mereka melawan Novara pada hari Minggu karena akhir dari sebuah era sudah selesai di San Siro. FOTO AFP / ALBERTO LINGERIA 

TRIBUNNEWS.COM - Ada satu kisah pahit yang dialami Filippo Inzaghi di awal kepindahan menuju AC Milan pada akhir karirnya.

Dalam otobiografinya yang baru saja diliris, Inzaghi mengatakan karir sepakbolanya bersama AC Milan dihabisi oleh Massimiliano Allegri.

Padahal, pada awal kepindahannya dari Juventus, ia telah melakukan pengorbanan yang cukup besar, yakni rela mendapatkan gaji yang jauh lebih kecil.

Inzaghi pindah dari Juventus ke AC Milan pada 2001, di mana ia bertahan di San Siro sampai 11 tahun lamanya.

Karir Inzaghi di Juventus cukup bersinar, mencetak 89 gol dalam 165 pertandingan di semua kompetisi dari tahun 1997 hingga 2001.

Inzaghi bermain selama empat musim di Juventus hingga berumur 28 tahun dan hengkang setelah dianggap habis disana.

Baca juga: Efek Domino AC Milan Terapkan Kebijakan Tak Populer, Proyek Stefano Pioli Rawan Runtuh

Dibalik kepindahannya dari Juventus ke AC Milan, rupanya ada pengorbanan besar yang dilakukan oleh Inzaghi. Hal itu diungkap oleh mantan CEO AC Milan, Adriano Galliani.

BERITA TERKAIT

Diungkapkannya, Inzaghi rela memotong gajinya yang bernilai cukup banyak, terpaut hingga 10 juta euro agar dia dapat pergi ke Milan.

“Saat itu, Inzaghi merelakan 10 juta itu hanya agar dia bisa datang ke Milan. Dia mendapatkan lebih sedikit bersama kami daripada yang akan dia lakukan di Turin," kata Galliani dalam perilisan otobiografi Inzaghi.

Namun pengorbanan yang dilakukan oleh Inzaghi ini tidaklah sia-sia karena di Milan, striker yang terkenal dengan sundulan mautnya ini malah semakin moncer.

Pemain yang dijuluki Super Pippo ini meraih prestasi yang gemilang, yakni memenangkan dua gelar Scudetto, dua gelar Liga Champions, dan Coppa Italia, termasuk menjadi bagian dari tim Italia yang memenangkan Piala Dunia 2006.

"Tetapi di sisi lain dia beruntung bersama kami untuk memenangkan Piala Dunia, Liga Champions, dan Piala Dunia Antarklub,” kata Galliani.

Inzaghi mencetak 126 gol dalam 300 pertandingan kompetitif untuk Rossoneri. Dia juga mencetak 25 gol dalam 57 caps senior untuk Italia, mengangkat Piala Dunia 2006 bersama tim asuhan Marcello Lippi.

Filippo Inzaghi
Filippo Inzaghi (uefa.com)

Baca juga: Revolusi Besar AC Milan Pasca-Pemecatan Maldini: 13 Pemain Ditendang, Messi dari Turki Mau Datang

Namun setelah mengalami musim-musim yang gemilang bersama Rossoneri, Inzaghi justru mendapat perlakukan tak mengenakkan, ibarat peribahasa habis sepah dibuang.

Nasib Inzaghi di AC Milan berubah 180 derajat setelah datangnya Massimiliano Allegri, hal itu seperti ia tuliskan di otobiografinya.

Ia mulai jarang mendapatkan menit bermain. Dan bahkan setelah dua tahun dilatih, ia lalu disingkirkan.

Allegri yang masuk ke Milan sejak 2010, hanya memainkan Pippo sebanyak 13 kali di dua musim Serie A.

Dalam otobiografinya 'The Right Moment', Inzaghi mengungkap mengapa dia memutuskan untuk gantung sepatu pada 2012.

“Allegri yang mengakhiri karir bermain saya. Faktanya, Milan dan saya telah mencapai kesepakatan pada musim semi 2012 untuk memperpanjang kontrak saya selama satu tahun," tulis Inzaghi dalam bukunya, dikutip dari Football Italia.

Inzaghi berniat untuk bertahan di San Siro guna menjaga suasana di ruang ganti setelah kehilangan beberapa pemain penting dalam waktu yang singkat.

"Saya akan menjadi perekat penting di ruang ganti yang kehilangan Maldini, Pirlo, Nesta, Gattuso, Seedorf dalam waktu singkat," ujarnya.

Filippo Inzaghi
Filippo Inzaghi (zimbio.com)

Namun demikian, keputusan untuk bertahan itu tak sesuai yang diinginkan oleh Allegri, sehingga pada akhirnya Inzaghi memutuskan untuk gantung sepatu.

“Allegri, di sisi lain, menolaknya, dia tidak ingin saya berada di ruang ganti lagi dan mengatakan kepada direktur, meminta agar kontrak saya tidak diperpanjang. Bagi saya itu adalah sebuah pukulan,” aku Inzaghi.

Akhirnya, Inzaghi pensiun di AC Milan pada Selasa 24 Juli, menutup lembaran karir di dunia sepakbola sebagai pemain dengan 288 gol dan 43 assist dalam 624 penampilan di level klub.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas